39

5.3K 422 32
                                    

Kalau ada typo tolong koreksi yaa😄

Semoga gak bosen sama cerita ini yaa😌

~Enjoy it guys~

Dafa keluar dari rumah sakit tadi malam. Tentu saja dengan berbagai wejangan dari Dokter pribadinya. Ia hanya meng-iya kan saja, agar cepat pulang ke mansion.

Dirinya itu heran kenapa readers cerita ini sangat suka jika ia tersiksa? Terlebih authornya? Perlu diingat jika ia itu mahal. Mereka harus membayar mahal jika ingin dirinya disiksa! Ya, harus!

Setidaknya readers dan author itu harus membayar senilai mobil Mercedes Benz keluaran terbaru. Bukankah begitu?

Jika mereka tidak bisa membeli mobil dengan alasan tidak ada uang. Oh ayolah, selagi ada mata, jantung, paru-paru, ginjal, dan lainnya itu sudah cukup untuk membeli mobil yang ia inginkan. Iya kan?!

Terus kalo gua gak ada jantung, gimana gua lanjutin cerita ini Daf? -author.

Oke, kembali ke cerita.

Laki-laki itu sedang berada di lift untuk mengantarkannya ke lantai dasar. Jam menunjukkan pukul sembilan pagi dan ia harus segera mengisi perutnya yang sudah ingin minta di isi. Kasian cacing-cacing diperutnya sudah meraung-raung minta makan. Tidak, Dafa tidak cacingan kok. Itu hanya perumpaan saja.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Dafa melangkah keluar, irisnya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Beberapa maid berlalu-lalang di depannya dan beberapa bodyguard juga berjaga di beberapa sisi pintu utama.

Ia melanjutkan langkah kakinya ke meja makan, disana ada sekitar lima maid yang sedang menata makanan yang akan disajikan untuk sarapan pagi ini.

Ah ya, orang tuanya itu juga melarang dirinya untuk pergi ke sekolah beberapa hari ke depan. Alasannya tidak ingin keadaan Dafa drop kembali. Jadi jangan heran kenapa laki-laki itu terluntang-luntung tidak jelas di mansion megah milik Lutisva.

"Ayah sama bunda belum turun?" Tanya Dafa saat dirinya berhasil duduk di kursi meja makan.

"Belum Tuan Muda." Jawab maid yang posisinya tidak jauh dari Dafa.

"Tuan Muda." Ucapan itu membuat kepala Dafa mengadah ke atas melihat sumber suara.

"Apa?" Dahi Dafa mengkerut heran saat Riki, bodyguard yang menjaganya saat dirumah sakit memanggilnya.

"Ini jaket Tuan Muda." Ucap Riki menyerahkan jaket berwarna abu-abu kepada Dafa.

Ck! Dafa berdecih pelan. Dirinya sudah berniat untuk meninggalkan jaket itu dikamarnya dan tidak ingin memakai. Ini yang dibencinya, dirinya diharuskan untuk tidak berjauhan dari jaket. Lepas sedikit, mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Ia sadar memang dirinya itu tidak tahan dengan suhu dingin, tapi ya ayolah ia juga gerah jika terus-menerus memakai jaket.

"Hm." Balas Dafa singkat dengan merebut jaket yang diberikan Riki dengan kasar lalu memakainya.

"Permisi Tuan Muda." Ucap Riki dengan membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan ruang makan.

"Ayah sama bunda kenapa lama sih?" Gumam Dafa jengkel.

Moodnya mendadak menjadi buruk pagi ini.

Ia mengambil nasi dan beberapa lauk lalu meletakkan di atas piring miliknya. Memilih untuk menyantap makanannya terlebih dahulu tanpa menunggu kedua orang tuanya yang entah sedang melakukan apa.

Dasva|END✔Onde histórias criam vida. Descubra agora