Chapter 8 - Darah yang mengalir.

196 62 55
                                    

Saat sampai di sekolah, Rara dan Reyhan di kejutkan dengan sebuah artikel yang bertebaran di mana- mana. Dan itu berisi foto mereka ketika sedang membeli eksrim, sama persis seperti foto yang di kirim ke Mama nya Rara. Kata- katanya juga sama persis. Rara yang sudah emosi langsung mengambil semua artikel yang terpajang dan merobeknya satu- satu.

"SIAPA YANG MELAKUKAN INI!!" Teriak Rara kepada semua orang.

"Raa..tenanglah." Ucap Reyhan berusaha menenangkan Rara.

"LU BILANG GUA HARUS TENANG! ASAL LU TAU! ADA YANG NGIRIM FOTO INI DENGAN KATA- KATA INI KE NOMOR NYOKAP GUA! DIA MARAH BESAR KE GUA! DAN LU MASIH BILANG GUA HARUS TENANG!!" ucap Rara dengan sangat keras.

"Aku tau kamu marah, tenanglah. Kita bisa cari pelaku dari semua ini, kamu lupa disini ada aku? Masalahnya juga bersangkutan sama aku, jadi sudah pasti aku akan nyelesain masalah ini sama kamu." Ucap Reyhan sambil menatap Rara dengan lembut.

"GUA TAU DIA CUMAN NGINCER GUA! DIA NGIRIM FOTO ITU KE NYOKAP GUA! LU NGERTI GAK SIH!" Bentak Rara.

"Aku ngerti, tapi kita akan nyelesain ini sama- sama. Aku gak bakalan biarin kamu nyelesain ini sendirian." Ucap Reyhan kemudian memegang tangan Rara.

"GAK! ASAL LU TAU? SEMUA INI GAK BAKAL TERJADI KALAU LU GAK MAKSA GUA IKUT! MULAI SEKARANG JAUHIN GUA! JANGAN PERNAH SEKALIPUN NAMPAKIN MUKA LU DI DEPAN GUA!" ucap Rara kemudian pergi.

Reyhan masih diam di tempatnya dan cuman liatin Rara yang mulai menjauh. Reyhan mengepalkan tangan nya dalam diam, sambil menatap kertas yang bertebaran dimana- mana, kemudian pergi.

"Akhh! Kepalaku!" Ucap Rara yang merasa pusing.

Lagi- lagi darah keluar dari hidung Rara. Rara yang menyadarinya langsung lari ke kamar mandi dan membersihkan darahnya. Rara merasakan lemas yang luar biasa, tubuh nya bergetar hebat, dan berkeringat banyak.

"Sial." Ucap Rara pelan.

Bel pun berbunyi, Rara langsung mengambil tisu untuk membersihkan hidungnya kemudian pergi ke kelas.
Saat sampai di kelas, perhatian semua orang langsung teralih ke Rara dan berbisik- bisik. Rara tidak memperdulikannya dan langsung duduk di bangkunya.

"Ck." Batin Rara.

Guru pun datang, pelajaran langsung di mulai. Rara tidak fokus terhadap pelajaran nya, kepalanya sangat sakit seperti di hantam batu. Penglihatan nya semakin lama semakin buram, dan Rara kehilangan kesadarannya.

"Sakit." Ucap Rara sebelum benar- benar kehilangan kesadarannya.

Guru memanggil Rara untuk menjawab sebuah pertanyaan, tapi Rara tidak berkutik sama sekali. Mereka fikir Rara tertidur, tapi pas guru mengeceknya dan membangun kannya, tidak ada respon sama sekali dari Rara. Karena merasa khawatir, Pak guru langsung membangunkannya dari posisi tidurnya.

"Akhhhh!!!" Teriak Pak guru yang terkejut melihat darah yang sudah memenuhi bukunya, dan mengotori baju sekolahnya.

"Astagaa!! Pak liat lah! Darah nya tembus dan jatuh ke lantai!" Ucap seorang siswa yang terkejut melihat darah yang keluar begitu banyak sampai tembus ke meja.

Jeni yang memperhatikan, tanpa sadar air matanya keluar dengan sendirinya. Tubuhnya gemetar melihat darah yang keluar banyak dari hidung Rara, dan juga wajah nya yang pucat dan terlihat membiru.

"Rara." Ucap Jeni menutup mulutnya sambil melihat ke arah Rara.

"Bapak akan membawa nya kerumah sakit! Tolong panggil tugas kebersihan untuk membersihkan darahnya!" Ucap Pak guru yang langsung menggendong Rara dan membawa nya keluar.

YOU ARE THE REASONWhere stories live. Discover now