LIR✨45✨

50 4 0
                                    

Tok!! Tok!! Tok!!

Kriet!!

"buruan masuk" ujar angel datar lalu berjalan menuju sofa yang berdekatan dengan jendela kamar.

"gue gak laper" angel memasang wajah masam saat melihat siska membawa sebuah nampan berisi makanan dan minuman kesukaannya.

"lo harus makan. Hidup bukan drama, lo udah kehilangan kevin. Terus lo mau bikin kita kehilangan lo gitu??" sinis siska lalu meletakkan nampan tersebut diatas nakas

"gue.gak.laper" angel mengucapkan setiap kata dengan penekanan.

Ardhan menghela nafas sejenak. Ia tahu angel merasa kehilangan. Karena ia pun juga merasakan hal yang sama. Mungkin jauh lebih berat dari siapa pun.

"kenapa lo manggil kami??"

"cerita"

Siska berdehem sejenak. Meminimalisirkan perasaan gugup yang mati-matian ia tahan.

"cerita tentang apa??" tanya siska serak. Sial!! Seberapa kuat pun usahanya untuk bersikap tenang. Selalu saja berakhir sia².

"masa lalu"

Ardhan menengang ditempat jantungnya betdegup kencang. Apa benar ini waktu yang tepat??

Angel menatap dengan tatapan intimidasi. Tidaka ada lagi aura bersahabat yang keluar dari tubuhnya. Yang tersisa hanya kesedihan dan rasa kecewa. Tentu saja perasaan marah adalah pelengkapnya.

Siska menghembuskan nafas lelah. Sepertinya berpura-pura tidak tahu sudah tidak ada ada gunanya lagi. Angel sudah tahu siapa ardhan dan kevin sebenarnya.

"cerita"

Ardhan mengangguk pasrah. Mata pria itu menatap kedepan. Menerawang jauh untuk menjelajahi masa lalu mereka.

Flasback on

Kevin kecil terbaring lemah diatas brankar dengan berbagai infus yang tertancap ditubuhnya.

"kevin sayang-

"mi angel mana??"

Wanita paruh baya itu menatap sendu kearah sang anak. Bagaimana pun ia harus menjauhkan kevin dan angel untuk sementara waktu.

"angel kan lagi sekolah sayang" rena mengelus lembut kening kevin.

"kalau gitu kevin juga mau sekolah mi. Kenapa kevin gak boleh sekolah?? Padahal kevin lebih tua 2 tahun dibanding ardhan"

"kevin kan lagi sakit. Nanti kalau kevin udah sembuh mami janji bakal ngajak kevin ketemu angel"

Kevin menggeleng keras. Pria kecil itu tetap kukuh pada pendiriannya "kevin maunya sekarang mi"

Rena tidak tega jika harus melihat wajah memelas kevin. Tapi mau bagaimana lagi?? Jika angel dan kevin tidak dijauhkan dengan segera, akan sangat sulit nantinya untuk memisahkan mereka jika kevin akan melanjutkan pengobatan ke belanda.

"mami"

Rena menghapus jejak air mata dipipi kevin. Bukannya tidak tahu, rena tahu jika kevin, angel dan ardhan berpacaran.

Bahkan wanita itu hampir saja tersedak saat kevin dan ardhan menceritakan hal tersebut secara gamblang kepada mereka. Siapa lagi jika bukan rena dan anton.

Rena sendiri tidak ingin membuat kebahagian kevin. Maka ia membiarkan ketiga bocah labil itu berpacaran. Toh juga mereka tidak begitu paham arti memiliki yang sesungguhnya. Begitulah pikir rena.

love is real (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang