Bab 18

19 4 0
                                    

Azalea akhirnya bisa pulang dengan keadaan yang begitu buruk,  bau amis dari telur bercampur dengan air kotor membuatnya merasa jijik dengan tubuhnya sendiri. Dia tahu,  semua ini karna kesalahan ibunya dan juga dirinya.  Tapi pantaskah mereka memperlakukan anak usia enam belas tahun seperti ini? Dia masih terlalu muda untuk mendapat hantaman batin yang begitu keras.

“Aku bahkan tidak pernah melawan kalian,  tidak pernah mengganggu kalian! Tapi kenapa kalian begitu tega kepadaku, “ tangisnya di dalam mobil.  Dia pulang jauh lebih lambat dari teman-teman yang lain. Beruntung mang Ujang menemukan Azalea yang tengah kepanasan di lapangan belakang sekolah dan langsung menolong gadis itu.  Jika tidak, mungkin malam ini Azalea akan menjadi penunggu sekolah semalaman.

“Kapan ini semua berakhir Tuhan?” tanyanya kepada Tuhan,  dia benar-benar merasa sangat lelah dengan semuanya yang terjadi di kehidupannya.

Azalea melesatkan mobilnya menuju garansi,  sejak pagar rumahnya dia rusak sampai sekarang belum juga ibunya memperbaiki,  hingga memudahkan Azalea yang tengah berada dalam emosi yang begitu besar.

Dia lalu keluar dari dalam mobilnya,  saat telah menaruh mobilnya di garansi.  Semua pelayan yang melihat nona kecilnya keluar dalam keadaan yang sangat berantakan terkejut setengah mati. Pasalnya nona kecilnya itu orang yang suka akan kebersihan  diri,  tapi sakarang yang dia lihat adalah tubuh kotor dan berbau dari majikannya..

Azalea lalu melewati para pelayannya yang menatap dirinya begitu kaget.  Dia sedikit berlari kecil untuk segera sampai di kamarnya.

Namun,  saat membuka pintu untuk ke ruang tamu utama,  dia mencium bau wangi bunga tujuh rupa.  Dia menyeregit bingung,  tidak biasanya  rumahnya mengeluarkan aroma seperti ini.  Lalu dia melihat ada asap samar pula dari kamar ibunya.

Bau kemenyan juga menusuk indra penciumannya. Lantas karna penasaran,  gadis itu lalu mendekat ke arah bau kemenyan dan bunga yang mengusuk indra pebenciumannya.
.
Bau kemenyan itu ternyata berasal dari dalam kamar ibunya,  kamar yang tidak pernah Azalea tahu bagaimana bentuknya,  semenjak lima belas tahun lalu. Dia merindukan ibunya yang dulu.  Ibu yang menyayangi dia,  dan yang selalu mengajarkan kebaikan kepadanya.

Perlahan sayup-sayup,  dia mendengar sebuah suara tantang hal aneh yang di ucapkan ibunya. Seperti percakapan dua orang,  tapi hanya ada suara yaudahlah,  tinggal lakukan saja gumbalmu.

Azalea memutar handel pintu,  semua orang yang di melihat Azalea,  ingin masuk dalam kamar ibunya.

“Prama siva tattana sukmo Melani...”

“Cukup!” Azalea berteriak agar semua ucapan ibunya batal.

Tentu saja teriakkan Azalea membuat Merisa berjolak kaget.  Dia menatap tajam putrinya,  dia telah susah-susah menghadirkan para Hantu di sini.

“ cukup bu cukup! Apa yang akan ibu lakukan dengan tetangga kita, apa Ibu akan mengambil Melanie juga? Tidak lelahkah Ibu dicaci. “

Azalea,  memang mengenali Melani yang ingin ibunya bunuh juga,  entah kenapa ibu malah memilih anak SMP yang baru saja dewasa,  baru saja menginjak jengjang yang akan membuatnya menjadi dewasa di kemudian dengan gampangnya ibunya mau menjadi pelenyap mimpinya.

“Dia yang terus menghinamu kan di sini?” Merisa malah berbalik tanya Kepadanya.

Tidak semua itu salah, Melanie tidak pernah mengganggu Azalea sedikitpun, bahkan terkadang Melanie selalu menemani Azalea ketika dirinya sedang sedih berada di taman. Semua adalah kesalahan ibunya yang suka nyinyir tidak jelas ibunyalah yang sering menghina Azalea bahkan dia tidak pernah takut untuk Menghina Azalea di depannya pas.

