Note 5: thunder and chopin

692 106 6
                                    






   ━━━━━━━━━━━━♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

━━━━━━━━━━━━
♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

"Aku tidak bisa membuat bunyi seperti itu. Yang kau dengar itu bukan apa-apa. Hanya suara air hujan, Yoongi."


N O T E: #5


.

.

.




Mereka menghabiskan sisa hari itu dalam keheningan yang menumpuk. Duduk di ujung sofa, Yoongi tidak memiliki kekuatan untuk menyuruh Jungkook pergi, hati dan kemauannya seperti membuat perjanjian kerjasama terhadap eksistensi Jungkook —namun udara di sekitar masih saja terasa pecah seperti es di sungai yang beku. Televisi di depan mereka menampilkan drama yang sama sekali tidak mampu menarik perhatian Yoongi, setiap dialog aktor disana dan gambar-gambar yang berganti setiap beberapa detik, gagal menarik titik fokusnya.

"Oh, Kelihatannya kalian sedang bersenang-senang," Namjoon sama sekali tidak terkejut ketika dia masuk dan menemukan Jungkook yang masih tinggal. Dan Jungkook memilih pura-pura tidak mendengar ucapan Namjoon.

"Jungkook hanya tinggal sebentar, Joon." Balas Yoongi dengan malas, berharap intonasinya cukup membuat Namjoon enggan melemparkan pertanyaan yang lain.

Keheningan sejenak, dengan tas punggung tergantung di bahunya dan beberapa buku di tangannya, Sosok Namjoon tampak menjulang di samping televisi, bersidekap. "—Baiklah," balasnya. Suasana diantara mereka yang terkesan canggung akhirnya membuat Jungkook gelisah, mengayunkan kakinya yang menggantung di atas sofa. "Hyung —bisa aku bicara denganmu sebentar?"

.

.

.

Kamar Namjoon tampak lebih sempit daripada milik Yoongi, buku-buku menumpuk di setiap rak, disampingnya ada meja kecil dan komputer diatasnya, serta kaktus kecil yang menjadi satu-satunya pembawa kesan harmoni pada ruangan itu.

Yoongi tidak tahu alasan apa yang akan dikatakan jika Namjoon bertanya hal menyulitkan, karena ketika saat membuka mulutnya, sering kali kepalanya seperti menolak menyalurkan kalimat sesungguhnya di lisannya. "Aku tahu apa yang akan kau katakan," Yoongi memulai, memasukkan tangannya ke dalam saku celana jinsnya. "Jungkook—"

"Apa kau baik-baik saja?"

Pertanyaan itu mengejutkannya. Yoongi mengangguk, samar-samar. "Ya."

Echo Chorus [yoonkook]Where stories live. Discover now