Jangan pergi

19.1K 1.8K 7
                                    

Senayan City, 21.55

"Seru banget kan filmnya, aku bilang apa. Kamu udah underestimate aja awalnya" ujar Andra setelah kami selesai menonton film action yang ia nanti-nanti. Aku awalnya memang menganggap film ini membosankan, karena pasti banyak bicara daripada actionnya. Ternyata aku salah.

"Hahaha iya ndra.. kamu suka banget ya film-film kayak tadi?" Tanyaku. Ya aku harus bisa mengenal Andra lebih jauh, apa saja kesukaannya, apa hobinya, rumahnya dimana. Daerah rumahnya aku sudah tahu, tapi aku belum tahu persis dimana rumahnya. Semoga aku bisa diajak kesana untuk dikenalkan dengan orang tuanya. Mari kita Amin kan!

"Kamu mau makan dulu sebelom kita pulang?" Tanyanya. Ah iya makan sate taichan pasti enak, aku sudah lama sekali tidak makan ini.

"Makan sate taichan yuk Ndra.. enak pasti malem-malem makan pedes-pedes gini" ujarku.

"Hahaha no way fatia. Makan salad aja ya? Mau cari salad buah? Atau kita cari tukang jus ya. Itu lebih baik" ujarnya. Benar saja aku lupa aku pergi dengan Andra!!! Seorang dokter yang menjadi konsultan Diet dan seorang pemilik Body Fit. Ahiya aku lupa menanyakan mengenai kepemilikan Body fit. Bisa-bisanya dia gak kasih tau aku, kan aku bisa minta potongan harga.

"Hmm okay okay.. aku lupa kalo aku sedang kencan dengan seorang dokter" jawabku dengan mula melas.

"Lucu... jadi kita kencan nih? Aku suka denger kata-kata itu" ujarnya sambil mencubit pipiku. Ah bikin aku salah tingkah aja. Ia pun menggandeng tanganku menggiringku menuju parkiran mobilnya.

"Fatia...." panggil seseorang, aku kenal suara ini. Kenal sekali.

"Loh ini siapa?" Tanya wanita paruh baya didepanku.

"Ma..." panggil seorang pria yang sangat-sangat kuhindari. Ya dia adalah Jiho. Dan ibu paruh baya yang memanggilku adalah ibunya Jiho.

Aku segera melepaskan genggaman tangan Andra. Aku merasa sungguh tidak enak dengan Andra disini. Wajah dia pun terlihat sangat bingung.

"Ini siapa fatia?" Tanya ibu Jiho sekali lagi.

"Mama.. kok ga bilang ke Jakarta?" Aku memilih mengalihkan pertanyaannya.

"Iya mama baru sampe tadi siang, lalu Jifari ajak mama makan ke mall. Mama tanya kemana mantu mama si Fatia, kata Jifari kamu lagi sibuk" jawab mama. Ah kenapa dia sebut kata 'mantu'. Aku melirik ke arah Andra, wajah dia terlihat cukup tenang, tapi dia meliriku dengan penuh tanya.

"Maaa.. ayo pulang" ajak Jiho kepada ibunya.

"Ayo ajak fatia bareng ya, eh mama belum puji kamu ya.. cantik banget mantu mama sekarang nih. Kamu kurusin badan mau fitting baju nikah ya sama Jifari?" Tanyanya dan mengagetkanku. Aku melirik kearah Jiho, dan dia memasang wajah melasnya.

"Maa.. ayo udah pulang kita bicara dirumah aja" ajak Jiho.

"Ayo fatia sayang.." ajak mama Jiho menarik tanganku. Dan Andra tiba-tiba juga menarik tanganku, dan mulutnya bergumam 'Jangan Pergi'.

Tentu aku akan memilih Andra, tapi aku sungguh tidak enak hati dengan Ibunya Jiho yang selama ini ku anggap sebagai ibu ke duaku. Dia sangat baik kepadaku, saat Jiho tidak peduli dengaku.

"Mama duluan aja ke mobil, fatia ada urusan sebentat ya ma" pintaku dan Ibunya Jiho mengiyakan dan masuk ke mobil Jiho bersama Jiho.

"Andra..." jawabku lesu. Aku sungguh tidak enak hati dengan Andra.

"Jangan pergi fatia" ujarnya. Aku melihat manik mata Andra, ada raut amarah disana.

"Aku minta maaf andra.. aku mohon kamu mengerti, aku harus menyelesaikan ini semua" jelasku.

"Lalu kamu mau apa?" Tanyanya.

"Aku pulang bersama Jiho dan ibunya, aku harus jelaskan semua ke Ibunya Jiho. Aku minta maaf.. " ujarku. Sungguh aku mau menangis juga saat ini. Aku tidak mau Andra menjauhiku, bahkan hubungan kami belum resmi saat ini.

"Iya.. silahkan" ujarnya dan ia segera masuk ke mobilnya dan tidak berbicara apapun lagi denganku. Ia segera melajukan mobilnya meninggalkanku. Mengapa nasipku sesedih ini, YaTuhan.

"Fatiaa..." panggil ibunya Jiho. Oke aku harus menyelesaikan semuanya.

Aku berjalan menuju mobil Jiho, mobil yang sering mengantar jemputku selama ini.

Fat is ME [COMPLETED]Where stories live. Discover now