EMPATBELAS

4.7K 397 5
                                    

"Kamu punya bahan makanan apa aja?" Suara Pak Rama mengejutkan Nada yang sedang menuangkan air es kedalam dua gelas dihadapannya. Lalu sejurus kemudian, Nada mendongak dan mendapati Pak Rama yang sedang berdiri diambang pintu perbatasan dapur bersih dan ruang tamu.

"Nggak tahu, saya jarang masak dirumah. Memangnya kenapa?" Jawab Nada sembari menutup botol dan memasukkannya kembali kedalam kulkas. Namun sebelum menutupnya, Nada sempat melihat bahan makanan apa saja yang ada di dalam kulkas. "Nggak banyak, Cuma ada tempe, telur, sosis, wortel." Lanjut Nada.

"Cuma itu? Bumbunya komplit nggak?" Suara Pak Rama kini kembali megejutkan Nada karena terdengar tepat di belakang telinganya dan membuat Nada sedikit berjingkat.

"Bapak bisa nggak sih kalau ngomong itu jangan ngagetin saya? Udah dua kali bapak bikin saya jantungan." Cicit Nada tanpa membalikkan badan karena kalau ia membalikkan badan, pasti akan sangat aneh saat saling berhadapan dengan Pak Rama. Berada berdua di rumahnya saja membuat Nada sangat kikuk, apalagi berada berdekatan dengan Pak Rama seperti ini.

"Bumbunya ada nggak?" Seperti tidak menghiraukan Nada, Pak Rama kini mulai melihat kedalam isi kulkas dengan mata kepalanya sendiri.

"Nggak sopan Pak, lihat isi kulkas rumah orang lain. Bapak ini dosen tapi kelakuannya nggak kayak dosen." Cibir Nada.

"Loh sekarang kan saya memang lagi nggak jadi dosen kamu. Saya kan sekarang jadi pacar kamu."

"Nggak usah mulai deh, Pak. Inget. Kita lagi dirumah berdua. Kalau ada apa-apa saya nggak mau ya dapet masalah."

"Udah berapa kali saya bilang, saya nggak mau ngapa-ngapain kamu. Saya Cuma pengen masak aja. Soalnya saya laper."

"Kenapa nggak makan aja diluar, atau beli gitu?"

"Kan kamu yang bilang pengen pulang?"

Nada menghembuskan nafas kesal. "Terserah bapak aja deh. Mau masak terserah, mau jungkir balik terserah. Saya mau lanjutin bikin proposal penelitian aja." Dengan begitu, Nada meninggalkan Pak Rama yang masih berdiri didepan kulkas. Ia melangkahkan kaki menuju ruang tamu sembari membawa kedua gelas yang telah diisi penuh dengan air es. "Minumannya saya bawa ke ruang tamu." Ucap Nada sedikit keras agar Pak Rama bisa mendengar suaranya.

***

Perkuliahan di semester enam dan di akhir semester tentunya membuat semua orang pusing tujuh keliling. Beban yang dipikul mahasiswa sangat berat. Mulai dari kuliah yang masih berjalan, proposal penelitian tugas akhir yang harus segera diurus, dan juga persiapan KKN yang akan dilaksanakan setelah semester ini berakhir.

Dari awal semester Nada memang sudah mengetahui kalau semester ini akan sangat berat baginya. Jadi Dia sudah mewanti-wanti dirinya untuk selalu mengerjakan apa yang bisa Ia kerjakan saat itu juga. Berkaca pada semester lalu, Nada sedikit kewalahan di akhir semester karena banyaknya tugas yang diberikan para dosen untuk mengganti pertemuan yang ditunda. Untuk semester kali ini, Nada tidak boleh keteteran seperti waktu itu. Maka dari itu, semester ini Nada akan langsung mengerjakan tugas yang diberikan agar tidak menumpuk.

Seperti saat ini, Nada terlihat sangat serius dihadapan laptopnya sembari mencatat poin-point pembahasan yang akan Ia tulis disebuah esai mata kuliah Politik Kerjasama Internasional mengenai transparansi pada kerjasama internasional. Tugas ini sudah diberikan beberapa hari lalu, namun Nada baru menyentuhnya sejak tiga puluh menit yang lalu karena semalam Ia tidak bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan esai nya.

Saking seriusnya Nada membaca sebuah jurnal berbahasa inggris, Nada sampai tidak sadar kalau Pak Rama sudah duduk diatas sofa disamping kirinya. Sedangkan Nada kini duduk lesehan di lantai.

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Where stories live. Discover now