Pendekatan Kedua ❀

65.1K 7.6K 497
                                    

Jangan lupa vote dan follow agar aku makin semangat nulisnya :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan follow agar aku makin semangat nulisnya :)

"Kamu sama anak kamu itu nggak ada bedanya ya Ren, masuk rumah sakit mulu mentang-mentang yang punya rumah sakit ini keluarga kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu sama anak kamu itu nggak ada bedanya ya Ren, masuk rumah sakit mulu mentang-mentang yang punya rumah sakit ini keluarga kalian." Fani menggeleng-geleng heran.

"Satu lagi, kenapa bisa Kenan luka kayak gitu hah? Kamu melakukan apa lagi sampai cucu mama kayak gini?" tanya Fani geram, dia memelototi Feren.

Feren menghelakan napas, jika saja ada rumah sakit lain yang terdekat dengan posisinya tadi mungkin dia akan menuju rumah sakit itu. Dia heran kenapa Fani selalu tahu jika keluarganya masuk rumah sakit, padahal Fani dokter spesialis ginjal bukan dokter umum. Dia memijat pangkal hidungnya, seharian memantau Kenan dia sudah merasa bapak yang tidak becus.

"Ma, Feren bantuin Kenan lho bukan memukul bahkan melukai dia."

Fani mengibaskan tangannya ke udara. "Halah alasan kamu saja, sejak kapan kamu baikan sama Kenan? Kerjaan kamu bikin cucu mama tersiksa saja."

Kenan dan Ayana hanya menonton perdebatan antara mertua dan menantu. Keluarga Arunika memang kurang percaya dengan Feren setelah sikap kasarnya pada Kenan, mereka selalu was-was jika Feren dan Kenan berdekatan. Bagi mereka jika Feren tak mau menganggap Kenan ya silahkan, keluarga Arunika akan terus menyayangi Kenan selayaknya cucu kesayangan. Feren mendesah pelan, percuma untuk dijelaskan karena di mata Fani reputasi dia sudah buruk.

"Papi nggak bohong kok Oma, tadi Kenan dihadang sama geng Agares dan papi yang nyelamatin."

Mata Feren berbinar, entah kenapa dia merasa begitu bahagia mendengar pengakuan Kenan. Semoga pendekatannya pada Kenan berhasil. Bukannya menerima, Fani malah memukuli Feren dengan tangannya.

"Ini karena kamu, semua anak kamu kecuali Rafi masuk dalam dunia geng-gengan."

"Ampun Ma, ampun."

"Kalau ngajarin anak itu yang benar dong, Feren Aldiano Putra Wijaya."

"Iya ma, iya maafin Feren." Fani berhenti memukuli Feren, sang menantunya yang tidak lagi muda itu. Umur Feren masih 37 tahun tapi dia sudah punya 4 anak yang sudah remaja semua.

KENAN [LENGKAP]Where stories live. Discover now