.: dua puluh empat :.

1.9K 216 9
                                    

(Disarankan untuk memutar video yang ada di multimedia)

Happy Reading!!!^^








Baru saja Ara sampai di sekolah tapi gadis itu sudah kebelet buang air kecil. Ara memutar matanya malas sambil memegang perut dengan kedua tangan nya. Kenapa tidak tadi saat di rumah saja sih?

Kemudian Ara membelokan badan nya menuju toilet yang tidak jauh dari posisi nya.

Setelah selesai dengan acara buang air nya, Ara mencuci tangan dan bercermin sebentar.

Wajahnya sedikit ─tidak, kacau sekali. Matanya sembab dengan kantong mata yang tebal karena terlalu banyak menangis kemarin. Bibirnya juga pucat walaupun sudah ditimpa dengan tint lipbalm.

Ara membasuh wajahnya agar bisa mengatasi kekacauan itu walaupun sedikit.

"Loh?" Ara terkejut saat kedua telapak tangannya sudah dipenuhi dengan darah. Ara mimisan lagi.

"Akhir-akhir ini gue emang sering kecapekan ya," Ara bermonolog sendiri dan berusaha membasuh hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

Untungnya tidak sebanyak sebelumnya, jadi tidak memakan banyak waktu untuk membersihkannya.

Ara mengoleskan sedikit bedak dan tint lipbalm setelah wajahnya yang basah dikeringkan dengan tisu yang tersedia di sebelah wastafel.

Selesai dengan kegiatan kecilnya, Ara merapikan seragamnya yang agak berantakan, rambutnya juga.

"Semangat! Pokoknya gak boleh loyo!" Kemudian berjalan keluar toilet dan bergegas menuju kelas nya.

Awalnya Ara berjalan seperti biasa. Langkahnya sedikit melambat saat melihat Taeyong berjalan ke arahnya dari ujung koridor.

Ah benar, toilet ini ada di koridor yang sama dengan ruangan Jaehyun. Positif thinking saja. Mungkin Taeyong mau ke ruangannya.

Rasanya ingin menangis saja melihat wajah brengsek itu. Tapi Ara menahannya karena ini masih di sekolah.

Ara menghembuskan napasnya sambil meyakinkan dirinya sendiri dan berjalan seperti biasa sembari menunduk. Berusaha sekeras mungkin agar tidak bertatapan dengan Taeyong.

Ara mengambil langkah di sisi kiri Taeyong agar tidak bertabrakan. Dan tentu saja dengan kepala yang masih tertunduk. Ara muak dengan wajah itu.

Namun Taeyong menghalanginya. Beralih ke sisi kanan, Taeyong juga melakukan hal yang sama.

Merasa geram akhirnya Ara membalikkan badannya dan mengambil rute yang lebih jauh. Tidak papa, asal tidak bertemu Taeyong.

Taeyong mencekal tangan Ara dan membuat langkah gadis itu terhenti. Untung saja koridor sedang sepi karena masih pagi, jadi tidak ada yang memergoki mereka.

Ditepisnya dengan kasar tangan Taeyong lalu kembali berjalan tanpa mempedulikan Taeyong yang mengejarnya.

Dicekalnya lagi tangan Ara, kali ini agak kasar sampai gadis Kim itu berbalik dan berhadapan dengan Taeyong.

"Kenapa?" Tanya Taeyong dengan nada datar seperti biasa. Tapi tatapannya kali ini berbeda, sulit diartikan.

Ara melepas kasar tangan Taeyong. "Bapak yang kenapa."

Lalu Ara beralih meninggalkan Taeyong. Ara akhirnya memutuskan untuk lewat rute sebelumnya. Kalau dipikir lagi untuk ke lewat rute yang memutar, yang ada Ara sampai di kelas nya saat jam pertama dimulai.

Seluas itu sekolah Ara

.::.

"Iya Mamaku sayang. Ini Ara udah dijalan." Kata Ara sembari merapikan rambutnya yang baru saja tertiup angin.

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongWhere stories live. Discover now