32. Memperjuangkan Kembali

4.7K 282 34
                                    


Dengarkan suara Angkasa yaa!!!

~•~


Pada segala juang yang kembali dilahirkan
Pernah ada yang sempat bertahan mati-matian.
Tak pernah menginginkan sebuah perpisahan dijadikan nyata.
Tak ingin kisahnya harus berakhir dengan arah yang berbeda.
Namun, segalanya berubah ketika yang ada hanya luka.

☔☔☔

"Ra, kasih gue kesempatan buat dekat sama lo, ya?"

"Kan, emang udah dekat."

Ray berdecak sebal, "Iya, tapi konsepnya beda. Yang sekarang pakai hati."

"Nggak, Ray. Ini terlalu cepat, aku gak berani buka hati lagi." jawab Raina.

Ray paham rasa takut Raina akan kemungkinan dirinya mengecewakan perempuan itu. Namun Ray hanya ingin Raina memberinya kesempatan dan Ray akan membuktikan bahwa ia tak seburuk yang Raina pikirkan.

"Mungkin saat ini lo cuma masih takut. Gapapa, gue bakal nunggu lo." ucapnya seraya memberikan seulas senyum.

Raina balas tersenyum tipis. Sejujurnya hatinya belum bisa melupakan Angkasa seutuhnya. Tapi Raina juga tak ingin menjadikan Ray sebagai pelarian dari hatinya yang masih terpaut pada Angkasa.

"Ra, kalau lo ada masalah, lo bisa cerita ke gue. Gue itu pendengar yang baik, asal lo tau." ucap Ray diiringi kekehan guna mencairkan suasana.

Raina hanya membalasnya dengan gelengan kepala. Ia tak ingin Ray terbebani atas segala masalahnya.

Setelah itu, keduanya melanjutkan obrolah yang sesekali diselipkan candaan dari Ray yang mampu membuat senyum Raina merekah. Setidaknya Raina masih ingat cara bahagia meski hatinya sedang babak belur.

Tak jauh dari mereka ada Angkasa yang sedang mengepalkan kedua tangannya. Matanya yang memicing tajam menatap keduanya dengan kilatan amarah. Rahangnya mengeras dengan gigi yang bergemeletuk.

Tanpa membuang-buang waktu, Angkasa menghampiri keduanya. Ia tak mempedulikan keadaan kantin yang cukup ramai. Demi Raina, Angkasa bolos di jam terakhir kelasnya. Saat tubuhnya sudah berada tepat di antara keduanya, Angkasa langsung menarik kemeja yang dikenakan oleh Ray.

"Angkasa! Kamu apa-apaan?!" pekik Raina yang diabaikan oleh Angkasa. Laki-laki itu menyeret Ray dan membawanya pergi dari kantin.

Raina mencoba mengejar Angkasa, namun langkahnya yang mungil harus membuatnya sedikit berlari agar tak kehilangan jejak Angkasa.

Angkasa menghentikan langkahnya ketika sudah berada di parkiran. Ia menghempas kasar tubuh Ray.

"Gue peringatin lo buat jauhin Rain dari sekarang!" ucapnya dengan suara meninggi.

Ray tersenyum miring, "Lo gak ada hak buat ngatur gue. Lo gak ingat kalau lo bukan siapa-siapa Rain lagi? Apa lo pikun? Perlu gue ingatin lagi?"

"Berengsek!" maki Angkasa seraya memukul keras-keras tubuh Ray hingga membuat laki-laki itu terbatuk. Karena belum puas, Angkasa juga tak segan-segan memberi bogem mentah di wajah Ray.

Ray yang belum siap justru ambruk di tanah. Melihat itu, Raina memilih turun tangan dengan berdiri di hadapan Angkasa yang sudah memasang ancang-ancang ingin kembali melepaskan pukulannya.

Lengan Angkasa terhenti di udara. Ia mengurungkan niatnya untuk memukul ketika Raina berada di hadapannya.

"Kenapa diam?" tantang Raina.

Rainangkasa #2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang