BAB 25 SELALU

24.8K 3.5K 84
                                    

Aku akhirnya takluk dengan kata hatiku. Meski masih banyak misteri dalam kehidupan Keanu, tapi seiring waktu berjalan aku bisa merasakan ketulusan dan sikap manis Keanu.

Setelah bulan madu dadakan kemarin, aku pikir Keanu akan kembali disibukkan dengan pekerjaannya. Karena memang permintaan bulan ini begitu banyak. Setiap hari kami lembur terus menerus. Sampai malam hari karena terlalu lelah, aku tidak sempat berbincang dengan Keanu.

Hanya saja dia selalu bangun pagi sekali, lalu memasakkan aku sesuatu. Dia sungguh manis, bagaimana aku tidak jatuh cinta lagi dan lagi kepadanya.

Seperti pagi ini, dia sudah mengecup bibirku lembut untuk membangunkanku. Bahkan sampai memenuhi bath ub dengan air hangat untuk aku mandi.

"Kamu kan juga lelah Kean...kenapa masih bisa mengerjakan ini untukku?"

Aku baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Masih mengenakan bathdrobe ketika melangkah ke arah dapur karena mencium aroma menggoda.

Keanu langsung menoleh ke arahku dan mengecup pipiku saat aku mendekat. Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya dan menyandarkan daguku di bahunya. Rasanya itu begitu nyaman kalau dia ada di dekatku.

"Kalau cuma masakin istri tercinta, energiku masih banyak La."

Aku tersenyum mendengar gurauannya. Dia menyendok pasta yang baru saja dimasaknya dan kini menyuapkan ke mulutku.

"Gimana?"

Kuanggukan kepala dan mengacungkan jempolku. Tapi Keanu malah mencolek hidungku.

"Apaan?"

"Enak, Pak Bos."

Keanu menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Coba kamu di kantor, mana mau deketin aku gini."

Nah dia merajuk. Aku tahu sih, kalau di kantor tuh aku memang harus profesional. Bukan apa-apa sih, kita gak disuruh salah satu pindah divisi saja udah untung. Nah aku nggak mau kalau nanti malah banyak yang mencibir kalau aku mengumbar kemesraan.

"Kamu mau si Zio ama Niko mupeng? Duo mesum itu aja kita nggak mesra udah mulutnya penuh adegan vulgar."

Kali ini Keanu berbalik dan melingkarkan tangannya di sekitar perutku. Dia itu tampak manis walau mengenakan apron warna pink milikku.

"Zio mah bujang lapuk dia. Abaikan. Ehmmm tapi nanti aku dipanggil sama Pak Anung. Entahlah kayaknya ada yang mau dibicarain."

Mendengar itu aku mengernyit. Pak Anung itu Bos Besar kita dalam artian dia yang memegang kendali dari kantor pusat. Termasuk masalah penempatan karyawan juga. Perasaanku tidak enak.

"Ya udah. Makan dulu ya? Aku mau mandi."

Keanu mengecup pipiku sekali lagi lalu melangkah meninggalkanku.

****

"Laaaaaaa...."

"Sel sel kromosomnya Pak Booosss..."

Aku langsung melotot ke arah Zio. Dia ini kalau lagi butuh resenya amit-amit.

"Apa sih?"

Zio langsung muncul di kubikelku. Padahal aku sedang asyik menggambar buat konsep iklan yang kami tangani. Aku paling tidak suka kalau sedang konsentrasi begini diganggu.

"Suami tercinta kemana? Dari tadi kok nggak nongol?"

Nah kan... dia sekarang perkara mencari Keanu pasti bertanya kepadaku. Padahal tinggal dilihat di ruangan Keanu atau bisa kirim pesan sama Keanu saja udah beres. Tapi selalu saja ke aku.

"Nggak tahu. Ih udah sana cari sendiri. Ini ideku lagi penuh, kalau diganggu ilang."

Zio tapi bergeming di tempatnya. Malah memainkan pulpen yang dipegangnya.

"Eh sel tubuh, denger-denger nih ya, Pak Bos mau dipromosiin ke kantor pusat gitu."

Deg

Aku langsung menatap Zio.

"Nggak usah ngibul."

Tapi Zio malah makin menempel di kubikelku karena mendapat respon dariku.

"Ih lo kok nggak percaya. Tadi tuh gue ketemu ama Mbak Nina, bagian Hrd. Yang itunya gede itu loh. Beuh mantul."

Aku langsung melempar pulpen yang aku pegang ke arahnya dan membuat Zio ngakak. Dia ini setiap saat kok adanya mesum terus.

"Nah dia bilang kinerja Pak Bos kan bagus tuh akhir-akhir ini gitu. Jadi emang mau dipromosiin."

Aku jadi terdiam, kantor pusat itu bukan di sini. Tapi malah di London. Tempat Keanu tinggal dulu. Perusahaan ini memang merger dengan perusahaan di sana yang lebih besar.

"Lo tanya deh nanti sama si Bos."

*****

Seharian ini aku jadi tidak konsentrasi. Apalagi Keanu juga belum balik. Sampai jam 5 sore, dia akhirnya balik ke kantor. Wajahnya memang memperlihatkan dia lelah tapi senyumnya langsung terlihat saat melihatku.

Hari ini Niko ijin sakit, Nuri juga mengambil cutinya. Jadi memang cuma ada aku dan Zio yang sejak pukul 4 sudah cabut dengan alasan mumpung nggak ada si bos. Semprul kan.

"Udah pulang?"

Keanu menganggukkan kepala dan dia menatap jam yang melingkar di tangannya.

"Pulang sekalian yuk."

Akhirnya aku menganggukkan kepala. Menurutinya dan mungkin dia akan berbicara tentang pertemuannya dengan Pak Anung.

****

Hanya saja Keanu tetap tidak bercerita apapun. Sampai malam menjelang dan kami sudah ada di atas kasur, dia tidak mengatakan apapun.

Masa aku harus bertanya?

"Kean.."

Akhirnya aku mencoba mengumpulkan keberanian. Aku berbaring miring dan menatapnya. Keanu masih sibuk dengan buku bacaannya saat ini.

"Tadi seharian cuma ketemu Pak Anung aja?"

Keanu langsung menatapku dan menggelengkan kepala.

"Enggak kok. Ketemu ama klien juga yang mau kerjasama. Terus ke bagian produksi, liatin hasil iklan yang kemarin kita buat."

"Owh..."

Ucapanku itu membuat Keanu mengernyit.

"Kenapa?"

Aku hanya menggelengkan kepala. Kenapa dia tidak...

"La..."

"Ya?"

"Ehmmm kamu misal...ehmm" Keanu memijat tengkuknya. Aku tahu dia mau membicarakan ini.

"Misal kita pindah ke London lagi kamu mau?"

Dan seketika aku menggelengkan kepala. London itu tempat yang tidak akan lagi aku datangi. Karena banyak kenangan pahit di sana dan aku tidak bisa.

Bersambung

Naah baru nemu ide sekarang..

Ramein yaaa

SANG MANTANWhere stories live. Discover now