10. Dark Past

1.8K 275 185
                                    

Pepohonan itu mulai menari-nari seiring pergerakan angin sore itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pepohonan itu mulai menari-nari seiring pergerakan angin sore itu. Dedaunan kering pun mulai berguguran. Semuanya berlomba-lomba untuk mencapai tanah terlebih dulu. Kau tahu rasanya sangat menenangkan.

Sore itu, Seongwoo juga merasa demikian. Setelah beberapa bulan tak berkunjung ke makam sang ibunda, ia akhirnya memiliki kesempatan untuk pergi ke sana.

"Kak Daniel, kenalin ini Mama aku."

Daniel tak tahu harus berekspresi seperti apa. Dia benar-benar tidak tahu jika Seongwoo sudah tak memiliki ibu. Dalam benaknya, Seongwoo pasti memiliki keluarga harmonis dan orangtua yang lengkap sehingga tak heran anak itu sangat ceria.

"Halo tante, saya Kang Daniel." Daniel terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya, "Saya... temannya Seongwoo."

"Kak Daniel marah gak aku ajak ke tempat Mama?"

"Gak kok. Santai aja."

"Kalau gitu kakak duduk di situ dulu aja. Aku mau bersihin tempatnya Mama dulu."

Dengan patuh, Daniel mendudukkan dirinya di rerumputan di samping makam Mama Seongwoo. Diperhatikannya adik kelasnya itu. Dengan telaten ia membersihkan rumput dan tanaman liar yang sudah mulai tumbuh dari sela-sela makam itu.

"Maafin adek ya Ma karena adek baru sempet dateng ke sini." Ujarnya sembari mengelap debu yang mulai menebal menggunakan tisu basah miliknya.

"Selesai!"

Senyum itu masih bisa Daniel lihat dengan jelas. Bagaimana seseorang bisa tersenyum begitu cerah di hadapan makam orang yang ia cintai? Jangan tanya Daniel karena ia sudah lupa bagaimana rasanya mencintai kedua orang tuanya.

"Oh iya-" Si manis mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Ini hasil rajutan adek Ma. Dulu adek paling gak suka kalau Mama ngerajut terus, soalnya Mama suka lupa sama adek. Tapi sekarang adek malah seneng ngerajut hehe. Syal ini adalah hasil rajutan pertama adek jadi Mama maklumin aja ya kalau masih agak berantakan."

Di letakkan syal itu di pinggiran makam sang ibu, "Adek ngerajut syal itu buat Mama biar Mama gak kedinginan. Soalnya di sini gak ada Papa, adek sama kakak-kakak yang bisa meluk Mama."

Setelahnya hening. Daniel masih duduk patuh di tempatnya sedangkan Seongwoo hanya duduk di pinggiran makam Mamanya. Tangannya mulai menebarkan bunga yang tadi ia beli di penjual bunga yang memang selalu berada di sana.

"Nah sekarang Mama udah cantik hehe."

Hening kembali. Seongwoo memandangi makam Mamanya dalam diam. Tangan bergerak untuk mengelus makam itu. Namun senyumnya belum juga luntur. Walau matanya sudah mulai berair, senyum itu masih bertahan di wajahnya.

Daniel melihat itu semua. Ia memilih untuk membuang muka sejenak. Merasa sedikit tak tega dengan pemandangannya saat ini. Ia... hanya tak suka melihat seseorang menangis.

Bad Boy - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang