♡ PART 36~ Dipermainkan ♡

523 51 1
                                    

Biasakan voment sebelum baca
ヾ(´︶'♡)ノ

Biasakan voment sebelum baca ヾ(´︶'♡)ノ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❣❣❣


   “Hai, Tha,” sapa Lina merangkul sahabatnya dari belakang. “Hari ini ada quiz, lo udah belajar?”

Aretha menoleh, menggeleng pelan. Wajahnya tak seceria hari-hari kemarin.

Lina memperhatikan sahabatnya itu. “Lo kenapa? Sakit?”

Aretha menggeleng lagi.

Tangan Lina yang penasaran menyentuh dahi sahabatnya itu, dia melebarkan mata merasakan panas di dahinya. “Lo demam? Panas, Tha.”

Dia menyingkirkan tangan Lina dari dahinya. “Gue nggak papa.”

“Tapi lo panas, Tha, apanya yang nggak papa?”

“Beneran nggak papa, Lin.”

Lina menghentikan jalannya Aretha, menghadapkan gadis itu padanya. “Jujur, lo ada masalah?”

Lagi dan lagi Aretha menggeleng. “Nggak.”

Lina menghela pelan. “Yakin?”

“Iya, Lin, gue cuma pusing.”

“Lo sakit harusnya nggak usah masuk, dong,” omel Lina, dia meneliti pakaian yang di pake sahabatnya lalu menjitak pelan kepala gadis itu.

“Aww,” ringis Aretha mengelus kepalanya.

“Udah tahu sakit malah nggak pake jaket, bajunya nggak ada lengan lagi,” tatapan Lina ke kaki Aretha yang terekspos luas. “Celana pendek pula.” Ia menggeleng takzim menatap Aretha. “Gila emang.”

Aretha terkekeh pelan. “Lagi pengen pake baju ini.”

“Ah, gini amat gue punya sahabat.” Lina menarik lengan Aretha yang dingin menuju kelasnya. “Lebih baik ke kelas sekarang daripada telat.”

Aretha yang diseret seperti itu berdampak pada kepalanya yang pening. Setibanya di kelas Lina berhenti menyeret. Menarik pelan dirinya menuju bangku, di saat itu juga tatapan Aretha perlahan buram.

“Andai gue bawa jaket udah gue selimutin lo,” celetuk Lina duduk di bangkunya.

Aretha perlahan duduk di tempatnya lalu menelehkan kepala di meja. Dia tidak bisa mendengar jelas ucapan Lina tadi.

Lina menoleh ke sahabatnya karna tak mendengar jawabannya, dia menatap cewek itu dongkol. “Dasar bocah, keras kepala pula.”

❣❣❣

    Dia berjalan pelan ke arah taman kampus, menghentikan langkahnya kala melihat seseorang duduk di anak tangga nomor tiga dari bawah. Tangga itu menghubungkan ke lantai tiga. Ingin rasanya dia menghampiri gadis itu, menyampirkan jaket miliknya lalu mendekapnya untuk memberi kehangatan. Karna sudah jelas dia merasa kedinginan dengan pakaian terbuka itu. Dan lagi cuaca masih gelap serta dingin tapi hujan tak kunjung turun. Zeon menggeleng kuat, tidak seharusnya memikirkan gadis yang sudah mempermainkannya. Apa gunanya ia mempertahankan perempuan yag mendekatinya hanya karna taruhan.

CRAZY GIRL FOR DEVIL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang