part 29

99 9 0
                                    

aku perlahan membuka mata kesal karena tidur nyenyakku terganggu. kukedipkan mataku menyesuaikan cahaya kamar yang masuk kedalam mataku, dan langsung tertangkap oleh mataku mas arra yang menatapku sambil mengecupi wajahku. tangannya memainkan rambutku.

"mas..." gerutuku yang terganggu dengan perbuatan mas arra. bukannya berhenti mas arra malah melanjutkan seperti menggodaku. benar benar dia membuatku emosi saja, kalo bukan suamiku mungkin dari tadi sudah kutendang ia dari tempat tidurku. "mas arra apaan sih..." gerutuku mendorong wajahnya agar tak mengecupi wajahku lagi.

mas arra memegang tanganku yang diwajahnya dan digerakkan untuk memegang pipinya, kami sejenak bertatapan. mas arra menatapku penuh hangat sedangkan aku menatapnya kesal.

"jangan pernah nangis lagi." kata mas arra. amarahku seketika hilang.

"mas kenapa sih?" tanya ku lembut.

"aku serius, aku panik banget kalo lihat kamu nangis." kata mas arra mengusap pipiku.

"tapi aku gak bisa janji mas, soalnya air mata itu tanpa diminta dan direncanain udah turun sendiri.  Gak ada akhlaknya dia." gerutuku sedikit bercanda.  Mas arra tersenyum dan segera menarikku kedalam pelukannya,  ia memelukku erat dan mengecup puncak kepalaku.

"bercanda kamu receh, gak lucu." kata mas arra yang enggan melepaskan pelukannya.

"biarin, pentingkan mas arra bisa senyum. Itu aja udah cukup buat aku." kataku membalas pelukan mas arra.

"mulai bisa gombal ya kamu?" goda mas arra.

Kamipun tertawa bersama karena candaan candaan receh kami.  Senang rasanya bisa begini dengan mas arra, membuatku lupa akan ia yang lima hari lagi haru berangkat menuju mesir untuk melanjutkan studinya. Pasti aku bakal kangen banget sama suamiku ini.

"oiya ul, hampir lupa aku. Kamu dapet salam dari ali." ucap mas arra yang membuatku seketika terdiam.

Ali? Maksudnya alnord.  Dia titip salam ke mas arra seperti tak ada kesalahan apapun yang dia lakukan?.  Maksud alnord apaan sih, apa dia bener bener mau hancurin rumah tangga kakaknya sendiri?  Gk bisa dibiarin ini, aku harus ngambil langkah dulu sebelum alnord.

"ul...." panggil mas arra yangvtelah melepaskn pelukannyab dan menatapku bingung.

"hm..., iya mas. Ada apa?" tanyaku yang gagal fokus.

"yang seharusnya tanya gitu aku." mas arra mengusap rambutku. Aku terdiam sejenak, mengatur kata yang akan kuberikan.

"mas sayang aku gak?" tanyaku menatap mas arra.

"kamu aneh banget. Hei, jelas kamu tau jawabannya." mas arra semakin bingung.

"dalam sebuah hubungan harus berlandas rasa saling percayakan mas?" tanyaku yang ikut terseret bingung.

"kamu ini ngomong apaan sih, ya jelas dong. Kamu ada apa? Ada masalah?" tanya mas arra yang mode khawatirnya menyala.

Kuberanikan diri menatap mas arra dan menggenggam tangannya. Kemudian kukecup dan kuusap usap. Mas arra semakin bingung menatapku.

"bila ada yang ngomong enggak enggak sama mas arra jangan langsung percaya ya. Walaupun itu orang terdekat mas arra sekalipun." jelasku menatap mata mas arra dengan serius.

"emang ada apa kamu tiba tiba ngomong begitu?" tanya mas arra mulai penasaran.

"gak ada apa apa, aku takut aja ada yang fitnah aku sampai ngebuat hubungan kita hancur."

Mas arra bukannya mengiyakan malah tertawa melihatku. membuatku bingung dan sedikit kesal kepadanya.

"aku serius mas." tegasku membuat tawa mas arra berhenti dan segera menatapku.

si eneng brandalWhere stories live. Discover now