Chapter 15 💛🌹

3.1K 204 26
                                    




Sana masih memeluknya erat. Hawa dingin di dekat kolam renang membuat gadis itu betah berlama-lama mendekap Dahyun.

"Sayang," panggil Dahyun.

"Hmmm?," jawab Sana.

"Lepas dulu," pinta Dahyun.

Sana melepas pelukannya, kali ini mengaitkan jemarinya pada jemari Dahyun.

"Dahyun...,sudah lama ya kita tidak ngobrol sambil melihat pemandangan malam di luar begini," ucap Sana.

"Hmmm," jawab Dahyun singkat.

Perempuan yang tadinya diam seribu bahasa itu kini mulai cerewet. Dia mulai berceloteh menceritakan semuanya, entah itu masa trainee atau masa sekolahnya dan semua yang dialaminya. Dahyun pacarnya tentu sudah pernah mendengar beberapa cerita yang diceritakan ulang oleh Sana. Hingga Dahyun mendengarkan ceritanya dengan sedikit bosan, tapi mimik wajahnya dibuat sebisa mungkin untuk terlihat antusias.

Setelah hampir 30 menit Sana terus bercerita.

"Mau dengar cerita lucu?," tanya Sana tiba-tiba meloncat dari topik.

"Boleh," jawab Dahyun yang masih berusaha menahan mimik antusias di wajahnya.

"Waktu itu saat hari Chuseok aku dan Jihyo pergi ke kampung halamannya di Jeolla-do,"

"Lalu....," ucap Dahyun.

"Saat di perjalanan kami bermain games dan bertaruh yang kalah harus dipanggil Ahjuma seharian, dan Jihyo kalah, lalu kami mampir ke pasar tradisional di sore hari aku berhenti menemukan makanan yang enak, tapi jihyo tetap berjalan meninggalkanku, akhirnya aku berteriak memanggilnya 'Ahjuma! Ahjuma!', dia tidak menoleh tapi malah Ahjuma pedagang kue beras yang berjalan menghampiriku, aku sadar dan sebelum Ajuma tukang kue semakin dekat, langsung segera ku ralat 'Jihyo Ahjuma', otomatis Ahjuma pedagang kue yang ada dihadapanku berbelok disaat yang bersamaan Jihyo menengok" cerita Sana tidak lucu.

Ia menoleh pada Dahyun yang sedang menahan tertutupnya mata.

"mengantuk? sini," ucap Sana sambil menarik kepala Dahyun bersandar di bahunya.

"Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik Dahyun, aku sudah menguji kesabaranmu, ternyata kau memang selalu menghargaiku, hehehe," kata Sana terdengar sayup-sayup di telinga Dahyun.

Cup! Sana mencium bibirnya hingga meninggalkan bekas air liurnya dipermukaan bibir merah muda Dahyun.

Dahyun tertidur di bahunya,keduanya sama-sama tidak menyadari bahwa langit malam yang semula berbintang kini bintangnya tertutup oleh awan NimboStratus. Dan tak lama keduanya pun dibubarkan oleh gerimis.

Dahyun memilih untuk pergi ke kamar Maknae Line sedangkan Sana, gadis itu memilih untuk mandi dan tidur di kamar Eonni Line, sekali-sekali mereka memang harus tidur terpisah. Setidaknya kamar Maknae Line dan Eonni Line itu mempunyai fungsi yang sesungguhnya.

Dahyun yang semula hampir terlelap tiba-tiba teringat akan buku hariannya, sudah beberapa hari ia tidak datang untuk mengunjungi halaman buku itu. Jemarinya langsung membuka lembar kosong. Ia bergeming sejenak untuk mengumpulkan adonan ide.

She's My Everything (Saida) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang