💦 1 💦

183 14 2
                                    

Langit malam tampak cerah. Bintang-bintang bertaburan dengan indahnya menghias langit. Kali ini hujan tidak turun seperti malam-malam sebelumnya, dan digantikan dengan keindahan malam bertabur jutaan bintang.

Sebuah Pesawat Emirates dari New York menuju Jakarta mendarat di Bandara Soekarno Hatta tepat pukul 22:15 WIB. Seluruh penumpang keluar dari pesawat dan langsung disambut hawa dingin udara malam kota Jakarta serta keindahan langit yang bertabur jutaan bintang.

Tampak seorang laki-laki menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan tepat ketika kedua kakinya telah menapaki tanah di negara Indonesia. Di Jakarta, kota kelahirannya.

Raffanko Asra Arfizein. Memiliki wajah yang tampan, tubuh tinggi dan atletis serta warna kulit yang putih bersih. Wajahnya yang tampan terpahat dengan sempurna, terkesan tegas juga begitu menawan dan kharismatik. Di usianya yang ke-23 tahun ini dia sudah dipercayakan oleh sang Ayah untuk menjadi CEO di perusahaan milik Ayahnya yang berpusat di New York. Selain karena cerdas, Raffanko juga sangat berbakat. Partisipasinya dalam membangun perusahaan membuat Ayahnya memberikan kepercayaan penuh padanya meski usinya masih muda.

Raffanko melepas kacamata hitamnya lantas memandang langit. Seulas senyum tipis tersungging dibibirnya. Tak bisa dipungkiri bahwa dia sangat merindukan tempat kelahirannya ini.

Puas memandangi langit dan juga sekelilingnya, Raffanko kembali memasang kacamatanya dan berjalan memasuki Bandara. Tangan kirinya menyeret koper dan tangan kanannya memainkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Raffanko berdecak kesal karena nomor yang dia hubungi tak kunjung aktif. "Si bodoh ini pasti clubbing lagi!"

Raffanko menghembuskan nafas kasar merasa akan percuma saja menghubungi orang tersebut. Dia memilih melanjutkan perjalanan saja menuju alamat yang pernah diberikan orang tersebut.

Tepat ketika telah sampai di depan Bandara, Raffanko menatap kesekelilingnya sesaat. Dia kemudian berjalan menuju taksi dan langsung masuk kedalam taksi tanpa membalas sapaan ramah sopir taksi tersebut. Dia terkadang memang sedingin itu.

"Golden L.V Apartement." Ucap Raffanko singkat sebelum sopir taksi itu bertanya kemana tujuannya. Dia berucap dengan mata yang terus terfokus pada ponselnya karena mengecek email dari para kliennya.

Taksi melaju di jalanan kota Jakarta menuju Golden L.V Apartement. Sepanjang jalan Raffanko menatap keluar jendela. Memandangi deretan gedung pencakar langit serta temaram lampu yang menghiasi sepanjang jalan.

"Banyak yang berubah." Gumam Raffanko sangat pelan dan hanya bisa didengar olehnya sendiri.

Sangat banyak yang berubah setelah sepuluh tahun lamanya dia tidak pernah kembali ke negara ini. Dan baru sekarang dia akhirnya kembali lagi ke negara Indonesia ini. Di kota kelahirannya ini. Sepuluh tahun memang bukan waktu yang singkat dan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tersebut. Seperti halnya dirinya sendiri yang sudah jauh berubah dari sepuluh tahun silam.

Taksi berhenti tepat didepan Golden L.V Apartement. Raffanko membayar sesuai dengan angka yang tertulis di argo. Dia kemudian keluar dan berdiri menatap Gedung Apartemen Golden L.V.

"Ini kopernya, Pak." Ujar si sopir taksi menyerahkan koper Raffanko.

"Terimakasih." Ucap Raffanko singkat.

Raffanko masuk kedalam gedung itu dan langsung berjalan menuju meja resepsionis yang ditempati dua orang, perempuan dan laki-laki.

"Selamat malam, Pak. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya resepsionis perempuan itu dengan ramah.

"Bisa saya minta kunci duplikat apartement atas nama Liam Aydin Maheswara." Ujar Raffanko sopan.

"Maaf, kalau boleh tau anda ini siapa ya?" Tanya resepsionis perempuan itu sopan.

Splash HeartWhere stories live. Discover now