17. Nyamuk

2.6K 129 2
                                    

Sunyi, sepi hanya di temani angin malam dan taburan bintang. Disinilah Sheila di balkon kamarnya, biasanya ada abang nya yang selalu mengganggu kali ini ntah kemana abangnya pergi papanya kerja dan sang Mama sedang pergi arisan jika biasanya ada Rey yang selalu mengganggu kali ini ia tak terlihat. Berkali kali Sheila menghembuskan nafas menghilangkan bosan.

"Gila orang orang pada kemana si? Gue bosen!!!!." Rutuk Sheila.

"Gue ke rumah Rey aja dah tuh bocah biasanya nongol sekarang ngilang."

Akhirnya Sheila memutuskan untuk pergi ke rumah Rey, sesampainya di sana seperti biasa Sheila akan berteriak.

"Assalamualaikum i'm here."

"Sshh de kebiasaan banget si." Ucap seorang lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan.

"Eh Papa. Apa kabar pa? Udah lama kita ga ketemu." Sapa Sheila pada Dino.

"Udah lama apaan! Tadi kita ketemu ya de." Sewot Dino.

"Hehe." Sheila hanya menyengir tak jelas.

"Sini deh de duduk kek tamu aja so so di suruh duduk dulu baru duduk."

Sheila menghampiri Dino yang sedang duduk di sofa ruang keluarga dimana Tiara? Biasanya ia juga duduk menemani suaminya.

"Pa, bunda kemana?" Akhirnya Sheila bertanya karena penasaran.

"Lagi arisan kayanya kan sama Mama kamu La." Jawab Dino sedangkan Sheila hanya manggut manggut ia juga ya padahal tadi Mama nya bilang mengapa ia bisa lupa?

"Kalo Rey mana?" Tanya Sheila lagi.

"Ada tuh di taman."

"Ya udah Sheila ke Rey dulu ya." Pamit Sheila hanya di balas anggukan kecil Dino.

Sheila berjalan dengan langkah riang sesekali ia bergumam menyanyikan lagu favorite nya. Senyum yang ia kembangkan sejak tadi seketika hilang saat melihat adegan di depan nya, di sana ada Rey dan Dita sedang tertawa bersama.

Lagi dan lagi hati Sheila seperti di hantam beribu ribu beton, sesak sangat sesak. Air matanya sudah tak mampu ia kendalikan, ia benci melihat Rey bisa tertawa lepas dengan orang lain. Tapi ia tak boleh egois ia hanya sahabat Rey.

Gue kuat Sheila menyemangati diri sendiri.

"Hai." Sapa Sheila pada saat ia sudah berdiri di samping Rey.

"Eh Hai. Sheila kan? Sahabat nya Rey?" Tanya Dita

"Iya. Gue ganggu ya?."

"Engga ko gabung aja sini gpp." Jawab Dita ramah.

"Tumben banget lo ke rumah biasanya banyak alesan!" Tukas Rey saat Sheila sudah duduk di hadapan nya.

"Ya lo biasanya nongol kek setan ini ga dateng dateng, gue kesepian Rey di rumah sendiri." Rajuk Sheila memajukan bibirnya beberapa centi.

"Maaf sayang." Ucap Rey sembari mencubit pipi Sheila gemas.

"Ish sakit ogeb! Ga usah sayang sayang ada pacar lo noh" tunjuk Sheila dengan dagunya.

"Gpp kali santai aja gue tau ko kalian deket banget."

"Hehe. Ya udah gue mau pulang aja males di sini jadi nyamuk."

Sheila langsung meninggalkan dua insan yang sedang kasmaran itu. Senyum apa tadi? Itukah yang di maksud senyum paksaan? Dimana air mata mendorong keras untuk keluar tapi bibir masih terus menyunggingkan senyum manis? Sheila benci dirinya yang sekarang gampang menangis dan tak terima jika Rey dekat dengan wanita lain.

Temen Apa Temen✔️Where stories live. Discover now