part 15

138 10 0
                                    

alnord menggandengku melangkah masuk kedalan gedung bioskop. ya tadi pagi kuputuskan untuk tetap keluar berkencan bersama alnord dan meninggalkan mas arra. walaupun aku melihat wajah kekecewaan dari mas arra karena aku juga menolaknya untuk diantarkan. entah dapat bisikan dari mana semakin lama aku semakin ingin bertemu dan melihat wajah tampan milik alnord.

"ya, kamu pengen nonton film apa?"tanya alnord. "mau yang aktion, horor, roman atau..." lanjutnya yang menggantung ucapan terakhirnya. aku memandangnya bingung sedangkan dia memandangku dengan mata menggodanya.

"atau...." tanyaku penasaran. alnord lebih mengerat pelukannya.

"atau didalam mobil aja."

"ngapain?" tanyaku bertambah bingung dengan keinginannya.

"bercinta." jawab alnord mengedip ngedipkan matanya sambil tersenyum mesum kearahku.

segera kulepas pelukannya merasa jijik. sungguh tak tau kenapa emosiku langsung memuncak, kupandang alnord penuh dengan kekesalan.

"apaan sih kamu al?, jangan aneh aneh deh." gertakku kesal. enak saja ia, mas arra saja belum pernah melakukan kepadaku yang statusnya istrinya sendiri. sekarang alnord mau mendahuluinya yang statusnya hanya sebagai kekasihku. bukannya takut dengan kemarahanku, alnord malah memandangku sambil tersenyum.

"kok bisa ya, kamu itu kalo marah malah tambah keliatan cantik?" tanya alnord yang sekarang wajahnya terlihat bingung. aku terdiam dan pastinya tersipu malu. alnord selalu berhasil membuatku merasa menjadi orang tercantik sedunia, beda dengan mas arra yang membuatku merasa menjadi orang yang tak memiliki arti.

"udah, jadi gak ni kita nonton?" tanyaku yang tak ingin berlama lama diluar.

"iya, kita masuk sekarang." kata alnord menarik tanganku.

aku tersenyum sambil mengikuti arah langkah alnord. dan aku juga tak tau kenapa tiba tiba aku membayangkan bahwa bukan alnord yang sekarang menggandengku melainkan mas arra. andai ia mencintaiku seperti alnord mencintaiku pasti aku tidak akan melangkah sejauh ini. aku senang bersama alnord, alnord selalu mengajakku tersenyum bahagia. sedangkan mas arra, ia selalu mengajakku kesal dan kesal.

tapi mas arra memang sesekali bisa membuatku tersenyum, tapi bukan karena candaannya. melainkan karena sifatnya yang kaku dan aneh, menurutku. aku malah jadi teringat semua sikap konyol mas arra. saat dia keluar kamar mandi hanya memakai boxer, bersenandung lirih. kulitnya putih dan badannya, jangan ditanya. ia memiliki badan tegap dan bagus, kalo kebanyakan orang bilang six pack. memang idaman, apalagi ia sangat pandai ilmu agama tapi sayang dia sangat tawadluk dan kaku serta wajahnya gak memadai membuat aku kadang kadang menyesal.

"kita nonton film roman aja ya." kata alnord yang membuyarkan lamunanku. 

aku segera menganggukkan kepala setuju setuju saja dengan pilihan alnord. toh dia juga sudah terlanjur beli tiket.

"lama banget sih kalian." gerutu seorang lelaki yang menggandeng seorang perempuan saat aku dan alnord sedang membeli pop corn.

"semua butuh proses. sabar ngapa?" ganti alnord yang menggerutu.

"hai lya apa kabar lo?" tanya laki laki tersebut tersenyum kearahku. sebentar sepertinya aku sekarang ingat. laki laki ini adalah willy, teman alnord yang waktu di bar dan kami juga sempat kenalan.

"alhamdulillah, baik." jawabku reflek dan pastinya tak lupa tersenyum.

"pinter banget lo ngucap syukur. diajarin siapa? kalo pacar lo, gak mungkin." ucap willy kaget.

astaghfirullah, kenapa aku sampai keceplosan ngucap syukur dengan pakaianku yang sekarang ini. aduh..., gara gara kebiasaannih.

"kepo banget sih lo." gerutu alnord membayar pop corn.

si eneng brandalWhere stories live. Discover now