38

23.2K 2.8K 2.1K
                                    

"Belum tidur?"

Renjun menatap Mark yang baru saja memasuki kamar. Mark menaiki ranjang dan membaringkan tubuhnya disamping Renjun. Renjun memeluk tubuh Mark yang telah wangi.

"Mau tidur?"

"Markeu belum makan"kata Renjun.

Mark tersenyum, dia mendekap tubuh Renjun erat. Dia juga mengusap rambut halus Renjun.

"Tidurlah dulu, Hyung bisa memasak ramyeon"kata Mark.

"Tidak, aku masakkan ya?"

"Tidak, tidurlah. Kau lelah"

Renjun menggeleng. Dia menyamankan dirinya dipelukan Mark.
"Hyung, apa bekerja itu menyenangkan?"tanyanya.

"Tidak. Bekerja itu melelahkan, sangat melelahkan"kata Mark.

Renjun menumpukan dagunya pada dada bidang Mark yang dibalut kaos hitam tipis. Renjun menatap Mark penasaran.
"Ceritakan padaku hyung"katanya.

"Dikantorku sangat membosankan, hanya ada tumpukan berkas yang menggunung yang harus Hyung selesaikan dan...."

Drrrrttt drrrtt ddrrtt

Mereka kompak menatap nakas dimana ponsel Mark berada. Mark mengabaikannya dan mencium pipi Renjun yang masih menatap ponselnya.

"Biarkan saja. Aku sedang tidak ingin diganggu"kata Mark.

Renjun mengambil ponsel Mark dan menggeser tanda hijau setalah menyalakan loud speaker.

"Maaf sajangnim, saat telah mengirim pesan tapi anda tidak membalasnya jadi sayang datang kerumah anda. Sekali lagi maaf, ada berkas yang harus anda pelajari untuk rapat pagi besok. Jadi bisakah anda membuka pintu?"

Renjun menatap Mark yang menghela nafas, setelah berguman Mark bangkit dari ranjang. Dia mematikan sambungan telefon itu dan menatap Renjun.

"Aku pergi sebentar ya"pamit Mark.

"Aku akan membuatkan minum"kata Renjun dengan senyum manis seperti biasa.

"Panggilkan Jeno juga"
.
.
.
.
.
Mark melihat interkom sebelum membukakan pintu. Dia menatap yeoja yang seumuran dengannya dengan pakaian serba putih.

 Dia menatap yeoja yang seumuran dengannya dengan pakaian serba putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Maaf, menganggu waktu anda sajangnim tapi ini penting"katanya dengan senyum manis.

"Kenapa tidak saat berada di kantor sekertaris Lee?"tanya Mark dingin.

"Maaf, tapi saya terburu buru pulang hari ini"

Mark membiarkan sekretarisnya masuk dengan berat hati. Mereka berjalan menuju ruang kerjanya yang berada dilantai satu.

Sekertaris Lee atau yang bernama Lee Naeun itu menatap interior setiap dinding dengan pandangan takjub. Didalam hatinya dia merasa puas karena sebagian rencananya berhasil.

ℝ𝕖𝕟𝕛𝕦𝕟𝕟𝕚𝕖✔️Where stories live. Discover now