Part 30

19.4K 1.4K 125
                                    

Maafkan atas typo dan antek-anteknya.

Enjoy it.

---MPB---

Alisha melangkah ringan memasuki sebuah rumah megah dihadapannya, memutar kunci mobilnya di jari, wajahnya cerah. Mati-matian ia menahan senyum, menjaga imejnya di depan orang lain. Ia bahagia, ia juga tidak takut lagi. Ia sudah berani sekarang, karna ada gadis itu di sampingnya.

Beberapa pelayan menunduk hormat ketika perempuan itu lewat. Kakinya melangkah ke lantai atas, lalu berdiri di depan pintu berwarna hitam gelap. Tangannya berkeringat dingin, tapi tetap bergerak untuk membuka knop pintu.

Kosong.

Tak ada siapapun disana. Matanya menelisik ke penjuru ruangan, memang kosong.

Ia menutup pintu, lalu berbalik turun. Ia melihat seorang pelayan.

"Kemana semua orang?" tanyanya dingin. Tapi tetap tak bisa menyembunyikan wajah cerah itu.

"Nyonya ada di taman belakang Non," jawab pelayan itu. Alisha mengangguk, lalu melangkah ke arah taman belakang. Setelah sampai, matanya langsung di sambut dengan kolam renang besar dengan rumput hijau di sekelilingnya, bunga-bunga tumbuh mekar dengan indahnya. Matanya menelisik, mencari.

Ia melangkah kearah gazebo yang berada di tengah-tengah kolam ikan kecil yang mengelilingi gazebo itu.

"Mana pak tua itu?"

"Kamu datang? Duduklah sebentar," wanita paruh baya itu bergerak. Sedikit bergeser, memberikan ruang pada anak gadisnya. Alisha duduk di pinggir gazebo, kakinya menapak pada jalan setapak kecil mungkin lebarnya hanya sekitar 30 cm.

Wanita paruh baya itu menatap wajah anak gadisnya itu, lalu tersenyum simpul.

"Sedang bahagia?"

Alisha hanya mengangkat bahu, lalu kembali bertanya, "mana dia?"

"Dia pergi, baru saja. Mendadak," ucap wanita itu.

Alisha menggeram kesal. Tua bangka itu menyuruhnya untuk datang ke tempat itu, tapi sekarang malah ia yang pergi. Menyebalkan.

"Naikkan kakimu, gerimis," ucap wanita itu tiba-tiba.

Alisha mendongak, menatap langit. Lalu berdiri, "aku akan pergi sekarang," ucapnya. Lalu hendak melangkah sebelum ucapan itu sampai di telinganya.

"Bahagia dengan gadis itu?"

Alisha menolehkan sedikit kepalanya, menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tau. Yah, sekalipun aku hanya dirumah. Bukan berarti aku tak tau apapun," ucapnya. Sembari meneguk tehnya anggun. "Kemarilah. Aku ingin bercerita sedikit denganmu," lanjutnya.

Alisha tak ingin, tapi hatinya ingin tau apa yang akan disampaikan oleh wanita paruh baya itu. Wanita itu bahkan menyebut dirinya Aku, tanda ia sedang serius. Gerimisnya makin deras, membasahi bajunya. Langkah kakinya berbalik menuju gazebo, lalu mendudukkan dirinya.

"Senang melihatmu disini. Kapan lagi bisa duduk berdua denganmu."

Alisha tak menanggapi, hanya memperhatikan tetesan hujan yang turun dari langit. Menetes mengenai atap gazebo, lalu jatuh ke tanah.

"Sepertinya gadis itu membawa banyak perubahan padamu."

"Apa yang kau tau tentangnya?"

"Banyak sayang. Ibu bahkan tau keluarganya."

Alisha menoleh cepat, menatap tajam pada wanita itu. Lalu tubuhnya terpaku ketika mendapati tepukan pelan di kepalanya, lalu usapan lembut di rambutnya. Wanita itu tersenyum.

My Perfectionist Boss (GxG)Onde histórias criam vida. Descubra agora