19 | TANGISAN

341 33 5
                                    

Langit mendadak gelap seketika, petir kemudian terdengar. Tak lama setelah itu hujan deras turun mengguyur jalanan tempat mobil Arga melaju pulang sekolah.

Arga mengendarai mobil sembari menangis, dia benar-benar tak menyangka. Disaat dia sudah sangat mencintai Kanilya, dia harus berpisah dengannya seperti ini.

Arga mengingat saat pertemuan pertamanya dengan Kanilya yang terjadi karena sebuah kecelakaan kecil. Dia lalu mengingat saat Kanilya menabraknya di tangga sekolah hingga membuat mereka terjatuh.

Arga juga mengingat saat Kanilya menyatakan perasaannya melalui chatt whatsapp, dan yang paling mengesankan di hatinya adalah saat dia mengingat Kanilya menyatakan perasannya langsung kepadanya di balkon sekolah.

"Kenapa disaat gue udah bener-bener cinta dan sayang sama Kanilya, malah ada masalah yang harus bikin gue pisah sama dia" Isak Arga, hatinya benar-benar terasa sangat perih karena harus meninggalkan orang yang sedang sangat dia sayangi.

Perkataan Ayahnya yang melarangnya untuk tidak berhubungan lagi dengan Kanilya, dan perkataan Kanilya yang menginginkan hubungan mereka berakhir, terngiang-ngiang di pikirannya Arga.

Air mata Arga semakin mengalir deras, dia tak menyangka jika Kanilya yang biasanya selalu mencintainya, sekarang sudah bukan siapa-siapanya lagi. Tapi dari awal, Arga sudah tahu jika Kanilya bukanlah cinta sejatinya.

Arga memberhentikan mobilnya di tepi jalanan. Dia teringat dengan air mata Kanilya yang sama sekali tak membangkitkannya kembali menjadi manusia normal.

"Harusnya dari awal gue nggak usah pake hati ngejalanin hubungan paksaan ini sama Kanilya, karena dari awal gue udah tahu kalau dia itu bukan cinta sejati gue. Air mata Kanilya nggak bisa ngebangkitin gue, sekarang disaat gue udah bener-bener sayang sama dia. Adalah kesalahan gue sendiri, tapi rasanya sakit banget harus ngerelain Kanilya ya Tuhan" Isak Arga sembari memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.

Sementara itu.

Kanilya berjalan memasuki kamar Sesil, terlihat adiknya itu sedang terbaring setelah baru saja pulang dari rumah sakit.

"Sesil" Panggil Kanilya.

"Hmmm?"

"Kakak mau nanya sama kamu"

"Nanya apa?"

"Apa bener kepala kamu itu terbentur karena Reno?"

Sesil terdiam saat Kanilya bertanya seperti itu padanya.

"Kok kamu diem? Jawab dong Sesil Kakak nanya"

"Sebenernya, ini bukan kesalahannya Reno Kak. Justru Reno itu udah nolongin aku, dia yang bawa aku ke UKS buat bisa di obatin cepet"

"APA?" Kanilya mendadak terkejut dan panik saat mengetahui bahwa adiknya itu telah membohonginya. "Jadi kamu udah bohong?"

Sesil langsung terbangun karena melihat Kakaknya mulai marah. "Ya awalnya aku itu nyalahin Reno supaya aku bisa dapetin perhatiannya Reno, dan aku pikir Kakak bakalan nyuruh dia buat jagain aku terus. Tapi Kakak malah dorong dia sampe kepala dia terbentur"

Ternyata Sesil menuduh Reno agar dia bisa mendapatkan perhatian Reno, namun caranya itu malah membawa masalah.

"Sesil kamu bener-bener ya!" Kanilya benar-benar kecewa karena adiknya itu telah membohonginya. "Kamu udah bikin Kakak malu di hadapan Vitto dan juga Reno, kok kamu keterlaluan banget sih?"

"Ya itu salah Kakak, ngapain pake emosi segala!"

"YA KAKAK NGELAKUIN INI KARENA KAKAK PEDULI SAMA KAMU!" Bentak Kanilya, dia benar-benar sangat marah pada Sesil.

Ghost Boy [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang