21 || Road To Rinjani 2

341 81 212
                                    

Dimana cerita, sebuah pertemanan, terukir indah di Pusuk Sembalun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dimana cerita, sebuah pertemanan, terukir indah di Pusuk Sembalun...




Setelah menempuh waktu sekitar tiga jam, akhirnya mereka sampai di Bandara Praya, Lombok. Mereka sudah berada di luar Bandara, berniat akan mencari Supermarket terdekat untuk membeli logistik. Tak lama-lama untuk beristirahat, mereka langsung berangkat menuju Pusuk Sembalun. Sayang sekali, terkena macet saat di perjalanan sehingga harus menempuh waktu sekitar dua jam, padahal seharusnya bisa sampai di pusuk sembalun tiga puluh menit lebih cepat jika tidak macet.

"Wah gila udah keren aja," ucap Kia sudah siap dengan kameranya.

"Ini nama lokasinya apa ya?" Jiela menyempatkan untuk bertanya sebelum Kia memaksanya ikut berfoto.

Reyyen menjawab, "Pusuk Sembalun namanya." Kebetulan berada di samping Jiela.

Pusuk Sembalun, bisa dikatakan gerbang pertama untuk menuju daerah wisata Rinjani. Pemandangan panorama nya memang sangat indah, dikarenakan lokasi Pusuk Sembalun berada di ketinggian, 1250 Mdpl.

Sebenarnya mereka belum puas menikmati suasana Pusuk Sembalun, karena durasi waktu yang mengharuskan mereka untuk meninggalkan Pusuk Sembalun, melanjutkan perjalanan. Lebih dari cukup untuk sekedar beristirahat sebentar kurang lebih sekitar tiga puluh lima menit, tak lupa melakukan registrasi terlebih dahulu.

Sebelum memulai perjalanan via sembalun, tak lupa mereka berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, supaya dapat turun dengan selamat, tanpa kendala. Selain berdoa, Pada saat di basecamp, mental dan fisik sudah mereka siapkan matang-matang, jika ada yang tidak sanggup, terpaksa mereka akan menggagalkan pendakian. Karena takut berakibat fatal.

Gunung Rinjani merupakan gunung berapi kedua tertinggi dan gunung ketiga tertinggi di Indonesia setelah gunung Kerinci dan gunung Cartenz, Papua. Dan Memiliki ketinggian 3726 mdpl.

Hari ini cuaca lumayan panas, sehingga matahari cukup menyengat pada kulit. Ditambah hamparan savana yang gersang, sangat jarang sekali pepohonan. Membuat perjalanan terasa lelah, tapi semangat sangat membara.

Mereka berjalan, sambil berdecak kagum. Karena dihadapan mereka, terdapat pemandangan yang sangat memanjakan mata, cuaca yang cerah membuat Gunung Rinjani terlihat gagah dengan segala pesonanya.

Ziva menghentikan langkahnya, meraih botol air dan meneguknya. "Wait Rey, gue haus." Sehingga Reyyen harus menunggu Ziva, dan memang tugasnya sebagai sweeper.

Langkah Jiela ikut terhenti karena merasa tidak ada suara langkah kaki di belakangnya, maka dari itu Jiela inisiatif menengok kebelakang. "Ih Ziva ngapain?" teriaknya.

"Minum dulu haus." Ziva menyimpan kembali botol air nya. "Ayo Rey lanjut."

Mendengar teriakkan Jiela, membuat Kia menengok kebelakang, menunggu Ziva menghampirinya. "Minta minum dong." Belum sempat meminumnya, Kia terlebih dahulu dikejutkan oleh monyet yang memegang pergelangan kakinya. Sehingga tak sengaja, Kia menjatuhkan botol air minum.

Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]Where stories live. Discover now