ENAM

447 21 9
                                    

Weekend telah tiba. Dimana hari yang ditunggu-tunggu para remaja untuk menghabiskan waktunya dengan keluarga. Tapi tidak dengan gadis yang mengenakan piyama coklat, gadis ini lebih  memilih menghabiskan waktu dengan buku-buku yang tersusun rapi dikamarnya.

Sudah lima belas menit berlalu Alika mencoba untuk tetap fokus membaca meski suara gelak tawa dari kamar abangnya sangatlah mengganggu.
Alika geram, lagi-lagi fokusnya hilang karena suara musik yang begitu keras.
"Abang kampret,"umpat Alika dalam hati.
Alika beranjak dari duduknya, ia mengambil botol aqua bekas yang tergeletak diatas meja belajar.
Alika berjalan dengan langkah kaki yang terburu-buru. Gadis dengan emosi yang menggebu-gebu kini telah berada tepat didepan pintu sang abang.
Ia menarik napasnya dalam-dalam sebelum membuka kenop pintu.
" satu...dua...tiga" ujar Alika dalam hati. Tangan kanan Alika dengan cepat membuka pintu kamar sang abang dan tangan kirinya telah terangkat keastas sembari memegang botol untuk dilempar kewajah Leo.

Alika melempar botol yang ia bawa sedari tadi " Ribut bener lo sih ba-,"
Alika terkejut, matanya melotot. Hampir saja bola matanya akan terjatuh kelantai karena botol yang ia lempar justru mengenai lelaki yang tengah asik bermain playstation.
"Alika?" ucap para segerombolan lelaki dengan serentak. Riko dan Raka seperti tak percaya melihat Alika berada dirumah Leo.
"Ngapain lo dek?"tanya Leo yang sukses membuat Riko dan Raka yang tengah memakan cemilah ber "oh" ria sembari menatap Leo.

Aldi yang jidatnya terkena lemparan botol Alika. Segera mempause gamenya. Ia justru menatap Arga bukan Alika yang telah melemparnya.
Aldi berdiri dari duduknya dan segera merapat ke Arga. "Oh jadi ini alasannya. Ok gue ngerti,"ucap Aldi berbisik.

Arga yang mendengar ucapan Aldi ia justru pura-pura seakan tak mendengar apapun. Di antara segerombolan cowok-cowok hanya dirinya yang tidak ikut terkejut saat mengetahui jika Alika adalah adik Leo.

Alika mati kutu diambang pintu. Ia bingung harus berbuat apa. Sampai pada akhirnya " gue kebawah dulu bang," ucap Alika dengan cengirannya sembari menarik pintu kamar sang abang perlahan.

"Alika tunggu" panggil abangnya.
Alika terpaksa mendorong kembali pintu kamar Leo. " kenalin ini temen-temen gue dari jaman gue masi SMA"ucap abang.

"Gu-,"baru saja Alika ingin bersuara, Raka dan Riko telah lebih dulu menjawab perkataan Leo.

"Kita dah kenal kok" ucap Raka
"Adek idola sekolah kita tu adek lo Le"timpa Raka sembari tertawa kecil meski tak ada yang lucu.
"Seriusan dah pada kenal?"
"Iya" jawab Aldi singkat.

Alika  tak tau harus berbuat apa di depan pintu kamar Leo, ia memilih untuk mengambil minuman untuk membasahi tenggorokannya yang tiba- tiba terasa kering "Gue kebawah dulu deh bang"ucap Alika yang segera berlalu.

"Leo. Jadi adek lo yang ini yang sering lo ceritain ke kita-kita?"tanya Aldi
"Oh iya...berarti dia juga dong yang sering coba bunuh diri?. Meski lo gak bilang penyebabnya apa." ucap Raka yang berbaring dikasur empuk milik Leo.
"Jadi gue simpulin kalau Alika itu ga-," ucap Riko
"Aduh kok lo pada uda jadi kek ibu-ibu arisan sih!. Iya jadi yang gue ceritain semua itu adalah Alika." jelas Leo yang kembali mendekat ke arah playstation.

"Aldi lo lawan gue sekarang"ajak Leo.
Aldi yang merasa ditantang segera menuju ke playstation untuk beradu game kembali.

Berbeda dengan Arga. Cowok berdarah dingin ini lebih banyak mengunci bibirnya. Saat yang lain sibuk bertanya tentang Alika pada Leo. Arga lebih memilih untuk menyimak sambil sesekali ia menganggukan kepalanya.
                        📌📌📌

Alika menuruni anak tangga. Langkah demi langkah membawanya mendekat ke ruang makan.
"Kok gue bodoh banget sih! Harusnya gue kalau mau lempar tu liat-liat dulu. Kan jadi kena kak Aldi.ih......" ucap Alika dalam hati sambil memukul-mukul jidatnya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARGA & AlIKAWhere stories live. Discover now