Chapter 9, Tentang Gulf (3)

4.9K 564 37
                                    

.
.
.
.
.

"Jadi, untuk kasus Gulf ini kami akan fokus jaringan otot jantung serta daerah lutut dan kakinya, karna bagian itu yang terserang, lalu Gulf juga harus melakukan Terapi, tapi mungkin untuk operasi belum bisa dilakukan saat ini, jadi kami hanya akan memberikan obat obat penunjang saja sampai tubuh Gulf cukup baik untuk melakukan operasi" seru dokter Kim pada paman dan bibi Gulf.

Gulf menatap dokter Kim kosong, masih tidak ingin menerima kenyataan bahwa dirinya pesakitan seperti saat ini.

"Apakah ini bisa menyembuhkan Gulf, Kim?" Tanya sang paman dengan raut wajah khawatir yang amat sangat, sementara sang istri memeluk bahu Gulf, terlihat air matanya yang bercucuran dari mata indahnya.

"Untuk menyembuhkan tidak bisa, karna penyakit ini memang belum ada obatnya, namun dengan rangkaian obat dan oprasi akan menambah angka harapan hidup Gulf, bahkan Gulf nanti akan bisa melakukan hal hal normal lagi tanpa masalah pada ototnya" jelas sang dokter.

"P'Kim tolong lakukan yang terbaik untuk Gulf na" seru wanita yang masih memeluk Gulf dengan erat itu.

"Bibi..."lirih Gulf, ia merasa tidak enak, lagi lagi merepotkan bibinya itu.

"Saya akan melakukan yang terbaik" seru dokter Kim sembari tersenyum. "Saya satankan 6 bulan lagi Gulf sudah bisa di rawat di rumah sakit, kemungkinan memakan waktu 6 bulan sampai 1 tahun jika fisik Gulf cukup kuat"

Dan selebihnya Gulf tidak lagi menaruh perhatian pada penjelasan dokter Kim, pikiranya melayang membayangkan nagaimana harus mengatakan pasa sahabat sahabatnya, klub bolanya dan juga Mew... haruskah ia mengatakan pada Mew?

~~~~~~~~~

Mew uring uringan.

Entah mengapa rasanya sangat tidak nyaman mengetahui fakta Gulf tidak masuk sekolah dan tidak bisa dihubungi pula.

Seketika pemikiran buruk memenuhi kepala Mew? Bagaimana jika Gulf diculik? Bagaimana jika Gulf tersesat...

"Woy ngapain bengong aja?" Seru Kaownah mengagetkan Mew yang sedang melamun itu.

"Kau berisik Kao" seru Mew sembari membuka bukunya.

"Merindukan anak itu, hmm?" Tanya Tong sembari tersenyum penuh arti.

Wajah Mew sontak memerah, ia membukan bukunya, berusaha untuk tidak mengubris perkataan Tong itu.

"Heh siapa?" tanya Kaownah bingung

Tong mendengus melihat temanya yang kelewat clueless itu.

"Tentu saja anak dari club sepak bola itu" lanjut Tong, membuat wajah Mew semakin memerah.

"Aku tidak-"

"Tidak apa?" Tanya Kaownah dan Tong bersamaan, membuat Mew terdiam, salah tingkah.

"Tapi benar deh Mew, kalau kau memang menyukainya, lebih baik cepat ungkapkan, daripada nanti diambil orang" seru Kaowmah seakan memanasi Mew.

Mew menatap kedua temanya itu, "apakah aku menyukainya..?" Tanyanya tak yakin, yang membuat kedua temanya memandang tak percaya pada Mew.

"Ayola Mew, orang bodoh juga tau kau menyukainya, lihat saja caramu menatapnya" seru Kaownah setengah kesal dengan kelambatan otak Mew memproses semuanya.

Aneh sekali padaha Mew pintar dalam pelajaran tapi kenapa begini saja dia tidak paham, dasar bodoh.

"Lagipula aku rasa Gulf juga memiliki perasaan yang sama dengamu" seru Tong yang entah kenapa membuat Mew menyunggingkan senyum tipisnya.

A drop of color (Complete)Where stories live. Discover now