13

43 9 0
                                    

Dua hari telah kak Farel lalui. Siang malam ia berusaha keras untuk menyelesaikan karya tulisnya. Yaya juga sudah membantunya sepenuh tenaga. Namun di hari berikutnya kak Farel malah malas untuk melanjutkannya.

"Dia sangat membingungkan" Keluh Yaya. "Dia yang terancam tidak bisa ikut pertandingan futsal, tetapi tetap saja dia juga yang membuatku seperti pecundang karna merasa gagal untuk membantunya."

"Jangan sedih Ya. Dia sebenarnya Rajin, kok. Cuma dia memang sedang tidak mendapatkan moodnya" Kata hatinya berucap.

"Iya. Aku juga bukan tipe orang yang gampang menyerah pada situasi, kok" Ucap Yaya untuk meyakini hatinya.

Yaya pun berfikir bagaimana caranya membuat kak Farel tidak jenuh.

"Oke, sekarang kita main PES. Kalo kakak menang, aku yang lanjutin tugas. Tapi kalo aku yang menang, kakak yang harus kerjain tugas" Akhirnya Yaya mendapatkan ide ini, meski sebenarnya ia tidak bisa bermain PES.

"Dealll"

Dengan bersemangat kak Farel mengeluarkan playstation model lama. Sebenarnya tidak terlalu tua, tapi ibunya sudah lama menyita barang itu karna kak Farel sering bolos sekolah.

"Oke, jadi X untuk mengoper, O untuk umpan lambung, kotak untuk shoot, segitiga untuk umpan terobos, dan R1 lari cepat. Pencet L1 untuk ganti pemain"

Walaupun menurut Yaya cara dengan bermain ini agak terlalu santai dan selengekan, tapi ternyata cocok dengan kak Farel.

Mereka sangat menikmatin permainan, meski saat pertama kali Yaya berkali kali kalah, lama kelamaan ia memahami permainan PES dan berhasil menang dari kak Farel walaupun dengan cara sedikit curang.

Setelah merasa cukup bermain, dan dirasa tugas hampir selesai, mereka mengganti aktivitas.

"Sekarang kita karakaokean aja!" Ajak kak Farel.

Yaya mengangkat sebelah alisnya. Tak menyangka ajakan seperti ini datang dari kak Farel. Ia pun setuju "Boleh" Katanya.

Kak Farel langsung menyalakan TV dan karaoke set yang tersedia. Ia memilih milih lagu yang disambut Yaya dengan antusias.

Setelah beberapa menit memilih, akhirnya pilihan Yaya jatuh ke lagu My love - Westlife.

Yaya menyanyikan bait pertaman.

an empty street, empty house
a hole inside my heart
i'm all alone the rooms are getting smaller

Kak Farel menyanyikan bait ke dua.

i wonder how, i wonder why
i wonder where they are
the days we had, the songs we sang together

Mereka bertatapan, lalu menyanyiman reff-nya bersama sama

and oh my love
i'm holding oh forever
reaching for a love that seems so far

Yaya melanjutkan

so i say a little prayer
and hope my dream will take me there
where the skies are blue
To see you once again my love
over seas from coast to coast
to find the place i love the most
where the field are green
to see you once again
my love.

Kak Farel meneruskan.

i try to read, i go to work
i'm laughing with my friends
but i can't stop to keep myself from thinking oh no
i wonder how, i wonder how
i wonder were they are
the days we had, the songs we sang together.

Mereka kembali bertatapan membuat jantung mereka bedegup kencang

and oh my love
i'm holding on forever
reaching for a love that seems so far.

Kak Farel menyanyikan bagian coda

to hold you in my arms
to promise you my love
to tell you from the heart
what i'm thinking of
i'm reaching for a love that seems so far.

***

Sesampainya dirumah, Yaya segera mengirim pesan kepada kak Farel.

Yasha Alodya
Baca catatan dari binderku yang sengaja kutinggal di rumah kakak. Aku sudah merangkum referensi dari banyak buku disana.Tadinya aku mau memberikanya langsung pada kakak, tapi aku harus pulang cepat. Hari ini giliran aku memasak makan malam. Maaf juga aku gak pamit. Aku harap kakak bisa menyelaikan tugas ini sebelum waktunya dikumpulkan.

Yaya membuat kak Farel heran "Tidak biasanya gadis itu mengirimkan pesan yang panjang dan bikin pusing seperti ini"

Setelah mengirim pesan kepada kak Farel Yaya segera turun kebawah untuk makan malam. Kebetulan keluarganya berkumpul hari ini.

Selesai makan, Yaya akan menceritakan tentang seseorang kepada orang tuanya. Sudah hampir dua tahun ia berpacaran dengan Gibran, namun ia tak pernah mengenalkannya kepada orang tua.

"Pa, Ma, Yaya kenalin sama Gibran nih. Orangnya baik" Jelas Yaya.

"Ganteng ga?" Tanya Papahnya

"Ganteng kok"

"Gantengan mana sama papah?" Canda Mamahnya.

Mereka pun tertawa.

"Tinggi ga?" Tanya mamanya "Jangan kayak Kak Ido, Ganteng ganteng pendek" mereka terus bercanda dan tertawa bersama.

Tiba tiba ponsel Yaya berbunyi. Lalu ia meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke kamar dan mengangkat telpon.

Ternyata telpon dari Papahnya Gibran.

"Nak? Kamu tau ga, Gibran ada dimana? Sudah dua hari dia belum pulang kerumah."

Yaya pun menjawab "Maaf pa, saya gak tau Gibran dimana. Dia juga gak bilang ke saya kalo dia pergi dari rumah"

"Kalau begitu makasih, nak"

"Sama sama pak. Nanti kalo ada kabar saya kasih tau bapak" Ujar Yaya. Ia pun segera mengakhiri telpon, lalu berusaha menghubungi Gibran. Namun telponnya hanya dirijek.

Sementara Gibran masih merenung di pinggir jalan sambil terus merijek panggilan dari Yaya.

Kemudian Gibran memutuskan untuk menghubungi Karin

"Rin, bisa dateng kesini ga? Gua mau minta tolong"

Setelah Karin datang, Gibran langsung menceritakan semuanya pada Karin "Udah dua hari gua ga pulang ke rumah. Hubungan kedua orang tua gua lagi gak baik, dan gua juga jadi korban. Itu sebabnya akhir akhir ini gua berubah bandel sampai Yaya marah. Gua gapernah cerita apa apa ke Yaya, tapi sekarang dia malah berubah gitu. Apa apa sama Farel. Tadi dia terus terusan telpon gua, tapi ga gua angkat. Gua udah sakit hati sama dia"

Setelah Gibran bercerita panjang lebar kini Giliran Karin yang menasehati dan menenangkan Gibran. Karin benar benar hebat dalam hal memberi nasehat.

"Yaudah sekarang mending lu pulang"

"Makasih ya, Rin" Ujar Gibran sambil tersenyum.

*Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote! Terimakasih😊

Teka Teki SemuWhere stories live. Discover now