BAB 30 MENCOBA BERDAMAI

17.4K 3K 97
                                    

Aku masih sedih, karena Keanu sepertinya masih sangat terluka dengan sikapku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku masih sedih, karena Keanu sepertinya masih sangat terluka dengan sikapku. Meski dia juga tidak menolak aku berada di sisinya dan aku merawatnya, tapi aku tahu Keanu masih mengira aku iba kepadanya. Bagaimana bisa aku menjelaskan kepadanya? Kalau memang itulah awal yang aku rasakan untuknya. Aku sendiri masih bisa belum menghapus rasa sakit di bohongi oleh Keanu, lalu tiba-tiba mendengarnya kehilangan satu ginjal, demi untuk adiknya. Hal itu masih terus saja menggangguku. Tapi bagaimanapun, aku tetap yang bersalah paling banyak kepadanya.

Hari ini, Keanu sudah diperbolehkan pulang. Kami diantar Victor, ke apartemen yang ditempati Keanu selama di sini. Lalu Selli dan Azel datang menjenguk. Ingin rasanya aku curhat kepada Selli, soal kegundahan hatiku ini. Tapi saat melihat wajah bersemu merah Selli, aku tahu dia sedang bahagia. Dan aku tidak mau mengganggu kebahagiaannya. Selli berhak bahagia, setelah selama ini selalu saja menolak kehadiran Azel. Maka aku menyembunyikan itu semua, sampai mereka berdua pulang. Dan setelah kami berdua,Keanul mengatakan akan beristirahat di dalam kamar. Dia masih sangat lemah meski sudah diperbolehkan pulang. Aku sendiri tidak mungkin bisa memaksanya untuk mengajaknya bicara.

Tapi aku sendiri tidak ingin masalah ini berlarut-larut. Maka saat makan malam tiba, dan aku sudah memasakkan makanan untuknya, aku menemui Keanu di dalam kamar. Dia sudah terbangun, dan baru saja akan turun dari atas kasur.

"Kean."

Panggilanku membuat Keanu sedikit terkejut. Dia hanya menganggukkan kepala kepadaku saat aku melangkah mendekatinya.

"Udah aku masakkan sop iga, untung saja tadi Victor mau membelikan bahan-bahannya. Katanya kamu suka sama sop iga?"

Keanu sedikit mengulas senyumnya lalu menatapku "Memangnya kamu bawa bumbu Indonesia?"

Aku tersenyum dan kini menggamit lengannya. "Kan ada bumbu instan juga, hehe yang aku bawa buat jaga-jaga. Jadi tinggal masukin aja."

Keanu tidak memberikan tanggapan, dia menurut saat aku mengajaknya keluar dari dalam kamar. Dan kini menarikkan kursi di depan meja makan bulat kecil, dengan hanya 4 kursi di depan pantry. Aku mengambilkan nasi dan sop iga di piring, lalu kuberikan kepada Keanu.

"Makan yang banyak, biar cepet sehat lagi."

Ucapanku hanya ditanggapi Keanu dengan anggukan. Sampai aku menarik kursi sendiri di depannya dan mengamati dia makan, rasanya ingin menangis. Lebih baik dia marah-marah kepadaku, daripada aku hanya didiamkan begini. Keanu menyantap masakanku dengan lahap. Tapi kemudian dia menatapku.

"Kenapa nggak makan?"

Kugelengkan kepala mendengar pertanyaannya "Aku nggak lapar."

Keanu langsung menyipitkan matanya, menatapku dengan tidak suka.

"La, aku nggak ingin kamu sakit, karena merawatku."

Ucapannya yang dingin membuat aku akhirnya meneteskan air mata. Aku sudah tidak tahan lagi menahan rasa sesak yang mendera hatiku.

"La," bisik Keanu dengan sangat pelan. Dari tatapan matanya, aku tahu dia tidak tega melihatku seperti ini. Tapi dia masih berdiam di tempatnya. Padahal aku sangat merindukan dipeluk olehnya. Sangat merindukan bagaimana aku masuk ke dalam dekapannya yang hangat itu.

"Aku nggak apa-apa."

Akhirnya aku mengatakan itu dan mengusap air mata yang membasahi wajah.

"Maaf, aku sepertinya lelah."

Aku segera beranjak berdiri dan melangkah begitu saja meninggalkan Keanu. Menuju kamar yang memang ada dua di sini. Satu kamar sudah pasti ditempati oleh Keanu, tapi aku tentu saja tidak mau lancing berada di sana. Aku memilih kamar yang kosong, ada di sebelah kanan kamar Keanu. Segera aku melangkah ke arah kasur, dan membaringkan diri di sana. Meringkuk seperti bayi, dan menumpahkan semua isi hatiku. Kenapa rasanya begitu sakit, saat kita di abaikan oleh seseorang? Apakah begini rasanya Keanu, saat dulu aku tidak mau ditemuinya, tidak mau berbicara dengannya, hanya untuk mendengarkan alasan darinya? Aku memang terlalu egois. Tentu saja saat itu Keanu sangat terpukul, adiknya meninggal dan aku pergi darinya. Selama satu tahun ini, aku tidak pernah memikirkan perasaan Keanu. Aku egois.

Tangisku begitu menguras tenaga, sampai akhirnya aku terlelap. Saat akhirnya terbangun, lampu kamar sudah dinyalakan. Aku mengerjapkan mata dengan bingung, dan saat menoleh ke arah sampingku, makin dibuat terkejut dengan adanya Keanu yang sudah tertidur pulas di sampingku. Jadi dia tidur di sini? Tidak di dalam kamarnya sendiri? Tapi kenapa? [ ] 

BERSAMBUNG' 

JADI MASIH MENYELESAIKAN SERIES INI SEMUA YA

SANG MANTAN

SANG PENGGODA

 THE BITTER SWEET ICE

 DAN COFFEE BREAK

AWAL BULAN BESOK INSYALLAH SUDAH BISA DICETAK JADI NOVEL YA NABUNG YAAA

SANG MANTANWhere stories live. Discover now