BAB 27 MEMBUTUHKANMU

17.2K 3.1K 101
                                    


Seharian ini perasaanku tidak enak. Bahkan saat sudah sampai di rumah dan merebahkan diri, masih saja aku gelisah. Entah kenapa, padahal kondisi tubuhku juga sedang fit, tidak merasakan apapun. Pekerjaan di kantor juga seharian tadi mudah, tidak yang membuat otakku berpikir dengan keras. Klien juga setuju dengan konsep yang aku buat, bahkan tadi kami merayakan keberhasilan kami karena proyek iklan selama 1 bulan yang kami garap ternyata sangat disukai oleh klien, dan bonus kami cair. Harusnya aku senang, dan bahagia. Tapi ada yang salah sepertinya.

Aku sudah makan, sudah mandi, dan sudah merebahkan diri di atas kasur. Di dalam rumah yang disewa Keanu. Kami bahkan belum sempat berpindah rumah yang diberikan Papa kepada kami. Karena Keanu sudah terlanjur berangkat ke London. Itu yang membuat hatiku tak nyaman, sepertinya. Aku merindukan Keanu. Harus kuakui.

Sejak 2 hari yang lalu, Keanu memang sulit dihubungi. Katanya sekarang di sana sedang kejar deadline. Aku sendiri tidak mau mengganggu Keanu. Dia harus professional. Jadi sudah dua hari ini kami tidak berkomunikasi. Aku tidak mau mengganggu. Tapi hari ini sepertinya tidak ada salahnya aku mengatakan kangen kepadanya.

Aku membuka email dan mengetikkan pesan di sana. Aku lebih mengiriminya email memang, karena tahu dia sehari-hari di depan laptopnya, daripada di depan ponsel. Mengatakan rindu, agar dia tahu, aku memang sebenarnya membutuhkannya. Akhirnya aku beranjak untuk shalat Isya', agar aku juga lebih tenang. Sampai aku selesai shalat, aku mengecek email, tidak ada balasan juga. Biasanya, Keanu itu pasti membalas. Aku mengernyitkan kening. Mengambil ponsel dan ingin menghubungi Keanu, tapi tiba-tiba ponselku berdering. Dan nomor asing terlihat di sana. Ini kode dari nomer luar negeri. Segera aku mengangkat telepon itu.

"Halo... dengan Bu Sella?"

Suara seorang pria terdengar begitu asing.

"Iya, saya sendiri."

"Maaf, saya menelepon malam-malam waktu Indonesia, ini saya Victor, asistennya Pak Keanu. Ehm maaf Bu, Pak Keanunya dirawat di rumah sakit."

****

"La... tenangin diri lo, dulu. Udah nih minum dulu."

Aku hanya menggelengkan kepala saat Gana memberikan satu cangkir teh hangat kepadaku. Aku panik dan langsung menghubungi Gana, saat tadi menerima telepon dari asisten Keanu. Victor memang sesame orang Indonesia yang bekerja dengan Keanu. Aku sudah mendengar cerita itu dari Keanu.

Gana langsung menjemputku dan mengajak ke rumahnya. Hari sudah sangat larut, bahkan Mbak Tiara sudah terlelap.

"Anterin aku, Bang. Pokoknya cariin penerbangan ke London malam ini juga."

Ucapanku membuat Gana menganggukkan kepala.

"Tenang, La. Ini gue juga lagi hubungin Selli dan Dylan, biar mereka bisa tenangin lo dulu, sementara gue cari info."

Ucapan Gana membuat aku diam. Aku tidak mau mengganggu Selli sebenarnya, ini sudah sangat malam. Tapi karena aku juga butuh dukungan, aku rasa tidak bisa mencegah mereka ke sini. Informasi dari Victor tadi mengatakan Keanu jatuh sakit karena kelelahan. Tangisku langsung pecah, harusnya aku ada di sana. Bukannya aku malah di sini dengan keegoisanku.

"Laaaa..."

Suara itu akhirnya membuatku mendongak dan melihat Selli yang langsung menghambur ke arahku. Dia memelukku erat dan tangisku langsung pecah.

"Li, Kean, Li..."

Aku terisak di pelukannya dan membuat Selli memelukku erat.

"Iya, sabar ya. Berdoa aja. Aku ikut nganter ya?"

Dia menenangkanku dan kini mengusap wajahku yang sudah berlinang air mata.

"Aku mau ketemu Kean."

Selli langsung menganggukkan kepala.

"La, ini malam ini udah nggak ada penerbangan. Adanya itu besok siang, nggak apa-apa ya?"

Gana menyela dan membuat aku langsung menatapnya dengan tatapan memohon. Azel, suami Selli juga ikut sibuk menelepon untuk mencarikan tiket.

"Nggak ada beneran?"

Gana menganggukkan kepala dengan putus asa, lalu menoleh ke arah Azel.

"Nih nungguin, Dylan coba."

Azel masih sibuk menelepon tapi kemudian tersenyum saat menurunkan ponselnya.

"Ada, alhamdulilah."

*****

Karena Gana tak memungkinkan untuk mengantarku, ada Mbak Tiara juga yang tidak bisa mengikuti kami. Aku tahu kondisi Mbak Tiara seperti itu. Maka yang mengantarkanku akhirnya Azel dan Selli. Mereka sangat setia kepadaku. Azel mendapatkan penerbangan ke London tapi first class, aku sedikit tidak enak dengannya. Karena harga tiket dengan kelas nomor satu itu sangat mahal. Meski dia seorang pengusaha sukses, membelikan kami tiket seharga itu, pasti juga akan berpikir dua kali. Hanya saja, Azel memang Azel, dia tidak peduli berapa uang yang dikeluarkannya, yang pasti katanya aku harus tersenyum, dan jangan menangis lagi. Suaminya Selli itu memang sangat baik.

Aku sedikit merasa relaks saat kami duduk selama 14 jam nonstop di dalam pesawat. Karena memakai pesawat yang nonstop dari Jakarta ke London. Satu-satunya maskapai penerbangan yang menawarkan Jakarta London nonstop tercepat. Aku merasa sangat beruntung, Azel bisa mendapatkan tiket ini. Tapi meskipun duduk di kursi first class yang semuanya tersedia. First class ini hanya tersedia 8 kursi dan 3 diantaranya aku, Selli dan Azel. Benar-benar sangat nyaman sebenarnya. Tapi hatiku tetap tidak bisa tenang, mengingat ucapan Victor yang mengatakan kondisi Keanu drop, maka dia meneleponku. Meski awalnya sudah dilarang oleh Keanu.

"La... makan ya?"

Pertanyaan Selli itu membuat aku menatap menu yang sudah terhidang. Kami mendapatkan dua kali makan. Menunya sangat lengkap, dan kami diberi pilihan untuk memilih. Tapi aku tetap tidak nafsu makan.

"Aku nggak bisa, Li. Nggak lapar."

Jawabanku membuat Selli menggelengkan kepala. Lalu menoleh ke arah Azel.

"Zel, bujuk gih, ini Sella bisa pingsan nanti kalau nggak makan. 14 jam loh kita."

Azel tersenyum manis, dan mengedipkan matanya kepada Selli.

"Siap, sayang."

Aku akhirnya tersenyum mendengar rayuan itu, Azel memang perayu. Tapi Selli memang harus dirayu, agar dia melunak.

"La, makan ya? Nanti kamu sampai di sana malah ikutan sakit. Kasihan Keanunya." Mendengar itu aku langsung menganggukkan kepala. Iya aku harus makan, demi Keanu.

BERSAMBUNG

SANG MANTANWhere stories live. Discover now