5.pertanggung jawaban.

36.1K 2.5K 191
                                    

~🌹~

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat yang lalu semua murid sudah pulang kerumahnya masing- masing, tetapi Alisya masih berada dikelasnya.

Merenung, itu yang dia lakukan disana. Alisya tidak ingin pulang jika harus melihat air mata ibunya lagi, tetapi hari sudah larut,bagaimanapun dia harus pulangkan.

Alisya akhirnya berjalan menyusuri koridor menuju parkiran, ia sudah mengatakan pada Leon bahwa dia akan pulang telat hari ini.

Alisya menghentikan sebuah taksi untuk mengantarkannya pulang, disepanjang jalan Alisya hanya melihat keluar jendela sembari mendengarkan lagu yang diputar ditaksi itu.

Hingga ia sampai dirumah, ia turun dari taksi setelah membayarnya, didepan rumah dia melihat sebuah mobil terparkir disana, Alisya segera masuk kedalam rumahnya.

"Anak saya akan bertanggung jawab pada anak ibu," suara lembut itu terdengar samar dari depan pintu, Alisya memasuki rumahnya dan lagi lagi jantungnya berdetak lambat saat melihat orang itu, itu Kayden.

"Assalamualaikum?" ucap Alisya berjalan menuju ibunya dengan sedikit gemetar, dia menyalimi satu persatu tangan yang ada diruang tamu itu, kecuali Kayden.

"Umi icha mau istirahat dulu," Sarah dan Leon dapat merasakan tangan Alisya yang bergetar.

"Biar abang antar, abang juga males disini," Farel meraih tangan Alisya dan menaiki tangga.

"Farel!" tegur Sarah.
"Maafkan anak saya,"ucap Sarah pada ibunya Kay.

" tidak apa, kami yang salah, Saya dan suami saya minta maaf yang sebesar besarnya pada keluarga kalian atas kelakuan anak saya Kayden, kami akan bertanggung jawab menikahkan Kayden dan Alisya," Wulan Lee, selaku ibunya Kay berdiri dan berlutut.

"Ee...jangan berlutut....," Sarah menuntun Wulan berdiri.

"Kalau begitu kami pulang dulu, Assalamualaikum" Wulan memaparkan senyum tulus pada calon besannya.

"Waalaikumsalam mari saya antarkan keluar?" Sarah ikut berdiri dan mengantarkan keluarga Wulan Lee keluar. Sedangkan Leon menyusul adik-adiknya dikamar.

"Abang mukul kak Kay sampe bibirnya sobek gitu?" dari luar pintu terdengar samar suara Alisya.

"Iya, itu masih kurang tau"

"Abang mu itu brutal banget tadi," Leon menutup pintu kamar Alisya dan ikut mengobrol dengan mereka."kalo aja kakak gak pegang dia tadi, mungkin calon suamimu udah KO," sambungnya lagi.

Seketika itu wajah Alisya kembali datar, kata kata itu sangat menggelikan untuknya, calon suami?, wah sepertinya kenapa dia tidak senang sama sekali.

"Huh...suami ya?" Alisya menunduk mendengar perkataan kakaknya itu, sejujurnya hatinya berdesir, tapi ini cukup menggelikan jika situasinya begini.

"Ee..e dek kakak salah bicara ya maaf maaf," Leon mulai kelabakan.

"Besok kamu bakal nikah dek, abang udah bilang sama wali kelasmu kamu izin tiga hari," Farel memeluk Alisya.

Cukup lama Alisya terdiam lalu berbicara." kakak sama abang keluar dulu ya, Alisya mau tidur, tadi Alisya udah makan," Alisya melepas pelukan Farel.

Leon dan Farel saling pandang dan mengangguk, mereka keluar dari sana meninggalkan Alisya yang mulai menangis lagi.

"Besok aku bakal nikah, cepet banget si, kan nanti aku masih mau kuliah...masih mau beli rumah sendiri...masih mau belajar lagi....hiks," Alisya meringkuk disamping kasur.

Sedangkan didalam mobil Mark Lee selaku ayahnya Kay, keluarga itu sangat canggung didalam mobil.

"Ehem...besok kamu bakal nikah," Papanya membuka pembicaraan.

"Iya" jawab Kay singkat.

