TIGA

341 5 0
                                    

Happy Reading!!!

Alika menjatuhkan bedannya dikasur empuk miliknya. Cewek itu menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan yang kosong. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada Siasya dan lelaki yang ia rindukan. Mereka berdua hilang secara bersamaan. Apakah ada kaitannya antara kepergian lelaki tersebut dengan Siasya? Pikiran dan hatinya mulai beradu mencari jawaban.

Andai saja lelaki itu tidak pergi meninggalkan Ia dan keluarganya. Pasti saat sepulang sekolah Alika diantar olehnya. Bukan justru diantar cowok yang super cuek dan kaku seperti Arga. Mengingat nama Arga, tiba-tiba Alika menjadi senyum sendiri.
Jika diingat-ingat walaupun Arga kaku dan cuek tapi setidaknya ia peduli sedikit terhadap sesama.

Tok...tok...tok...
Alika tersadar dari lamunanya. Ia menatap kearah pintu yang menampakkan seorang cowok berkaos putih polos yang sedang melipat tangannya didepan dada.
"Abang!"kata Alika.Alika segera memperbaiki posisinya. Ia segera duduk diujung kasurnya.
"Siapa yang anterin lo pulang barusan hm?" tanya Leo sang Abang dengan alis yang dikerutkan.
"Oh... itu kakak kelas"jawab Alika santai.
"Kok bisa?.Pacar lo?"ucap Leo mengintrogasi yang kini mmberjalan kearah Alika.
Alika kini menatap manik mata Leo sang abang yang telah duduk disampingnya. " Gini ya bang.Alika jelasin."Alika menepuk-nepuk pundak abangnya "Tadi hp gue mati"ucap Alika sembari berdiri meninggalkan Leo.
"Udah gitu aja"
"Lah trus mau gimana lagi?"jawab Alika yang telah mengambil handuk dari lemarinya.
"Trus kenapa lo gak nelpon gu-"
"Gue mau mandi trus tidur.Keluar lo bang!"
Alika yang selesai mengambil handuk segera menarik paksa Leo keluar dari kamarnya.
"We gue belum selesai nany-"ucapan Leo terpotong karena Alika telah membanting pintu tepat dihadapan dirinya. Leo yang melihat tingkah Alika hanya bisa mengelus dadanya.
"Untung adek kalo bukan uda gue cincang lo!"kata Leo sambil menunjuk-nunjuk pintu kamar Alika.
📌📌📌📌
Mentari telah muncul menggantikan sinar sang rembulan. Sinarnya yang menyinari bumi sukses membangunkan Alika dari tidur nyenyaknya. Alika mengucek kelopak matanya. Menghempaskan selimut yang menutup badannya.

Alika melihat sebuah benda kecil yang terletak diatas meja disamping tempat tidurnya. Benda tersebut menunjukan pukul 06.00. Alika segera bangkit dari tempat tidurnya lalu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah beberapa menit Alika keluar dari kamar mandi dengan mengenakan seragam sekolahnya. Alika memperhatikan penampilannya. Ia menyisir rambutnya,mengoleskan sedikit pelembab dibibir mungilnya.
Perfect. Alika segera turun dengan mengendong tasnya.

Alika menuruni anak tangga. Perasaannya begitu bahagia. Akhirnya hari ini ia dapat sarapan dengan sang bunda. Pasalnya setelah kejadian itu terjadi Alika tak pernah lagi sarapan bersama sang bunda. Bundanya selalu sibuk bekerja. Sang Bunda selalu pergi pagi pulang malam. Alika sering merasa sepi.Tapi tidak dengan hari ini.

Alika tersenyum lebar ketika mendapati sang bunda dan abangnya telah menunggu dimeja makan. " Morning semuanya" sapa Alika sembari menarik kursi untuk didudukinya. "Morning Ratunya abang" jawab Abang denga nada yang dibuat-buat.

"Jijik gue bang"kata Alika sembari tertawa.

"Bunda duluan" pamit sang Bunda terburu-buru.
Mendengar ucapan sang bunda senyum diwajah Alika seketika memudar. Baru saja dirinya mengira ia dapat merasakan hangatnya suasana meja makan seperti dulu. Tapi dugaannya ternyata salah.

"Leo. Kamu antar Alika kesekolah." Perintah bunda pada Leo.
"Trus nanti Alika pulangnya gimana bun? Soalnya Leo nanti pulangnya agak telat dari kampus."tanya Leo pada sang Bunda.

"Alika nanti kalau kamu pulang kamu telp-"

"Aku naik taxi aja"ucap Alika dengan tangan yang ia kepalkan dibawah meja makan.

Alika memotong pembicaraan bundanya. Hati Alika terasa hancur. Dirinya mengira dengan mereka pindah ke Bandung semua bisa diperbaiki. Ternyata tidak sama sekali. Tak ada yang berubah. Yang berubah hanyalah kota tempat mereka tinggal.

Alika segera beranjak dari meja makannya. Mengambil tasnya dan segera keluar. Ia berniat pergi kesekolah dengan menggunakan angkutan umum. Emosi Alika kembali memuncak. Alika gadis yang baik. Hanya saja ia tak dapat mengontrol emosinya.

"Alika sayang kamu mau kemana"tanya sang bunda yang melihat perubahan ekspresi Alika.

Alika tak menggubris pertanyaan sang bunda. Ia melewati bundanya begitu saja.Hatinya terlalu hancur.

"Alika gue anterin!"
"Alika tunggu!"
Alika semakin berlari ketika mendengar suara teriakan sang abang.
Tak ada yang bisa diperbaiki. Semuanya sudah terlanjur hancur. Dirinya benci pada perempuan yang membuat keluarganya hancur. Ia benci keluarga mereka. Ia bersumpah akan membalaskan dendamnya pada perempuan yang membuat keluarganya hancur.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

ARGA & AlIKAWhere stories live. Discover now