part limabelas

7.4K 624 24
                                    

Bunyi kecipak basah memenuhi setiap sudut space, teriakan dan jeritan menjadi alunan di malam hari mereka.
Basah, air dimana-mana.
Padahal mereka di kolam renang tapi airnya sampai ke lantai kediaman johny, sang pemilik pun tak bisa untuk menahan semua temannya berulah. Mereka seperti adik baginya.

Bahkan johny sudah menegur agar airnya jangan di bawa ke atas, kalo selesai ada handuk di kursi yang johny sediakan. Keringkan tubuh lalu mandi air hangat di dalam. Namanya juga anak kecil, lari-larian sampai masuk ke dalam rumah. Kerutan kesal tercetak di dahi johny, menutup rapat mulut dan memilih menonton kelakuan mereka.

Sudah hampir tengah malam, namun nino dkk masih betah di dalam air.

"Udahan kuy, dingin" celetukan zian membuat atensi nino menoleh ke arahnya, lalu dia langsung naik ke atas dan menyambar handuk.  Berjalan mendekati johny

"Nggak langsung mandi lo, hanan udah masuk ke dalem tuh"

"Gantian kak, minum dulu tambah seger"

"Lo pikir gue miskin. Kamar mandi gue banyak kali" tukas johny. Tambah kesal dia, minumannya di embat juga sama nino.

"Gue nggak bilang lo miskin kak, yaelah gitu aja baper" ujar nino malas

Ya ini yang dia nggak suka dari johny, orangnya baperan. Semua dia bawa serius,

"Oiya kakak-kakak yang lain kapan balik?" tanya nino

"Subuh kali, belum selesai katanya" jawab johny

Nino merespon ohh panjang.

"Nono!! Mandi woyyy" teriak hanan dari lantai atas, kepalanya menyembul dengan bathrobe di tubuhnya

"Udah di panggil babu tuh" ujar johny, tapi kenapa mukanya pengen di tonjok ya,

"Apaan bibir melet-melet gitu. Anjing?" nino menggumam ketika melihat johny seperti itu, sawan kali ya, pikirnya

"Lo tadi ngomong sesuatu no?" johny bertanya sambil tersenyum, kok ngeri ya.

"Gue ke atas ya kak, bye" nino langsung ngibrit,

Nino berlari masuk, johny menggelengkan kepalanya pelan. Lucu banget sih, jadi pengen ngadopsi dia. Eh, tapi yang modelan kaya zian ato kamal deh. Kalem, nggak neko-neko.
Bisa habis stok kesabarannya kalo dia tinggal sama nino ato hanan.

"Nono! Gue tinggal ke bawah ya, bajunya gue siapin di kasur!"

Setelah hanan mendengar kata 'ya' dari dalam kamar mandi, dia segera keluar. Mau makan soalnya udah kelewat jam makan malam,

"Lah, sepi banget" gumamnya,

Dia membuka kulkas dan mengambil beberapa buah serta susu, kemudian duduk anteng di meja makan. Malem-malem gini mau masak males, lagian pembantu di rumah johny nggak banyak. Itupun semuanya udah pada di alam mimpi, mau bangunin tapi hanan nggak tega.

Lagi asik makan buah anggur, tiba-tiba lampu mati. Hanan menghidupkan senter di hpnya, lalu menyorot pada sekelilingnya.

"Cuih. Rumah besar begini nggak make lampu LED"

"Belum tidur lo?"

Senter hp yang di pegang hanan otomatis mengarah pada orang yang berada di depannya, dia mendekat lalu menyorotkan tepat di wajahnya.

"Lo sendiri ngapain di dapur jam segini?" tanya balik hanan

Sosok itu mengambil botol air dan gelas. Lalu membawanya ke arah kamarnya, mengabaikan pertanyaan hanan.

"Cih. Sombong amat" cibir hanan

Kemudian hanan kembali duduk di kursi lagi, menunggu lampunya hidup mungkin.









.......

Lain lagi di kediaman nino, orang-orang sibuk mondar mandir di jamnya orang harus beristirahat. Beberapa pria berperawakan tinggi tak luput mengoceh di ponsel, bahkan beberapa ada yang mengumpat kesal.

Itu semua hanya gara-gara bocah laki-laki berseragam SMA. Tentu saja nino.

"Ketemu?"

"Nggak, ponselnya mati. Pelacak yang ku pasang di mobilnya juga mati"

"Habis sudah. Tuan dan nyonya sebentar lagi pulang, dan nino nggak tau kemana"

Pas mereka lagi sibuk mencari tau keberadaan nino, Mobi m2 memasuki pekarangan rumah, pria berbadan kekar langsung berjejer menyambut tuan yang mereka maksud.

Mereka menunduk, menghormati sosok yang berjalan angkuh di depan mereka. Ada tiga pria lain mencoba mengotak atik laptop serta ponsel mereka, namun hasilnya nihil.

"Hm, mobil ferrari merah di sini ada yang make ya, perasaan saya naro di situ" tunjuknya

"Em,, maaf tuan. Nino memakainya"

"Dimana anak itu?" geramnya, padahal dia udah tau kalo anak nakalnya berulah lagi. Tapi dia emang seneng ulur waktu sih

Tangan lentik di sampingnya, mengusap lengannya. Berniat menenangkan agar tak meledak emosinya, bukannya tenang malah dia semakin emosi.

"Kamu diam." wanita itu kicep. Lalu pergi ke dalam rumah karena malu.

"Kalian tau tempat tongkrongan nino?"

"Maaf tuan, tempat itu kosong"

"Yang lain" tanyanya lagi

"Hanya ada dua tempat tongkrongan tuan muda, dan itu sudah lama tidak ada yang menempati" jawab pria kekar yang berada di ujung,

"Astaga! Selama ini kalian tidak tau apapun dimana nino mejeng!!" bentaknya, "sia-sia ternyata bayar kalian mahal-mahal" gumamnya,

Lalu memasuki kediamannya sambil memijat pelipisnya, pusing menghadapi masalah seperti ini.

"Kalo nino pulang, seret di ruang hitam" titahnya dingin

Mereka mengangguk, kembali menunduk kala tatapan tuan nya menajam melihat mereka.

Nino is NinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang