Pagi ini tidak seperti pagi - pagi sebelumnya, dimana seseorang telah terbangun dari mimpi indahnya dan menjalankan aktivitas di pagi hari. Sinbi masih betah berada dalam dunianya. Gadis itu sempat bermimpi buruk yang membuat Jungkook terbangun karena panik. Sinbi menangis, tubuhnya gemetar, dan tidak memperbolehkan Jungkook untuk meninggalkannya barang sedetik pun. Hanya satu hal yang ia takutkan sekarang. Sinbi mengalami trauma. Dengan susah payah Jungkook menenangkan sang istri dengan menggumamkan kalimat penenang disertai pelukan hangat darinya.
Jungkook bangun terlebih dahulu. Ia melihat ke arah Sinbi. Dilihatnya gadis itu masih setia memeluknya dengan satu tangan dan satu tangannya masih mencengkram erat piyama pria itu. Jungkook mencoba melepaskan pelukan Sinbi secara perlahan, takut membangunkan istrinya.
"Oppa, mau kemana ?"
See ?
Sinbi seketika tersadar dari tidurnya. Padahal dapat Jungkook lihat gadis itu tidur dengan pulasnya. Ini sedikit aneh. Pikirnya. Jungkook mengelus kepala Sinbi pelan.
"Aku hanya ingin ke bawah. Membuatkanmu sarapan." jelas Jungkook. Tak henti - hentinya ia membelai surai Sinbi seraya mengecupnya sayang.
"Tapi kau janji tidak meninggalkanku. Hanya pergi ke bawah saja ya." perintah Sinbi. Kenapa Sinbi sangat takut seperti ini. Jungkook jadi takut juga dibuatnya.
"Atau kau mau ikut aku ke bawah, hn ?" tawar Jungkook. Sinbi sempat berpikir sejenak. Tak lama kemudian, Sinbi menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Mereka beranjak dari ranjang, berjalan beriringan menuruni tangga. Mereka melihat Jimin yang sudah duduk manis di meja pantry dengan secangkir kopi di tangan kirinya. Tangan kanannya tengah sibuk mengetikkan sesuatu di layar ponsel milik pria itu.
"Oppa.." panggil Sinbi.
Jimin menoleh ke belakang. Dilihatnya Sinbi dan Jungkook yang masih menggunakan piyama sudah berdiri di depannya.
"Kalian sudah bangun ?" tanya Jimin basa - basi.
"Jadi yang kau lihat ini siapa ?" sungut Jungkook.
Sinbi menepuk pelan lengan Jungkook. Di depannya Jimin mendengus keras. Sepagi ini Jungkook sudah membuatnya ingin menonjok wajah bayi pria itu.
"Oppa, kenapa sudah berada disini ?" tanya Sinbi lagi.
"Aku--"
"Ia menginap disini. Dan tidak sopan sekali membuat sesuatu tanpa meminta izin dulu" perkataan Jimin terputus karena Jungkook yang menyelanya. Jimin merotasi matanya setelah mendengar kalimat sindiran dari Jungkook. Jungkook berjalan tanpa dosa menuju dapur untuk membuat segelas kopi untuknya dan segelas susu cokelat untuk Sinbi. Sinbi yang melihat tingkah suaminya hanya menggelengkan kepalanya. Ia memilih duduk di sebelah Jimin.
"Oppa ingin sereal ?" tawar Sinbi pada Jimin.
"Sayang, kenapa kau tidak menanyaiku terlebih dahulu ? Aku juga ingin sereal." protes Jungkook disertai nada manjanya yang membuat Jimin muak.
"Karena ia tamu disini, Oppa." Jimin tersenyum puas mendengar jawaban Sinbi. Jimin sangat berterima kasih kepada Sinbi karena sudah membelanya dari si Jeon menyebalkan Jungkook.
"Lagipula aku akan membuatkanmu juga." lanjut Sinbi.
Sinbi melangkah menuju lemari makanan, mengambil kotak sereal yang tersimpan disana. Kemudian gadis itu mulai sibuk dengan kegiatannya. Setelah Jungkook membuat kopi dan susu cokelat, pria itu memilih untuk menunggu Sinbi di meja pantry dan duduk di sebelah Jimin.
"Hyung, bagaimana dengan bodyguardnya ? Sudah dapat kan ?" tanya Jungkook berbisik.
Jimin mengangguk seusai meminum kopi hangatnya. "Mereka akan datang jam sembilan pagi." jawab Jimin dengan berbisik pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || J.J.K & H.S.B (✔)
RomanceJeon Jungkook Pria berumur 28 tahun yang sangat kaya raya dan karir yang gemilang. Bagaimana tidak, Jungkook adalah tipikal orang yang sangat Workholic. Dunianya hanya berisikan kerja, kerja dan kerja. Bahkan Jungkook tidak punya waktu untuk memiki...