Bagian 10

226 85 6
                                    

"Jadi bagaimana, mau makan siang bersamaku?" tanya Minhyun sekali lagi.

"Ne." Ji Eun akhirnya mengiyakan ajakan Minhyun, dia memang sudah sangat lapar dan Mina malah memilih makan siang bersama seokmin, makan siang bersama Minhyun ia rasa bukan ide yang buruk.

Dalam hati Minhyun merasa sangat senang. Rencananya untuk mendekati Ji Eun bisa berjalan lancar.

Minhyun dan Ji Eun pun pergi ke kantin untuk makan siang bersama.

"Bagaimana rasanya akan berpatisipasi dalam festival?" tanya Minyun pada Ji Eun.

"Biasa saja," jawab Ji Eun.

Ji Eun memang sama sekali tidak antusias dengan diadakanya festival. Apalagi dia harus bekerja sama dengan Naeun, jika bisa dia ingin mundur saja.

"Wae?"

"Hanya tidak antusias saja."

"Sebentar." Minhyun tiba-tiba mendekat ke wajah Ji Eun.

Karena Minhyun yang tiba-tiba mendekat, tubuh Ji Eun mendadak menjadi kaku.

"Ini ada sisa makanan di bibirmu," ucap Minhyun sambil membersihkan sisa makanan yang menempel di sudut bibir Ji Eun.

Meskipun hanya membersihkan sisa makanan, tapi perlakuan Minhyun itu cukup untuk membuat wajah Ji Eun bersemu merah dan jantungnya berdebar-debar. Yah walaupun Ji Eun selama ini terkesan cuek pada Minhyun tapi dia tetap gadis normal yang bila tiba-tiba di dekati pria apalagi pria setampan Minhyun pasti akan berdebar-debar.

Minhyun tersenyum menyadari bahwa gadis di depannya itu sedang tersipu. "Kenapa wajahmu memerah?"

"Tidak apa-apa," kata Ji Eun cepat lalu kembali menyantap makanannya.

Senyum Minhyun semakin mengembang melihat Ji Eun yang salah tingkah, dia merasa Ji Eun perlahan-perlahan mulai menyukainya. Memang benar kata ayahnya, jika ingin mendapatkan hati seorang gadis perlakukan dia dengan manis.

***

Hari dimana festival diadakan pun tiba. Semua mahasiswa tengah sibuk menyiapkan stand mereka masing-masing. Begitu juga dengan mahasiswa jurusan kimia, mereka tengah sibuk menata stand mereka. Tapi di tengah kesibukan itu Sejeong, Mina, dan mahasiswi lainnya sedang tertawa lepas. Apa yang membuat mereka tertawa?

"Wah daebak!!!" kata Mina sambil betepuk tangan, "Seokmin-ah ayo berfoto! Momen ini tidak boleh terlewatkan begitu saja."

"Tidak mau." Seokmin menepis tangan Mina.

Sementara Mina justru semakin tertawa.

"Sunbae kau pintar sekali memilih kostum untuk mereka." Mina mengacungkan dua jempolnya pada Sejeong.

"Karena para pramusaji kita berwajah tampan aku pikir mereka harus memakai sesuatu yang berbeda untuk menarik pelanggan." Sejeong menaikkan kedua alisnya sambil menyenggol bahu Minhyun yang berada di sampingnya.

Minhyun mendengus sambil melirik kesal ke arah Sejeong.

"Sunbae, apa kita harus memakai kostum ini?" kata Seokmin merengek.

"Wae? Kau terlihat tampan dengan kemeja pink itu." Sejeong menepuk bahu Seokmin.

"Tampan dari mana? Kalau Myungsoo dan Minhyun sunbae pakai apa pun memang tampan. Tapi kalau dia?" Lagi-lagi Mina mengejek sahabatnya itu.

Sementara itu Ji Eun dan Naeun hanya menahan tawa mereka melihat para pria itu memakai kemeja pink dan dasi kupu-kupu.

Minhyun merasa menyesal menyerahkan masalah kostum pada Sejeong. Harusnya dia tahu jika Sejeong akan memilih kostum konyol ini. Kemeja pink dan dasi kupu-kupu, ini adalah pakaian paling konyol yang pernah ia kenakan. Kenapa tidak sekalian saja menyuruh mereka berdandan seperti perempuan.

To My Youth : Twenty [REVISI]Where stories live. Discover now