📃29

299 28 0
                                    

“Nana ya?”

Jaemin menoleh . Lalu mengangguk tersenyum malu malu .

“Lucu”

“Terima kasih”

Menjalani trotoar dengan perasaan canggung yang sedang Jaemin rasakan . Ayah dan ibu serta calon mertuanya menyuruh nya untuk berjalan jalan bersama Jeno agar lebih dekat . Katanya .

“Apa kabar dengan Ji?”

“Ia baik baik saja”

“Tadi ia tidak ikut!?”

Jeno terdiam . “Apa boleh kita bicara sebentar?”

“Kita sedang berbicara”

“Kali ini lebih serius” Jaemin terdiam lalu mengangguk kaku . Jeno mengarah kan kekursi ditepi trotoar . Duduk bersampingan .

“Langsung saja , Sebenarnya Jisung bukan lah adik ku” Jaemin mengerutkan dahinya .

“Lho-”

“Ia adalah Anak ku , Mungkin kau akan bertanya kenapa ia memanggilku Hyung , Saat umurnya 3 tahun aku kecelakaan dengan keluarga ku , maksudku mantan istriku dan Jisung , Kecelakaan cukup parah kepala ku hanya terbentur tidak parah tapi istriku memang dasar nya memiliki penyakit dan lukanya parah sehingga ia meninggal , Jisung kepalanya terbentur jendela dan pintu sehingga benturan itu parah dan mengalami amnesia , mom dan dad bilang agar Jisung memanggil ku Hyung dan seolah olah mom dan dad adalah ayah ibunya , dad bilang agar Jisung tidak menanyakan dimana ayah dan ibunya yang sebenarnya...

... Jadi jika kita menikah kita harus mengurus Jisung juga karna kau akan menjadi ibunya”

“Bagaimana cara Jisung memahami ini kak?”

“Karna itu kita harus bicara pelan pelan padanya , menjelaskan yang sebenarnya walaupun itu adalah cara salah tapi itu suruhan mom dan dad aku tidak bisa menolak”

“Ji pasti akan sedih mendengarnya” Jaemin memasang wajah sedih .

“Hmm aku juga kasihan dengannya”

Jaemin sedikit ragu “Apa aku boleh bertanya siapa mantan almarhum istrimu?”

Jeno terdiam “Kamu pasti tau kita pernah bertemu sebelumnya” Jaemin membolakan matanya .

“M-maksudnya”

“Ya kita adalah adik dan Kaka kelas ya kan...
... Kau tak membiarkan ku mengetahui namamu... Kau membuat banyak surat tentang ku ya kan-”

“Apa Kaka mati suri?” Jeno tersenyum kecut .

“Mungkin bisa dibilang seperti itu”

Air mata Jaemin mengalir begitu saja . “Ka..k Jeno yang me..meninggal di..gudang.. sekolah dulu?” Jeno tersenyum mengangguk .

Tanpa berfikir bagaimana bisa Jeno mati suri Jaemin cepat cepat memeluk tubuh Jeno . Erat . Tangisnya pecah deras membasahi baju Jeno .

“Cup cup cup”

Jeno mencoba menenangkan Jaemin layaknya ibu yang menenangkan bayinya menangis . Terkekeh kecil .

“Cup cuuup”

Perlahan Jaemin melepaskan pelukannya . Merasa malu . Ia menghapus air matanya pelan sambil sesekali terisak .

“Gemas banget sih”

Jeno mengusak pelan rambut Jaemin . Mengeluarkan sapu tangannya untuk menghapus jejak jejak air mata yang meluncur melewati pipi .

“Aku kira ada orang hiks.. yang mirip hiks.. sama Kaka hiks..”

Jeno kembali tersenyum .

“Pulang yuk , udah malem”

Jaemin mengangguk . Dirangkul nya Jaemin yang masih menghapus air matanya . Ingat ya mereka belum tunangan . Bahkan pacaran saja tidak .

Tentang kak Jeno

“makasih udah anterin pulang”

“Sama sama , aku langsung pulang ya , good night”

“Night too”

Lalu setelahnya Jeno melajukan mobilnya . Pulang . Jaemin malah salah tingkah sendiri .

Ia cepat cepat masuk .

“Udah pulang?”

“Udah”

“Kamu ganti baju gih abis itu tidur”

“Iya bun”

Jaemin langsung jalan kekamarnya . Tapi tak langsung ganti baju ia malah membuka room chat nya .

Echan

Echaaan

Ada apa , bagaimana ganteng tidak?

Yeeeuu
Echan kamu masih inget kak jeno gak?

Yang udah meninggal

Hmm besok aja deh ceritanya biar lebih jelas

Humm ok ok

Begitu saja pesannya untuk temannya haechan . Dan mengganti bajunya lalu tidur . Ia sungguh tidak sabar untuk menceritakan nya pada haechan tentang kak Jeno .

Tentang kak Jeno

TBC

Maaf dikit :"v

First Love✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora