Masih musuhan

2.2K 262 31
                                    

Sudah seminggu Mirae mengabaikan Hyunjin. Dan sudah seminggu pula Hyunjin uring-uringan karena Mirae belum memaafkannya.

Hampir setiap waktu dia selalu meletakkan sticky note, entah itu didepan buku Mirae, dimeja belajar Mirae, bahkan diloker milik Mirae.

Kenapa sticky note? Harusnya Hyunjin meminta maaf secara langsung, kan?

"Gimana gue mau minta maaf, kalo setiap Mirae liat gue, gue dicuekin." – Hyunjin.

Sekarang saja, Hyunjin tengah melihat Mirae dan Minho jalan berdua kekantin. Tertawa, mengobrol, bercanda.

Tadi sebenarnya Oh Mirae sempat melihat Hyunjin beberapa saat, tapi gadis itu langsung mengalihkan tatapannya kearah Minho.

Hyunjin ingin marah sebenarnya, tapi disini memang dirinya yang salah.

"Minta maaf aja langsung kalo saran gue Jin." – Felix memberi saran.

"Lo liat sendiri tadi, dia langsung buang muka tiap liat gue, Lix." – Hyunjin berujar pasrah.

"Ntar pas pulang Lo ajakin beli apa gitu, biasanya cewek suka digituin." – Beomgyu.

Sudah sering Hyunjin menggunakan cara itu, tapi tetap tidak berhasil.

Harusnya Hyunjin sadar, bahwa saudari nya itu berbeda dengan perempuan lain. Yang biasanya perempuan jika dibelikan sesuatu sudah memaafkan, sedangkan Mirae belum sempat dibelikan, tapi dia sudah tertolak.

Bahkan Jirae jadi ikut kurang suka kepadanya.

-oOo-

"Mirae."

Oh Mirae menoleh setelah menutup pintu lokernya, dan dibelakangnya ada saudara laki-lakinya, Hyunjin.

Tanpa basa-basi, gadis itu langsung pergi dari sana. Tidak ingin berlama-lama melihat muka Hyunjin yang terlihat sangat menyebalkan.

Baru ingin melangkah, tangannya sudah ditahan oleh Hyunjin.

"Gue minta maaf." – Ujar Hyunjin cepat.

Mirae tampak menghembuskan nafasnya pelan. Lalu melepaskan tangan Hyunjin yang masih menahan pergelangan tangannya.

"Gue sibuk."

Setelah mengucapkan dua kata itu, Mirae langsung pergi dari hadapan Hyunjin.

Hyunjin mengacak rambutnya frustasi. Dia kesal dengan dirinya, dia marah. Harusnya dia tidak membiarkan Mirae sendirian dimall. Harusnya dia membela adiknya didepan mantannya. Harusnya—

-oOo-

"Mi! Disuruh turun buat makan!"

Mirae melepaskan airpod sebelah kirinya, "Apa?"

"Makan!" – Jawab Jirae dari depan.

Mirae langsung keluar dari kamarnya dan berjalan duluan kemeja makan.

Sehun memandangi kedua putri kembarnya itu dengan sorot mata hangat.

"Ayo duduk disini."

Mirae menurut saja duduk disebelah Sang Ayah, sedangkan Jirae duduk disebelah Mirae.

Drrtt... Drrtt...

Baru ingin memulai obrolan hangat dengan kedua putrinya, handphonenya sudah bergetar karena telfon masuk.

"Sebentar, papa angkat ini dulu."

Seisi meja makan mengangguk. Lalu kepala keluarga keluar dari ruang makan.

Mirae cepat-cepat menghabiskan makan malamnya, tidak ingin berlama-lama diam disana.

Uhuk!

"Ini minum dulu." – Hyunjin berujar sambil ngasih gelas air minum punya dia.

Tapi ditolak sama Mirae.

Minho melihat itu langsung memberikan gelas air minum miliknya kepada Mirae. Dan diterima.

"Ma, Mirae kekamar duluan, ada tugas."

Yoona sebenarnya ingin menahan, tapi mungkin tugas sekolah anak bungsunya itu memang banyak.

































Up nihh!!!

Berapa lama ya aku udah nggak up book ini:')

Maaf, tapi aku nggak suka banget sama sider
Yang baca 500an lebih, yang ngevote cuma 100:')

Suckid hati aqu gaid.

Harusnya sekarang belum up, karena votenya belum sampai 120 vote, tapi karena aku kangen sama komenan kalian...

Jadilah sekarang up!!

Itu curahan hati seorang author:))

Next?
130 vote

🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

Brother Where stories live. Discover now