“Bukan salah Melani bu!”

Azzalzalah tak ingin ibunya melakukan tumbal yang selanjutnya. Dia ingin ibunya segera melepas semua yang ada disini melepas kekayaan kecantikan, Azalea tahu hidup lebih menyenangkan jika kita bersama dengan orang yang kita sayangi titik dan Melani pun juga berhak mendapatkan semua itu Dia memiliki keluarga kamu cinta sama teman bahkan sahabat.
.
“Cukup membuat orang lain menangis Bu! “mohon Azalea,  kepada ibunya agar menyudahi semua ini.
“Berhentilah mencampuri urusan ibu Lea!” Merisa begitu mara keoada putrinya,  dia sangat marah dengan kelakuan putriya terus-menerus seperti ini.

Mendengar ucapan dari ibunya membuat Azalea sangat kalut, dia tidak menyangka ternyata ibunya memiliki sifat yang begitu keras kepala seperti ini. Sungguh Azalia sangat malu memiliki Ibu yang seperti itu ibu yang tak pernah merasakan bagaimana jika anaknya ikutan mati dengan cara mengenaskan yang seperti itu. Azalea menatapnya wangi bundanya, mengisyaratkan semua rasa kecewa lewat tatapan itu. Rasa sesak yang sejak siang dia pendam dari sekolah-sekolah memuncak saat ini juga.

“Oke terserah Ibu,  kau memang tidak pernah punya hati! “ Azalea lalu berlari menuju kamarnya,  dengan derai air mata yang semakin deras. 

Azalea langsung berlari menuju kamar mandi di dalam karmarnya. Dia membasahi tubuhnya langsung sembari berteriak di sana.  Beruntung kamarnya kedap suara, jadi berterika seperti apapun tidak akan ada yang mendengarnya.

Dia melihat penampilannya yang sangat berantakan,  cairan lendir telur perlahan jatuh di lantai kamar mandi karna guyuran sofwer.

Dia lalu mengingat tentang semua perkataan ibunya,  dan tidak pernah Azalea sangka ternyata setiap ritual pengambilan tumbal di lakukan di rumah ini.

“Apa segitu berartinya uang bagimu Bu?l keluhnya pada diri sendiri.

Sesaat saat dia menangis di kamar mandi,  gadis itu berpikir bagaimana dia bisa hidup tenang tanpa berkaitan dengan ibunya. Dan tibalah satu ide muncul di pikiranya,  tapi gadis itu merasa tidak yakin.  Entah semuanya bisa dia lakukan bagaimana caranya.

Kabur!  Adalah pilihan yang menurut Azalea sangat tepat.  Dia memang harus kabur dari rumahnya untuk menenangkan diri dan juga melupakan semua hal yang sangat membuatnya tauma.

“Ya, akan aku memang harus kabur,” ucapnya mantab dan langsung mempercepat kegiatan mandinya.
.
Azalea lalu memasukkan semua barang-barangnya dalam koper kecil. Dia membawa sema hal penting yang sekiranya akan dia butuhkan.  Tak lupa uang tabungan cash miliknya yang berada di bawah banta itu semuanya.

Saat melihat bingkai foto dirinya dengan sang ibu,  hati dia terasa sakit melihat kenangan yang sangat indah itu.  Nyalinya akan kabur mendadak menciut karna satu foto itu.

Namun,  tetap Azalea tetap ingin pergi dari rumah neraka ini.  Dia sudah tidak sanggup untuk bertahan lebih jauh lagi.

“Maafkan aku Bu, tapi semua ini terlalu keji untuk kuhadapi sendiri.”

Azalea lalu memasukan semua barang keperluar sekolahnya untuk dia bawa,  dia tidak ingin menjadi bodoh karna tidak dapat belajar. Toh semua tugas di zaman sekarang bisa di selesaikan dengan media online.

“Oke semua sudah beres.” Azalea lalu menatap sekeliling kamarnya untuk tanda perpisahan karna dirinya tidak akan mungkin untuk kembali lagi kerumah ini..

“Jam dua belas malam aku harus berangkat.” Semua rencana telah Azakea matangkan tinggal puncak rencananya yang kabur.

ODOC30# DAY 18
2. Mei 2020

Cinta Khayalan ✔️Where stories live. Discover now