Chapter 30

136K 3.6K 59
                                    

Happy reading😘

________________________________

Ken beranjak untuk mandi, sebelum nyonya besar mengomel lebih panjang.

Selesai dengan kegiatan mandinya, ken menghampiri sang mama yang sedang asik menonton tv. entah apa yang di tertawakan sampai-sampai ken yang sudah duduk di sampingnya diacuhkan.

" Maa " panggil ken

Yang dipanggil tak menghiraukan, malah asik ketawa ketiwi melihat tayangan di televisi.

Ken yang kesal pun mematikan saluran televisi dan berpura-pura sibuk memainkan handphone agar kelakuannya tadi tidak diketahui oleh sang mama. Tapi nyatanya.

" Kenapa di matiin sih ken?" tanya mamanya geram

Ken pura-pura tak mengerti apa yang dibicarakan oleh mamanya.

" Jangan pura-pura gak tau, mama lihat kamu matiin televisinya " kata mama mendengus

Ken meringis, ternyata penglihatan mamanya lebih tajam. Padahal ken mengambil remot tv secara diam-diam dan mematikannya pula begitu. Tapi sayang sekali, nyonya besar mengetahui hal itu.

" Mama sih anaknya dirumah malah dicuekin "

" Halah, kamu tadi juga begitu ke mama " kata mama

" Bales dendam nih ceritanya " kata ken terkekeh pelan

Mama membuang muka, lalu beranjak meninggalkan ken seorang diri.

" Ma, mau kemana? " tanya ken berteriak

" Mau kedapur "

" Bawain ken minum " kata ken masih dengan teriakannya

" Ambil sendiri, punya kaki kan "

Ken mendengus kasar, mamanya bisa saja membuat ken bungkam. Mau tak mau ia beranjak menyusul kedapur, karena tenggorokannya benar-benar terasa kering.

Setelah menenggak segelas air putih ia beralih menatap mamanya yang sibuk menyiapkan sesuatu entah itu apa.

" Mama ngapain sih? " tanya ken penasaran

" Nanti ikut mama keluar "

" Males " kata ken acuh

" Heh kamu ini, udah ikut aja " kata mama melotot

Ken memutar bola matanya, dan melenggang pergi dari dapur.

Ia merebahkan tubuhnya diranjang dan menatap langit-langit rumahnya, vani sedang apa , batinnya resah.

" Keeen, siap-siap sanaaaa "

Baru saja matanya hendak terpejam harus ia urungkan karena teriakan sang nyonya besar.

Ken mendengus tapi tak ayal ia menuruti ucapan mamanya untuk bersiap-siap.

¤♥¤

Sudah ken duga sebelumnya, mamanya yang tiba-tiba mengajaknya keluar ternyata untuk hal ini.

" Ken kenalin ini anaknya tante sonya, dia seumuran kamu loh " kata mama antusias

Ken hanya menatap tajam wanita yang mengulurkan tangan untuk berkenalan dengannya ini.

Ken mendecih dalam hati, lihat saja dandanannya sudah seperti jalang. Baju terbuka dan rok yg sangat minim, seksi saja tidak. bagusan vani kemana-mana.

Mengapa ia membandingkan vani dengan wanita ini, jelas saja vani berbeda.

Deheman sang mama mampu mencairkan suasana yang sedikit absurd tadi. Bukannya ken tidak sadar jika mamanya tengah menatapnya tajam saat ini.

Ken mendesah dalam hati, ia menerima uluran tangan wanita di hadapannya ini agar macam disampingnya tidak mengamuk. Katakanlah ken kurang ajar menyamai mamanya seperti macan tapi seperti itulah kenyataannya.

Mamanya akan mengamuk jika ken tidak menuruti keinginannya, mengamuk alias marah-marah. Dan ken sangat benci mendengar segala macam omelan yang keluar dari mulut mamanya.

" Maaf ya jeng, anaknya memang begitu." kata mama tertawa pelan

" Ah gakpapa jeng "

Ken makan dalam diam tanpa melirik wanita dihadapannya ini. Ia sungguh muak berada disini. Suara pintu berdenting mengalihkan perhatiannya, ia melotot melihat orang yang baru saja memasuki restaurant.

¤♥¤

Vani yang sedang berleha-leha dikamarnya harus menghentikan aktivitas itu karena seseorang datang.

Senyumnya mengembang, ternyata yang bertamu itu al.
" Habis dari mana Al? " tanya vani yang sedang berjalan mengahampiri Al.

" Dari apartement, sengaja mau ketemu kamu " kata al tersenyum manis " Makan diluar yuk " imbuhnya lagi.

Vani mengerjapkan matanya beberapa kali, ia sungguh terkejut dengan ajakan Al yang tiba-tiba.

" Malah bengong, ayoo "

" Eh iya, bentar siap-siap dulu" kata vani

Al mengangguk mengiyakan. Setelah vani selesai bersiap, mereka berdua pergi kesalah satu restaurant pilihan Al.

" Ayo masuk " kata Al menggandeng lengan vani menyeretnya masuk ke restaurant itu.

" Al, aku bisa jalan sendiri tau " kata vani menggerutu, pasalnya ia sekarang seperti anak kecil yang berjalan saja harus dipegangi.

Al terkekeh dan melepaskan gandengannya akan tetapi tangannya beralih merangkul bahu vani.

" Kalo gini bolehkan " kata Al menaik turunkan alisnya.

Vani hanya tertawa pelan. Mereka berdua berjalan bersamaan memasuki restaurant. Baru saja ia melewati pintu masuk, kakinya terhenti. matanya harus bertatapan dengan laki-laki yang telah mengacaukan hidupnya beberapa hari belakangan ini.

Kenapa dunia ini sempit sekali, mau makan berdua bersama Al saja harus bertemu dengan ken. Dimana-mana ada ken. Tidak bisakah hidupnya tenang tanpa melihat laki-laki itu.

Vani mememutuskan tatapan itu, dan melenggang mengejar Al yang sudah berjalan lebih dahulu.

Mereka berdua duduk tidak jauh dari tempat ken berada, vani berdecih dalam hati melihat ken yang masih manatapnya.

Vani mengalihkan pandangannya setelah mendengar suara Al.

" Mau makan Apa an? " tanya al yang sedang memperhatikan daftar menu.

" Samain aja Al "

_________________________________

Mon maap ga update dari kemaren-kemaren. Baru kelar UTS 😪
Yg nanyain authornya mati apa enggak, ini author masih napas.

Author juga Lagi demen-demennya nonton drakor jadi mon maap banget nih kalo kegantung ceritanya🙏

Dan tolong dong jangan jadi sider, sedih banget viewnya bnyak tapi yang vote engga sama banyaknya😓




Dosen Is My Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now