Note 6: Blue skies, Blue faces, Blue dreams

563 83 4
                                    

  







━━━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━━━━━

♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

"Yoongi hampir mengucapkan kata tidak, hampir mengucapkan untuk meminta Jungkook tetapi tinggal, hampir mengucapkan ia tidak keberatan Jungkook tidur dengannya, hampir mengucapkan ia menyukai saat-saat ketika bibir mereka bertaut, hampir mengucapkan kata maaf tentangnya yang tidak tahu bagaimana mencintai dengan benar —namun akhirnya, semua itu hanya tersimpan di kepalanya seperti bom waktu."

⦅ N O T E: #6⦆

.

.

.



Seminggu kemudian berlalu, ketika Yoongi pulang dengan kantung plastik yang berisi sekarton susu, beberapa bungkus onigiri dan keripik kentang, ia mendapati Jungkook berada di dapur, menampu tangan di atas meja, menggumamkan kalimat yang tidak di mengerti Yoongi. Jungkook berhenti, tatapannya kosong. Ada segelas air di dekatnya, dan botol kosong di sampingnya. Jungkook bergerak dari tempatnya, jemarinya menyentuh permukaan kayu meja counter. "Haus, Yoongi. Koo haus." Dia cegukan, sekali, dua kali hingga ketiga kalinya.

Yoongi mengangkat alisnya, hanya perlu mengendus untuk mengetahui bahwa Jungkook telah menghabiskan sebotol vodka yang Yoongi dengan bodohnya di sembunyikan ke dalam botol plastik yang tak mencolok. "Sial," gumam Yoongi, menjatuhkan ranselnya dan kantung plastik di tangannya ke kursi, buru-buru meraih bahu Jungkook. "Ayo, aku akan membawamu ke tempat tidur."

"Ugh, sakit." rengek Jungkook sambil memegangi perutnya.

"Toilet, ayo cepat ikut aku."

"Tidak!" Tungkai terantuk pada sisi meja, Jungkook menarik kerah kaus Yoongi dengan, menempel di sisi tubuhnya. "Mau air, Yoongi. Koo mau air."

Yoongi mendudukkan Jungkook di dalam bathtub yang iya sendiri jarang memakainya, menyalakan keran, hingga membiarkannya air dingin membasahi baju yang Jungkook kenakan. Jungkook mengerutkan kening, berpegangan pada sisi bathtub, cegukan dan kata-kata yang terpatah-patah meninggalkan bibirnya, mata tertutup. Yoongi tinggal sebentar, merasa benar-benar seperti hilang arah, ia pergi dalam waktu semenit kemudian sebab jantungnya berdetak dengan aneh. Ia membiarkan pintu terbuka, dan duduk menyandar di dinding yang dingin untuk mendengarkan suara Jungkook dengan lebih baik. Ia mendengarkan di antara bisikan nada lembut yang menjadi keluhan seperti erangan. Setiap suku kata mengikat mantra, dan Yoongi menutup matanya, paru-parunya seperti dipenuhi dengan garam, dan air, air, semua air itu—


Echo Chorus [yoonkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang