Part 10 : Human

3.1K 539 235
                                    

Pagi ini semuanya agak kacau, kelima pemuda itu tidak sarapan bersama seperti biasa

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Pagi ini semuanya agak kacau, kelima pemuda itu tidak sarapan bersama seperti biasa. Yeonjun hanya menyiapkan sandwich seperti biasa dan yang berkumpul di meja makan pagi itu hanya Taehyun dan Kai—dua maknae yang tidak tau menau tentang masalah Beomgyu dan Yeonjun yang pulang terlambat semalam. Ya, Soobin berhasil membuat dua maknae itu terlelap lebih cepat, terlebih karena semuanya memang sudah kelelahan kemarin.

"Beomgyu, kau tidak bisa seperti ini terus," ucap Soobin mendekap adiknya semakin dalam. Kini mereka berdua tengah duduk di sofa dengan kepala Beomgyu yang bersandar lemah di dadanya. Menangis tak henti sejak subuh, tepatnya saat pertama ia membuka mata. "Kau harus berhenti menangis. Apamu yang sakit? Ayolah, kau bahkan tidak mau mengatakan apapun sejak semalam."

Soobin elus lagi tubuh yang lebih kecil itu. Ini pertama kalinya sejak mereka debut dan tinggal di drom, Beomgyu menjadi secengeng ini. Soobin hanya frustasi, sejak semalam ia tidak tidur dengan sempurna karena rengekan Beomgyu yang membuatnya gelisah semalaman.

Beomgyu makin terisak mendengar penuturan Soobin, memeluknya lebih erat. Beomgyu hanya kebingungan sekarang. Di tengah rasa pusing kepala dan rasa sakit aneh di sekujur tubuhnya, Beomgyu hanya masih ragu, haruskah ia jujur mengenai yang terjadi kemarin malam? Dan tentang Jungkook? Diam-diam ia semakin ketakutan. Takut akan banyak hal. Tentang tawaran Jungkook, ataupun tentang Yeonjun yang Beomgyu rasa bisa menjadi korban dari ini semua.

Di tengah semua kebingungan Beomgyu, anak itu punya tanda tanya terbesar: Ada dendam apa Jungkook pada Yeonjun? Atau mungkin ... Pada grup mereka? Kenapa harus Beomgyu yang kena getahnya lebih dulu?

"Beomgyu ... Ayo berhenti menangis. Hatiku sakit melihatmu begini terus. Ayolah, kumohon." Ia usap kepala Beomgyu dengan sayang, ia kecup sekilas, lalu ia dekap lagi. "Beritahu aku, apanya yang sakit?"

Beomgyu hanya menggeleng lemah, masih memilih bungkam. Tapi perlahan, ia mulai menenangkan diri.

Yeonjun berdiri di belakang sofa sendirian di seberang sana, menatap gusar, "Jadi, dia sakit?"

Soobin menghendikkan kedua bahu, "Aku tidak tahu, suhu tubuhnya normal, sama sekali tidak hangat. Tapi tadi malam dia muntah dan tadi subuh dia mengadu pusing kepala. Dan kalau dia sampai menangis begini sampai sekarang, aku yakin pasti ada yang tidak beres." Soobin menutur persis seperti seorang Ibu yang baru punya bayi.

"Dia punya alergi?"

Soobin menggeleng, "Setauku tidak ada."

"Phobia barangkali?"

"Memangnya hyung pikir dia kenapa!" Soobin agak menggerutu mengucapnya, mengalihkan pandangan pada Beomgyu dalam pelukannya. "Sudah tenang?"

Beomgyu mengangguk, membenarkan posisi duduk.

"Apanya yang sakit?" Pertanyaan utama itu terus Soobin ulang dan akan tampaknya akan selalu diulang selama Beomgyu tidak menjawabnya dengan layak.

Yeonjun melirik ponselnya yang sejak pagi standby di tangan. Ya, sementara Soobin disibukkan untuk mengurus dan menenangkan Beomgyu, Yeonjun menjadi pihak sibuk yang mengubungi manajer dan staff penanggung jawab jadwal promosi mereka, dalam memberitahu bahwa satu member sedang tidak dalam keadaan baik. "Jadwal panggung hari ini tidak bisa ditiadakan, tapi bisa dimundurkan. Kita akan tampil siang hari ini, tepatnya pukul dua. Dan kita terpaksa harus tampil dengan empat anggota kalau Beomgyu terpaksa pergi ke rumah sakit."

[✓] BE THE SUN | TXTOnde histórias criam vida. Descubra agora