Part 14 : Plan

3.1K 473 233
                                    

Tidak ada satu pun yang akan menduga kejadian itu bisa terjadi dalam grup mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak ada satu pun yang akan menduga kejadian itu bisa terjadi dalam grup mereka.

Ada satu member yang sedang tertekan, menjadi putus asa dan seolah hendak mencari jalan pintas. Bunuh diri seakan berperan menjadi opsi paling brilian untuk siapapun dalam kondisi demikian. Tapi, mereka hanya tidak menyangka bahwa itu mungkin untuk berlaku pada anak yang selalu menebar energi positif dalam grup mereka sejak awal. Anak aktif yang selalu menjadi tonggak semangat tatkala latihan yang membuat letih.

Kalimat yang menyebutkan bahwa: Rata-rata semua orang yang paling banyak tersenyum dan tertawa, serta yang paling terlihat baik-baik saja—dialah yang mempunyai beban terberat. Dia hanya cukup pandai menyembunyikannya. Sehingga tidak ada yang menyadarinya. Sehingga suatu hari kemungkinan terburuk mungkin akan terjadi.

Friends don't understand me anymore...

Ia yang akan mundur dan pergi perlahan. Meninggalkan dunia... meninggalkan semuanya...

Siapa yang salah jika sudah begitu realitanya?

Soobin menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, meratapi penyesalan. "Dia pasti tertekan, pasti ada masalah, pasti terjadi sesuatu yang mengganggunya. Tapi aku tidak tahu... Aku payah untuk tidak ada di dekatnya saat ia butuh." Ia berucap begitu memilukan, tertunduk lemas seraya kedua tangan yang tak henti mengusapi pipi yang kini sudah kuyup oleh air mata.

Kai mengelus pundaknya, menyandarkan kepala disana, memeluknya erat, "Hyung, ini bukan salahmu. Salah kami..."

Hal paling menyebalkan adalah saat menentukan siapa yang salah atas suatu peristiwa yang terjadi. Pada akhirnya, pastilah akan dibutuhkan orang untuk berbicara seperti;

"Sudahlah, ini bukan salah siapapun. Kalau kalian sibuk meributkan siapa yang salah, yang paling masuk akal untuk disalahkan sebenarnya adalah aku. Aku bertanggung jawab untuk menjaga kalian semua." Yeonjun berucap agak sarkas. Emosinya mulai tidak stabil sekarang. Berdiri dengan gerak gusar di ruang tunggu rumah sakit disana, pikirannya kalut.

Soobin sendiri masih berusaha menenangkan diri, dengan Taehyun dan Kai yang duduk di sisi kiri dan kanannya. Menarik ulur napasnya, "Mulai sekarang aku tidak akan pernah percaya meninggalkan dia sendirian." Lalu menunduk lagi, "Kenapa dia begitu bodoh? Apa dia sudah tidak takut pukulan pantat dariku?!"

Taehyun tersenyum miris, ia tahu disini Beomgyu pun tidak bisa disalahkan. "Beomgyu akan baik-baik saja." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Taehyun sejak awal, dan hanya terus diulangnya demi mengharapkan telinga siapa saja boleh merasa ditenangkan dengan sugesti melalui ucapannya.

Dokter laki-laki itu keluar, rautnya benar-benar gelisah. Matanya menyorot serius pada Yeonjun yang langsung menghampiri ke hadapannya dengan panik begitu ia keluar.

"Bagaimana keadaannya, dok?" sambar Yeonjun tanpa ba-bi-bu lagi.

Si dokter menghela napas, "Anak itu menelan pil dengan dosis yang terlalu tinggi. Itu sangat berbahaya dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan perkembangan zat dalam pil yang ia konsumsi. Semua tergantung pada ketahanan tubuhnya." Sang Dokter sebentar melirik pada Soobin yang sekarang sudah tegak sambil menatapnya tegang. "Tapi sekarang, sayangnya kita sudah cukup terlambat untuk memberinya penanganan. Pil yang ia telan itu sudah cukup menyerang daya tahan anak itu dan—"

[✓] BE THE SUN | TXTWhere stories live. Discover now