Biasakan voment sebelum baca
ヾ(´︶'♡)ノ❣❣❣
Paginya. Kala lelaki itu duduk di kursi meja makan bergabung dengan keluarga kecilnya. Amel menyeletuk, “Mulai sekarang jangan pernah kamu dekati Aretha apa pun alasannya.”
Zeon menatap Mamanya dingin. “Apa urusan Mama?”
“Mama sudah memilih Cheri untuk kamu, jaga perasaan dia.”
Vian diam saja memperhatikan dua orang yang tengah adu mulut itu. Ia heran apa yang sebenarnya terjadi semalam sampai suara Cheri ke bawah. Malam itu Amel melarang Feran dan Vian untuk naik. Jadilah hanya Mamanya yang tahu ada apa semalam. Ia menyantap makanan tidak selera saat mendengar Amel melarang Zeon untuk mendekati Aretha. Padahal dirinya suka dengan kakak ipar seperti Aretha yang tidak ada dalam diri Cheri.
Feran menengahi, “Sudahlah, Ma. Biarkan Zeon melakukan apa yang dia tentukan.”
Amel menoleh ke suaminya. “Kalau Zeon dibiarkan dia akan terus ngelunjak, Pa.”
“Dia sudah dewasa, jangan kamu atur terus.”
“Itu demi kebaikan dia, Pa,” kata Amel mulai bernada tinggi.
Zeon menahan nafas sejenak, dia berdiri membuat semua mata tertuju padanya. Tanpa sepatah kata lagi dia pergi ke kampus, tidak peduli panggilan dari Mamanya.
“Kamu terlalu mengekangnya Amel,” kata Feran, dia mulai jengah dengan istrinya sendiri. Feran berdiri, melihat itu Vian lekas menghabiskan makanannya dan minum.
“Ayo Vian,” ajak Feran pada putra kecilnya.
Vian segera menghampiri Papanya untuk di antar ke sekolah. Ketiga cowok itu pergi tanpa pamitan dahulu ke Amel.
❣❣❣
Langkah kakinya terayun pelan. Dia seakan mengendap-ngendap seperti pencuri. Tiba di dekat cowok yang tengah berdiri di depan lokernya yang terbuka. Dalam hitungan ketiga dia menepuk keras bahu lelaki itu dan berteriak hingga si empunya terlonjak kaget. Aretha terbahak melihat wajah kesal Zeon ketika ia kerjai.
“Bhuahahaha, muka lo aneh,” tawa Aretha menunjuk wajah Zeon dari samping.
Lelaki itu menatap dingin gadis di sebelahnya, bagaimana wajahnya tidak aneh jika dirinya dikejutkan dengan tepuk keras di bahu disertai pekikan suara nyaring.
“Udah ketawanya?” tanya Zeon dingin.
Mendengar itu dia seketika diam, menepuk pelan lengan Zeon. “Jangan dingin-dingin, ah gantengnya ilang.”
Akhirnya Zeon menunjukkan senyum paksa lalu kembali datar. Ia menyelesaikan mengambil bukunya, menutup pintu loker lalu mengunci dan pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL FOR DEVIL (TAMAT)
Teen FictionAretha Dwi Bara. Seorang gadis manis dengan bentuk mata kacang almond. Hari-harinya tak luput dipenuhi oleh senyum manisnya. Dia memiliki taruhan dengan sahabatnya, memacari seorang mahasiswa baru di kampus. Bermula taruhan namun berakhir memperjuan...