Chapter 15

4.6K 406 36
                                    

"Pagi, tante. Jungkooknya ada?" Taehyung datang lagi hari ini, sesuai perjanjian maka hari ini jadwal Jungkook mengajarinya melukis.

"Jungkooknya ada di dalem, ayo masuk dulu." Taehyung mengikuti wanita cantik itu masuk dan duduk di sofa ruang tamu, sekarang Taehyung tahu darimana wajah cantik Jungkook berasal.

"Bentar ya tante panggilin Jungkook. Adekkk!!! Temenmu cariin kamu loh ini." Wanita itu berteriak begitu lantang dengan suara cemprengnya.

"Iya maa!! Ini adek baru siap mandi." Jungkook berjalan mendekati mereka dengan tangan yang sibuk memegang handuk yang dililit di pinggangnya, ia baru saja selesai mandi.

"Anjirr! Lo ngapain disini!?"

"Heh, adek! Mulutmu itu ya udah berani ngomong gitu. Sini, sini mulut kamu mama cubit ya." Sang mama mendekati Jungkook yang tampak ketakutan, sayangnya Jungkook kalah cepat ketika mamanya berhasil menarik bibirnya.

Kedua tangannya dengan cepat menutup mulutnya, agar mamanya tak mencubit bibirnya lagi. Namun satu hal yang luput dari perhatian Jungkook, handuk yang dipinggangnya tak melilit dengan sempurna. Handuk putih itu jatuh secara dramatis, memperlihatkan sesuatu yang selama ini Jungkook jaga dan rawat bagaikan anak sendiri.
Ketiga orang yang ada disana berteriak heboh, terutama Taehyung.

"Adekk!! Tutup!!!" Mamanya berteriak heboh.

"Jangan ditutup!!!" Taehyung menutup mulutnya sendiri, tak percaya apa yang ada dipikirannya terucap begitu lantangnya. Apa yang ada dihadapan Taehyung tak akan mampu ia lupakan, pemandangan indah yang tersuguh secara cuma-cuma, Taehyung mencoba merekam seluruh detilnya tanpa terlewat dengan menajamkan penglihatannya.

Jungkook yang dilanda kalut itu tak punya pilihan apa-apa selain melempar handuk putih itu ke wajah Taehyung agar tak dapat melihat dirinya, lalu ia lari menuju kamarnya dengan kecepatan layaknya seekor cheetah.

Mama Jungkook merasa bersalah, sangat merasa bersalah pada Taehyung. Akibat ulahnya, teman anaknya itu harus melihat hal yang tidak senonoh, meskipun mereka sama-sama memilikinya.

"Maafin Jungkook, ya." Mama muda itu menunduk menunjukkan penyesalannya, takut-takut jika apa yang dilihat Taehyung akan menyebabkan rasa traumatis bagi Taehyung.

"Habis dari sini, tante saranin kamu ke orang pinter ya."

"Hah? Kenapa tante?"

"Tante takut pulang dari sini kamu jadi murung karena kejadian tadi."

'Tentu tidak. Malahan saya tambah semangat, tante.' Batin Taehyung menjerit.

"Saya gapapa kok tan, lagian sama-sama cowo juga." Ucap Taehyung sambil tersenyum.

"Syukur deh kalo gitu. Tante ke belakang dulu ya, siapin cemilan buat kalian." Wanita cantik itu meninggalkannya sendirian disana.

Tak berapa lama Jungkook datang secara tiba-tiba.
"Heh!! Dasar mabis! Seneng lo kan udah liat senjata laras panjang gue." Tanpa Taehyung sadari kini Jungkook sudah ada di depannya, berkacak pinggang sambil mengomelinya tanpa henti.

"Iya, hehe."

"Bener-bener lo ya!" Dengan brutal Jungkook menendang Taehyung, tak terima benda pusakanya dilihat oleh lelaki itu.

"Aduh! Aduh! Sakit.." adu Taehyung.

"Rasain! Nih, gue injek nih uyung mini lo biar menciut sampe ke akar." Belum sempat kaki Jungkook mendarat ke bagian itu, Taehyung menahannya.

"Lo marah? Kan gue ga sengaja liatnya."

"Lepas! Ga sengaja tapi mata lo mau copot ngeliatnya! Merinding gue, mana muka lo mirip kakek legend! Seakan-akan lo menikmati apa yang lo liat tau ga!" Jungkook berapi-api menyampaikan amarahnya, tak peduli jika mamanya akan mendengarnya nanti.

Boys Love (Taekook)Where stories live. Discover now