Noķerts

14K 1.8K 46
                                    

Perhiasan dan uang sudah tertata rapi di dalam buntalan kain yang aku buat sedemikian rupa menyerupai tas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perhiasan dan uang sudah tertata rapi di dalam buntalan kain yang aku buat sedemikian rupa menyerupai tas. Aku tidak membawa baju satupun, karena baju nona bangsawan tidak ada yang sesederhana kaos oblongku dulu. Sungguh akan merepotkan jika dibawa. Aku saja sekarang memakai gaun sederhana milik Doga.

Malam ini aku memutuskan untuk kabur. Sangat tidak sudi aku menikah dengan pria tua buncit beristri 9, lebih baik tidak menikah seumur hidup, cih.

Tidak lupa aku mengajak Doga juga. Aku tidak mau kepalanya dipaksa lepas dari tubuhnya sebab aku yang melarikan diri dari rumah.

"Nona, apa kita akan baik-baik saja?" Mata Doga sedikit bergetar. Aku tahu akan kekhawatirannya itu, bagaimanapun malam ini akan menjadi malam yang menegangkan.

Tanganku mengikat kain yang menutupi setengah wajahku. "Tenang saja Doga, semua akan berjalan sesuai rencana. Cepat pakai cadarmu."

Keamanan kediaman marquess ini tidak terlalu ketat, hanya ada satu dua penjaga yang setiap 15 menit sekali akan memeriksa keadaan sekitar. Waktu yang cukup untuk keluar dari kediaman ini.

Menghela napas, menguatkan tekad, tanganku membuka jendela. Aku menganggukkan kepala menatap Doga. "Siap?"

"Si-siap nona."

Aku mengulurkan kain yang sudah aku sambung untuk aku gunakan turun dari kamar yang terletak di lantai dua. Perlahan-lahan aku menurunkan tubuhku dan, hap, kakiku menapak ke tanah berumput dengan selamat.

Giliran Doga untuk turun. Dia tampak masih sedikit ragu, tapi demi menyelamatkan kepalanya dia harus ikut denganku. Naas, kurang sedikit lagi sampai bawah, tiba-tiba ada tai burung yang jatuh ketangannya, dia reflek melepas pegangan dan jatuh dengan bunyi gedebug.

"Agh."

"Astaga, Dog," suaraku berbisik khawatir. Dari arah kanan terdengar suara kaki mendekat.

Aku panik.

Mampus, penjaga.

Aku buru-buru menyeret Doga berlawanan arah dengan datangnya suara kaki penjaga itu. Kami berlari tersendat-sendat. Sedikit lagi kami akan sampai di gerbang belakang, gerbang yang lebih kecil dari gerbang utama kediaman. Kalau kata Doga, gerbang belakang jarang dilewati oleh penjaga dan pelayan karena gerbang tersebut langsung mengarah ke hutan.

Tanganku mendorong gerbang yang sudah berkarat. Sekali lagi aku menengok ke belakang untuk memastikan tidak ketahuan penjaga dan memandang kediaman marquess, senyumku terbit. "Pusing-pusing lah kalian mencariku." Aku tertawa bahagia.

Pepohonan berdiri acak dengan ranting yang memiliki sedikit daun. Guguran dedaunan menumpuk menutupi tanah. Di sini ternyata ada musim gugur juga?

"Ada berapa musim di sini, Dog?" tanyaku yang sedang mengikat kain untuk menutup luka Doga.

"Nona tampak aneh setelah jatuh ke danau, seperti orang asing yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia ini."

Memang.

AtgrieziesWhere stories live. Discover now