20) Kurohige

2.8K 462 198
                                    

"Ha ha ha! Lihatlah mereka masih berdiri! Bunuh sampah-sampah itu! Kota ini bukan untuk pengecut!" sorak para pengikut Bellamy di dalam bar.

Di hadapan (Nama), tubuh dari pemuda topi jerami dan pendekar pedang yang dia kenal, telah bersimbah darah. Keduanya menolak untuk melawan serangan dari Bellamy dan komplotannya. Dengan berdiri tegap, Luffy dan Zoro menerima hantaman senjata tanpa mengerang. Mata keduanya memandang lurus pada bajingan-bajingan yang menjadi kaki tangan Bellamy.

(Nama) tahu bahwa Luffy adalah pemuda yang keras kepala, tetapi yang mengherankan, bahkan seorang Zoro juga tidak membalas perlakuan komplotan itu. Menarik belati dengan perlahan, (Nama) mulai mengira-ngira kadar kesetiaan Zoro.

"Luffy! Zoro! Kenapa kalian diam saja?! Lupakan janji kalian dan hajar mereka!" seru Nami yang sudah kehilangan kesabaran melihat nakama-nya terluka parah. Navigator itu menggenggam topi jerami milik Luffy dengan erat.

"Prinsip untuk tidak melawan. Kalian memegang prinsip itu," ucap Bellamy yang kemudian menegak cangkir sake. "Sudah kukatan, Era Bajak Laut telah hancur. Sekarang adalah Era Baru bagi para orang-orang kuat. Manusia lemah sepertimu yang tidak punya harga diri, tidak pantas mengisi kepalamu dengan mimpi. Kau tidak ada bedanya dengan serangga!" caci Bellamy.

Pemuda pirang itu lantas berdiri dengan membawa sebotol sake. Menyemburkan sake tepat di depan wajah Luffy dan Zoro yang dia anggap sebagai pecundang. Bellamy segera memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi mereka.

Buak!

Salah satu bawahan Bellamy mulai menendang wajah Zoro. Sementara yang lain, menghantamkan kepala Luffy di jendela bar hingga serpihan kaca menancap pada kulit diwajahnya.

"Apa yang harus kita lakukan pada anak Yonkou ini?" tanya seseorang, menuding (Nama).

"Lakukan sesukamu," tandas Bellamy. Setelah melirik ke arah (Nama), dia kembali duduk di kursi.

Buak!

Seseorang memukul kepala (Nama) tanpa ampun, hingga membuatnya tersungkur. Pukulan lain dari botol sake juga melayang tepat di belakang kepalanya.

Wajah Nami berubah ngeri. "(Nama)! Kau bilang akan melawan mereka! Cepat lakukan!"

(Nama) terbaring di atas lantai seperti orang tolol. Dia memang ingin menghunjamkan belatinya dan merobek mulut-mulut bedebah itu. Tetapi, tubuhnya tidak dapat digerakkan seperti perintah Nami. Kenyataan yang terjadi saat ini, (Nama) tengah terpukau akan sikap Luffy yang memegang teguh sebuah keyakinan. Dan dia tidak memungkiri, bahwa kepatuhan Zoro pada sang kapten, juga sudah memikat ketertarikannya.

Nami kalang kabut seorang diri. Dia memutuskan untuk menghampiri Kapten Mugiwara terlebih dahulu, karena hanya Luffy yang dipercaya untuk menyelesaikan pertempuran tidak adil ini.

"Argh!" rambut (Nama) dijambak. Selanjutnya, wajah menawan itu dibenturkan pada lantai kayu hingga menimbulkan derik. Paku yang mencuat dari lantai, menggores dagu (Nama) sangat dalam.

"Aku sangat ingin mencabik pakaiannya!" seru bajak laut lain. Mengayunkan pecahan botol pada pakaian (Nama), dia berhasil menyobek bajunya hingga hampir memperlihatkan bagian dada.

"Oi," panggil Bellamy. "Jangan menelanjanginya di depanku. Aku bisa muntah."

Mendapatkan peringatan itu, bawahan Bellamy mendadak menjauhkan tangan. Satu pun dari mereka tidak ada yang berani menyentuh (Nama) lagi.

Seorang kaki tangan Bellamy bernama Sarquiss mendekat pada Nami. "Kalau kau mengikuti mereka, kau akan mati. Lebih baik aku membelimu. Sebutkan berapa hargamu?"

Nami yang mencoba untuk membangunkan Luffy menoleh pada Sarquiss. "Kau tadi bilang ingin membeliku? Maaf saja, bergabung dengan bajak laut keparat seperti kalian akan membuang-buang bakatku!" sentak Nami.

The Last Journey [One Piece x Reader]Место, где живут истории. Откройте их для себя