10

2.1K 124 31
                                    

Pagi... aku update lagi ya. Semoga suka...

____

Andre duduk terdiam di jok mobilnya, tatapan lurus dan pandangannya kosong. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Saat Tiara menjelaskan kondisi Raka yang menangis tiba-tiba dan tubuhnya demam tinggi semalam ada rasa sedih bergelayut memenuhi rongga dadanya. Terlebih ketika tahu Raka terus memanggil ayahnya membuat Andre merasa berdosa pada anak kecil itu.

Apa aku memang harus menyerah Love.
Aku mencintaimu, tapi aku juga menyayangi Raka.

Di tengah pergolakkan hatinya tentang hubungannya dengan Clarissa akan berakhir seperti apa, wajah ceria bocah tampan yang belakangan memanggilnya Om-Papa membuat hati Andre semakin gundah dan di rundung rasa bersalah.

Ia memejamkan matanya rapat, terlalu bingung mengambil keputusan.

Drt drt...

Bunyi dering ponsel menyentak lelaki itu, ia membuka matanya menghembuskan napas kasar. Merogoh ponselnya dan mengkerutkan kening ketika melihat nama siapa yang tertera.

"Hallo Dok."

"....." suara orang di seberang terdengar berat menjelaskan, samar-samar ia mendengar suara tangisan seseorang di ujung telepon.

Dunia Andre seketika runtuh, ia seperti baru saja di tarik paksa masuk ke lubang gelap dan curam.

Brak.

Ponsel di tangannya terlepas, tatapan matanya memanas dan mulai berkabut, bibirnya bergetar kelu, Andre memukul dadanya keras saat ia merasa sesak dan tidak bisa bernapas, tubuhnya lemas ia menjatuhkan kepalanya di atas stir kemudi sambil meraup udara susah payah.

"Pa-Papa." Bisiknya lirih meneteskan air mata.

Tak berapa lama kepalanya mendongak, ia memasukkan gigi dan segera menginjak pedal gas dengan sangat kencang. Mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Dengan wajah yang sudah basah, dan pandangan mengabur Andre memaksa tubuhnya untuk tetap membawa mobil dengan cepat.

Aku mohon Pa. Jangan pergi. Jangan tinggalin Andre Pa.

____

Seorang bocah laki-laki menatap lelaki dewasa di depannya dengan wajah lugu, ia menekuk bibirnya sedikit saat tak kunjung mendapat respons dari lelaki yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.

Arkan Pramudya Angkasa memandang putranya bingung, ia meneguk ludahnya gugup saat ditatap intens oleh wajah polos putranya. Arkan menggaruk tengkuk lehernya salah tingkah. Terlebih wanita cantik di sampingnya pun tampak diam dan tidak berani menatapnya lagi.

"Ayah nggak mau ya?" Tanya bocah itu cemberut.

Arkan menggeleng, "Bukan seperti itu Nak." Bingung.

"Telus kenapa?"

"Kata Lika kalo Laka punya Ayah. Laka tinggalnya harus sama Ayah sama Bunda."

"Ayah sama Bunda kok pisah."

Arkan menggeram sebal dalam hati. Saat nama anak sepupunya itu di sebut oleh putranya. Ia mendengus pelan.

"Ayah--."

"Raka mau tinggal sama Ayah." Dua sosok yang sedang berdebat kecil itu menoleh menatap sepenuhnya kearah Clarissa.

Raka mengangguk semangat, sedangkan Arkan menatap wanita itu bingung. Mengerti tatapan lelaki itu padanya Clarissa hanya mengulas senyum tipis.

"Mau Bunda. Boleh kan Bunda." Pekik Raka antusias. Clarissa menatap wajah bahagia putranya lekat, ia menarik kedua sudut bibirnya hingga melengkung membentuk bulan sabit.

CLARISSA 2Where stories live. Discover now