Chapter 6

767 56 30
                                    

Mingyu menahan tangan Chaeyeon yang sedang membersihkan wajahnya. Pria itu menundukkan kepalanya sambil menggeleng beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Kemudian ia segera berdiri dan mengajak Chaeyeon untuk ikut berdiri.

“Kenapa?” Tanya Chaeyeon bingung.

“Sepertinya polisi sudah pergi. Kita harus segera pulang.” Kata Mingyu.

Mingyu menggenggam tangan Chaeyeon dan membawanya untuk meninggalkan semak-semak tempat mereka bersembunyi. Mata pria itu menatap ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada polisi di sekitar mereka.

Jika polisi melihat wajahnya yang babak belur seperti ini, Mingyu yakin ia akan ditangkap. Mingyu segera mengeluarkan kunci mobilnya setelah berada di dekat mobil tersebut.

“Biarkan aku yang menyetir.” Ucap Chaeyeon sembari menengadahkan tangannya di hadapan Mingyu.

“Aku masih bisa melihat dengan baik.”

“Berikan padaku.” Pinta Chaeyeon dengan tegas.

“Sejak kapan kau bisa menyetir?” Tanya Mingyu.

“Aku bisa menyetir sejak dulu. Hanya saja aku terlalu malas melakukannya.” Jawab Chaeyeon.

Mingyu memberikan kunci mobilnya pada Chaeyeon walaupun sedikit merasa ragu. Mereka bertukar posisi dengan Chaeyeon di balik kemudi dan Mingyu di sisi penumpang. Mingyu memasang seatbelt sambil menatap Chaeyeon yang mulai memindahkan persneling.

Mingyu tampak begitu tegang selama dua menit awal perjalanan. Namun setelah melihat bahwa Miyeon benar-benar bisa menyetir, pria itu menjadi lebih tenang. Ia menghela napas panjang dan menyandarkan punggungnya. Benar-benar merasa kelelahan malam ini.

“Apakah kita harus ke rumah sakit?” Tanya Chaeyeon.

“Tidak, jangan. Lebih baik langsung pulang.” Jawab Mingyu.

“Bagaimana dengan lukamu?”

“Miyeon bisa mengobatinya.” Kata Mingyu perlahan mulai memejamkan matanya.

“Biar aku saja yang melakukannya.” Tawar Chaeyeon membuat Mingyu membuka matanya kembali dan menatapnya.

“Miyeon bisa menangis jika melakukannya. Kau tahu sendiri selembut apa hatinya.” Lanjut Chaeyeon. Mingyu mengangguk dan menyetujui ucapan Chaeyeon.

“Tidurlah selama di perjalanan. Kau pasti lelah.” Kata Chaeyeon sambil melirik ke arah Mingyu.

Mingyu tidak membantah dan menyandarkan kepalanya. Ia memang merasa sangat lelah saat ini. Dan walaupun ia tidak mengeluh, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, terutama wajahnya.

Chaeyeon melewati perjalanan seorang diri. Ia membiarkan Mingyu beristirahat. Dan sekitar hampir setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai di gedung apartement. Chaeyeon kemudian membangunkan Mingyu setelah ia memarkirkan mobil dengan sempurna.

Saat berada di dalam lift, beberapa kali Chaeyeon menatap wajah Mingyu. Walaupun merasa ngeri, Chaeyeon juga merasa sedih melihat wajah tampan pria itu menjadi seperti ini. Sejujurnya Chaeyeon merasa ragu untuk mengobati luka Mingyu. Ia tidak tahu apakah benar-benar bisa membuat luka itu menjadi lebih baik atau tidak.

“Berhenti menatapku.” Kata Mingyu dengan acuh.

“Lihat wajahmu, Mingyu-ya.” Ujar Chaeyeon sambil menunjuk pintu lift di hadapan mereka. Walaupun tidak terlalu jelas, pintu lift tersebut dapat dijadikan cermin.

“Apa kau tidak merasa ngeri?” Tanya Chaeyeon.

“Jangan berlebihan.” Sahut Mingyu.

Chaeyeon hanya menggerutu pelan dan mereka keluar dari lift saat sampai di lantai 8. Chaeyeon akan mengobati luka Mingyu terlebih dahulu sebelum pria itu pulang ke apartementnya.

HEARTBEAT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang