Kenan dan Kayana ❀

221K 12.8K 702
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis bermanik mata coklat muda tersenyum kecut saat hinaan selalu menjadi sarapan paginya setiap hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis bermanik mata coklat muda tersenyum kecut saat hinaan selalu menjadi sarapan paginya setiap hari. Tatapan tidak suka dari seluruh teman sekolah seakan sudah menjadi penyemangat bagi hidupnya. Jika dulu dia akan menangis menerima hinaan tersebut, maka sekarang air mata itu telah enggan tuk turun. Hanya ada senyuman ramah yang membalas kata-kata kotor yang dilontarkan untuknya.

"Waah, cewek nggak benar datang lagi nih." Begitulah kira-kira sambutan dari teman kelasnya.

"Habis kerja semalaman ya, lelah banget," ujar Della seraya menyenggol pundak gadis tersebut.

Kayana Calista Anindira, gadis cantik dengan perawakan tinggi bak model, rambut coklat menutupi sebagian punggungnya, dan mempunyai manik mata coklat muda yang indah. Dia hanya diam, lalu melangkah menuju bangkunya yang berada paling belakang. Dikucilkan? Sudah biasa dia terima semenjak masuk SMA. Entahlah kabar dan rumor buruk tentang dirinya sangat cepat menyebar, ibaratkan virus yang begitu cepat menginfeksi inangnya.

"Kenapa sih cewek murahan bisa sekolah di sini? Sekolah nggak tahu ya skandalnya," ucap Dini.

"Skandal apaan tuh Dini? Kok Della nggak tahu?" Della menyeringai, mem-bully Ayana sudah menjadi candu baginya.

"Ah ketinggalan berita lo Del, itu lho si anak baru yang pindah kesini karena banyak skandal di sekolah lamanya. Dia jadi piala bergilir disana, yah kayaknya bakalan terwujud di sini."

Ayana menghelakan napas, demi tuhan dia masih suci dari sentuhan laki-laki. Dia mencoba menebalkan telinga, berpura-pura tidak dengar meski dengan cara apa pun kata hina itu akan terus terdengar. Ayana tersentak saat ada orang yang menendang keras mejanya, cowok dengan senyum nakal yang menjijikan.

"Pernah dibayar berapa lo? Mau main nggak sama gue?" tanya Rayhan teman sekelas Ayana, pertanyaan yang membuat dada Ayana sesak.

Ayana hanya diam, lalu berpura-pura membaca buku pelajaran. Batinnya menangis, tapi air matanya sudah enggan untuk terjatuh. Air matanya terlalu berharga hanya untuk menangisi kata-kata hina.

Rayhan mencondongkan tubuhnya pada Ayana, dia menyeringai melihat wajah pucat Ayana. "Bibir lo pasti manis, sudah berapa cowok yang nyicipin? Gue bakalan jadi yang ke berapa."

KENAN [LENGKAP]Where stories live. Discover now