Prolog

15K 755 13
                                    

James terus mondar- mandir di koridor rumah sakit di depan sebuah ruangan tempat orang tercintanya ditangani sekarang. James langsung datang ke rumah sakit begitu mendengar kabar dari Edward- orang kepercayaannya. Melesat meninggalkan ruang meeting diikuti tatapan heran banyak orang, tapi James tidak peduli. Persetan dengan perusahaan. Toh, masih ada Gerry yang bisa menggantikannya memimpin meeting tersebut.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Bagaimana kondisi putra saya, Dok?" tanya James. Wajahnya pucat karena cemas dan takut.

"Tidak ada luka serius sepertinya, tapi kita harus menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. Untuk sementara dia harus dirawat di rumah sakit."

James menghela nafas lega. "Syukurlah. Terima kasih, Dokter...."

"Aldo," dokter itu menyebutkan namanya.

"Ya, Dokter Aldo. Terima kasih banyak."

"Anda pasti sangat menyayanginya," ujar Dokter Aldo.

"Ya, tentu saja. Hanya dia keluarga yang kupunya sekarang."

" Maksud Anda... istri Anda sudah...," Dokter Aldo tidak meneruskan kalimatnya. Pria di hadapannya ini masih terlihat muda dan segar. Apa benar pemuda di dalam ruangan itu anaknya?

"Oh, aku belum menikah. Max adalah putra kakakku. Dia dan istrinya sudah meninggal, jadi aku yang merawat Max sejak bayi."

Dokter Aldo mengangguk. "Baiklah. Masuk saja jika ingin melihat keadaannya. Kami akan menyiapkan ruang perawatannya. VIP?"

James mengangguk.

Dokter Aldo menepuk- nepuk pundak James. "Dia anak yang sangat kuat. Aku benar- benar terkejut dia tidak mengalami luka serius padahal kecelakaan yang dialaminya cukup hebat." Kemudian Dokter Aldo pergi.

James menarik nafas dalam- dalam kemudian masuk ke dalam ruangan. Max tertidur dengan kepala diperban. Seperti yang Dokter Aldo bilang, sepertinya tidak ada luka serius. Hanya memar dan luka- luka kecil, selain kepalanya.

"Kau benar- benar seperti ayahmu, Max. Sangat kuat," gumam James menggenggam erat tangan Max.

My MochaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang