sembilan

330 29 5
                                    


"Apa yang akan kita lakukan seharian ini? "

Jimin, tengah mengeringkan rambut Yuna dengan head layer seraya mengibas-ngibaskan rambut panjang Yuna dengan jemari nya.

Pertanyaan itu, terlontar dari mulut Yuna. Untuk menetralisir ke khawatiran nya tentang JiMin yang agak misterius pagi ini.

Jimin, mematikan haedlayer. Menyimpan nya di nakas. Gerakan nya sangat terkontrol dan rapi. Mata Yuna terus mengekor pergerakan JiMin.

Entah kenapa? Yuna, merasa keputusan nya untuk menuruti JiMin bolos sekolah adalah salah.

JiMin, mendekat ke arah Yuna. Menghadapkan tubuh gadis itu kepadanya. Tatapan JiMin amat sulit untuk di deskripsi kan. Terlihat tenang, namun tidak.

JiMin menuntun tubuh Yuna ke ranjang. Membuat jantung Yuna terasa panas hampir meledak.

Yuna semakin di rundung cemas. JiMin tak akan meniduri nya kan?

Perlahan, JiMin mulai menyentuh bibir Yuna. Melumat nya lembut lalu semakin dalam.

Dalam pase ini, Yuna memilih untuk diam saja. Hingga JiMin mulai menggerayami tubuh Yuna. Ciuman JiMin mulai semakin liar. Tidak hanya di bibir, seluruh inci wajah Yuna telah dia jelajahi dengan bibir nya, lalu leher jenjang sang kekasih pun langsung jadi incaran Jimin.

"Jimin-ah, jangan lakukan ini! " Yuna, menghentikan aksi JiMin. Yuna, tak mungkin membiarkan JiMin berbuat sejauh itu. Yuna, milik Jungkook.

"Wae? Kita sudah bersama lebih dari setahun kan? Ini sudah layak aku dapatkan. "

"Aku belum siap! "

"Kau belum siap? Atau kau memang sudah menghianati ku? "
Kening Yuna langsung mengkerut. Kenapa JiMin berkata seperti itu? Apa JiMin tau sesuatu?

"Kemana saja kau semalam? "

"Ne? " Yuna terhenjat atas pertanyaan yang Jimin lontarkan. Tatapan mata Yuna, mulai tak fokus. Dadanya pun mulai agak sesak. Belum lagi, deru nafas JiMin yang bersautan dengan deru nafas nya, dan tatapan misterius JiMin yang tak teralihkan dari Yuna.membuat Yuna merasa benar-benar terancam.

"Ada banyak CCTV di parkiran, jika kau tak tahu! "

Yuna menelan ludah susah payah. Kenapa Yuna bisa tidak memikirkan ke arah sana? CCTV.
Habis sudah!

Yuna, mencoba mengatur deru nafas nya. Lalu menatap mata JiMin dalam. Apapun harus Yuna lakukan, agar dia tidak ketauan.

"Tapi aku tak menghianati mu! "Yuna, berucap yakin. Dia mengalungkan tangan nya ke leher JiMin . Dia teliti dengan lembut seluruh inci wajah JiMin, seraya mengembangkan senyum terbaik. Yuna, harus bersikap senyaman mungkin, agar berhenti di curigai.

"Buktikan! "Pinta JiMin menuntut, membuat gadis di bawahnya, hanya menggigit bibir dengan keras.
JiMin menyadari reaksi Yuna. Dia benar-benar terpojok tanpa jalan keluar.
JiMin menghembuskan nafas kasar; dia tak akan mengampuni sebuah penghianatan.
Namun, baru saja JiMin akan membuat perhitungan; dengan Tiba-tiba Yuna mengangkat sedikit tubuhnya untuk meraih JiMin. Dia mulai mencium bibir JiMin. Memberi lumatan yang membuat bibir JiMin terasa menghangat. Yuna juga mulai bermain dengan lidah lawan jenis nya.

JiMin hanya menerima perlakuan itu. Dan membiarkan Yuna bermain liar dalam mencumbu nya. JiMin, ingin tau sejauh mana Yuna bisa membuktikan.

Beribu pikiran berkecambuk di benak Yuna, saat dia memutuskan untuk mencumbu kekasihnya dengan berani.

Yuna mulai membuka kancing kemeja JiMin satu persatu. Tangan nya meraba perut berotot kekasihnya dengan lihai. Membuat JiMin mau tau mau mulai mengeluarkan desahan nya.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: May 12, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Love secretOnde histórias criam vida. Descubra agora