" padahal kami mau jodohin kamu sama salah satu anak teman papa," sambungnya lagi.

"Bisnis ?" tanya Kay singkat.

"Em..iya-"

"Ck haduh...udah deh basa basinya bunda gak tahan lagi, bisa bisanya kamu hamilin anak orang ya, dia itu mama liat anak baik baik, kenapa ?!" bentak wanita cantik disamping ayahnya.

"Dia gak...hamil kok mah?" jawab Kay kikuk.

"Sama aja, mama kecewa sama kamu, hah tapi semuanya udah terjadi kasian menantu kecil mama, dia masih kelas dua SMA loh Kay, kamu gak bisa tahan apa ?!"

"Kay gak sengaja mah...," Kay menunduk tak berani melawan mamanya.

"Untung kamu gak sengajanya sama anak orang baik baik, " celetuk papanya.

"Pa, papa bicara apa sih?, anak orang baik baik pasti mamanya tertekan!" bentak mamanya.

"Iya ma, maaf "

***

Alisya menguap untuk kesekian kalinya didalam ruangan kecil didalam mesjid ini,saat sang penata rias menata dirinya, belum juga pagi tapi orang-orang ini sudah sangat sibuk dari tengah malam.

Begitu juga dengan Kayden yang sekarang sedang duduk lesehan dan sedang diajari oleh tiga laki-laki didepannya ini yaitu Papanya, dan kedua kakak lelaki Alisya.

"Nanti jawabnya itu gini, ngucapnya gini,doanya gini, nanti pegang kepalanya baru doa " Leon dan Mark terus memberikan wejangan, saran, dan ajaran pada Kay, Kayden syok dengan semua ini, ayolah dia sudah mempelajari itu kemarin dia sudah hafal sekarang

"Jaga icha baik-baik bro, jangan sampe lo nyakitin dia " ucap Farel

Karena pernikahan mendadak semuanya disiapkan terburu-buru, hari ini tidak tepatnya subuh ini Alisya sudah dibawa kesalah satu gedung mesjid milik calon mertuanya, dia akan menikah hari ini mengingat itu ia kembali menghela napas.

"Anak jaman sekarang...malu maluin aja " celetuk salah seorang yang baru saja mengantarkan baju kebaya.

"Mbaknya kalo gak tau apa apa gausah ngomong, pergi sana " usir salah satu penata rias.

"Jangan didengerin, yang namanya musibah gak bisa dielak kan " sambungnya lembut lalu kembali merias wajah Alisya

"Iya, makasih " Alisya tersenyum singkat lalu mengambil ponselnya yang berdering.

Ada pesan masuk dari Elisa, dia bertanya bagaimana kondisinya dan Alisya menjawab dia baik baik saja.

Dia sudah selesai dirias dan semua orang meninggalkan dirinya sendirian disana. Bosan, itulah yang ia rasakan sekarang, pagi sudah datang, ijab kabul akan dilakukan sebentar lagi.

Sarah dan Wulan menghampiri Alisya dengan senyuman, lalu duduk disampingnya.

Selama itu juga mereka memberikan wejangan kepada Alisya yang di iya kan oleh Alisya, mereka juga sempat berfoto beberapa kali sebelum akad dimulai.

"Kayden Zaferino Valeryan saya nikahkan dan saya kawinkan adik kandung saya Alisya Akila kepada engkau dengan mahar emas empat puluh lima karat dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" suara Leon menggema dengan tegas mengatakan itu, Alisya dapat mendengar
Itu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Alisya Akila dengan mahar yang disebut dibayar tunai" dengan satu tarikan nafas Kay menyelesaikan ucapannya, jangan tanya apa dia baik - baik saja sekarang, tangannya menjabat erat tangan kakak iparnya tetapi jantungnya serasa ingin melompat dari tempatnya. Setelah itu ia mendapat kata 'sah' dari para tamu yang hadir, tidak banyak hanya sanak saudaranya saja yang diundang.

Tak berbeda jauh dari Kay, Alisya sedikit gemetar dengan wajah memerah,ia digandeng oleh Farel saat berjalan menghampiri Kay.

Kay tertegun dengan kecantikan Alisya, ia benar benar cantik apalagi dengan wajah yang memerah itu.

To be continued...
Gimana?, kebayang gak.

Young Mom Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt