XVI # Manusia Kanibal

97 29 13
                                    

"Cala hancur!"

"Sudah tidak ada lagi kehidupan bagi Cala!"

"Cala negeri terbodoh yang pernah ada."

"Bumi melahirkan negeri yang salah. Dan negeri melahirkan pemimpin yang salah."

Rakyat beteriak-teriak tidak jelas. Sementara itu, Raja Keanu menutup istana sementara akibat kerusuhan untuk melindungi keluarga kerajaan, termasuk menteri-menteri. Seluruh menteri dan keluarganya kini tinggal di Cala Parunga karena rumah-rumah mereka telah dibakar dan dihancurkan oleh rakyat murka.

Di saat yang sama, rakyat meminta Raja Keanu untuk lengser dari takhtanya. Seolah kerajaan pun menutup telinga, seluruh jalan keluar-masuk dan jendela Cala Parunga ditutup rapat-rapat. Donge penjaga hanya berada di sekitar bangunan kerajaan, tidak ada yang berjaga di setiap sudut halaman kerajaan, bahkan di dinding pembatas.

Raja Keanu merusak segala benda yang ada di sekitarnya. Ia melempar, menendang, menginjak dengan wajah merah padam. Donge penjaganya memohon kepada sang raja untuk berhenti. Ditambah Iraguna yang harus terkena sabetan pedang pada bahunya karena berusaha menghadang Raja Keanu menghabisi Pay.

Iraguna kini menopang tubuh Pay, dan dibantu para donge untuk memindahkannya ke ruang mayat. Penyebab kematian Pay tidak lain karena luka menganga yang dalam pada lehernya. Hanya satu tebasan, Pay langsung terkapar. Iraguna menghormat di hadapan Raja Keanu setelah mayat Pay disingkirkan.

"Yang Mulia, ruang kerjamu hancur sudah. Apa itu tidak cukup meredam amarahmu?"

Raja Keanu menggebu. Ia perlahan mengambil pedang yang membunuh Pay yang telah ia lepaskan. Iraguna menatap tajam setiap pergerakan pedang itu dengan mata membulat.

"Iraguna ... KAU LIHAT SURAT-SURAT ITU, HAH?" Raja Keanu menunjuk kertas-kertas berhamburan pada lantai. "SELURUH NEGERI MENUNTUTKU! TIDAK HANYA RUKSEY!"

"Iya, Yang Mulia."

Mata Raja Keanu menyalak merah, mulutnya kering. "Haruskah aku memiliki rencana untuk membunuh Raja Andriant?"

Iraguna membelalak. "Tidak, Baginda. Tidak. Itu adalah sebuah kesalahan."

Iraguna pun merasa takut terkena imbas apabila rajanya melakukan hal nekat seperti itu.

"Lalu, siapa yang harus aku bunuh?" lantur sang raja.

"Baginda, kami mohon, sadarlah. Kami mohon, Baginda," seru salah seorang donge penjaganya.

"Iya, Baginda. Bagaimana kalau kita menenangkan rakyat di luar?"

"DIAM!" Raja Keanu melempar pedangnya dan mengenai salah satu batu peninggalan Raja Absu.

Spontan, para donge membelalak. Batu yang sangat berharga bagi Raja Absu, sebuah batu ketika tragedi meteor panas empat puluh tahun lalu. Dan, hanya ada Raja Absu yang memiliki satu-satunya batu itu. Batu api yang tetap menyala walau tersiram air. Raja Absu pun rela tangannya terbakar hanya untuk memberi cap pada batu itu dan tanggal di sana.

"Yang Mulia, cukup. Itu milik Raja Absu, tidak boleh--"

Mendadak, Raja Keanu menendang rahang bawah Iraguna yang masih berjongkok--memberi hormat--di hadapannya. Iraguna terhempas ke belakang. Para donge segera membantunya berdiri.

Ratu Meisei dan Muffin mendadak datang. Mata mereka langsung tertuju pada pecahan kaca yang melindungi batu, serta pecahan batu itu sendiri. Raja Keanu menatap tajam ke arah ratunya. Ia mengangkat tangan dan menunjuk perempuan itu.

"Ini semua karenamu, lihat saja!"

Raja Keanu maju mendekati Ratu Meisei. Semua mata yang melihatnya membelalak tidak percaya.

KANIBAL Where stories live. Discover now