part patlapan

4.5K 439 21
                                    

"Seriusan? Ibu nya dafa bilang kaya begitu? Wah, ngajak tawuran emang!!"

"Udah luke, lagian ibu nya dafa cume nge gertak doang. Ga usah takut" ujar candra

Nino menyender malas di bahu hanan sembari memainkan game di ponsel ezra, si pemiliknya lagi di jadiin babu olehnya. Ezra pergi mengambil pesanan di depan sana

Bruk

"Makan tuh. Sial, gue lebih tua kenapa berasa muda dari kalian" keluhnya, nino terkekeh pelan. Dia meletakkan ponsel ezra di meja

"Makasih kakak ezra ganteng" ucap nato.

"Gue ambil kopi ini ya" ujar lukas

"Jangan" ucap nino

"Itu kan masih banyak sisanya" kata lukas mengambil satu cup, "di bilangin jangan ya jangan, ya tuhan!!" geram nino, dia mengusak wajahnya kasar.

"Emang kenapa sih!" ucap lukas kesal, bibirnya monyong buat nyeruput kopi itu. "PANAS!!" balas nino kesal

Lukas meludah, sial. Bibirnya ke bakar, dia melihat nino yang menatapnya datar. "Ya maap, gue pikir ini es neo kopi" cengirnya

"Yi miip" tiru nino, "cup nya aja panas begini, lo nya aja yang gak sabaran" ujar hanan

Lukas mendengus. Kenapa di bahas terus sih, dia kan udah minta maaf.

"Gak usah ketawa lo kak, gue sumpel juga itu mulut" tukas lukas

"Gue kemarin liat postingan milik kak johny kan ya" ujar candra, nato menatap penasaran. "Twehus?" ucapnya sambil mengunyah pizza mini, hanan menatap jijik. "Itu di telen dulu kenapa!" ucapnya

"Coba praktekin, paket data gue tipis" timpal nino, "ayah lo kaya tapi gak kuat beliin paket internet. Mau gue beliin?" balas lukas

Pluk

Nino melempar sisa cup kopinya pada lukas, mendengus kesal melihat tatapan menyebalkan milik sahabatnya itu. "Sombong lo malin!!!" kesal nino

"Heh, dengerin gue samsul!" semua atensi menatap candra, memintanya lewat tatapan mata agar melanjutkan ucapannya.

Candra beranjak dari duduknya, dia mengambil sebuah remote tv kemudian sebuah kertas kosong, ia tempel kan di dadanya. Tidak ada lem, temiti pun jadi.

"Halo nama saya... Assalamualaikum warahmatuallahi wabarokatuh...

Mereka menatap candra di depannya bingung. Ini anak kesambet apa ya?

.... Kemarin saya ketemu alay, dia mesen makanan. Mbak mesen apa? Ayam goyeng" candra menatap satu persatu temannya, menunggu respon mereka. Nato menguap, sedangkan lukas merespon dengan muka cengonya.

Ezra membatin, lucunya dimana? Kok flat begini?

Hanan menyengir lebar. "Garing ya?" ujar candra melas, padahal dia berusaha membuat suasana lebih ramai karena lawakannya meniru si komedian itu.

"Lucu banget loh, gue sampe kram ketawa" ujar nino tiba-tiba. Tapi kenapa eskpresinya gitu amat---

"Muka lo minta di tonjok banget ya!" komentar hanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Muka lo minta di tonjok banget ya!" komentar hanan

"Maksa banget ketawa lo" ujar ezra

"Nono... Lo mau boker apa begimana? Kondisiin wajah lo!!" pekik nato

Candra mendengus, "humor kalian kurang jauh maennya, masa yang seperti ini kalian ga ketawa" sebalnya

Dia mendaratkan bokongnya di sofa sebelah ezra, menatap sahabatnya kesal.

"Mode serius woy!" ujar hanan. Lukas mengatupkan mulutnya rapat, candra pun begitu.

Ezra melihatnya kagum, hmm benar-benar teman sejati ya. Bisa kompak begitu, mereka paham mana waktunya bercanda dan mana waktunya serius seperti sekarang ini.

"Jadi? Dafa kita biarin begitu aja? Kita nggak buat kerusuhan dulu"

"Gue rasa nggak perlu, biar dafa yang dateng ke kita. Sama seperti dia yang waktu pertama kali temuin kita di jalan, terus minta join sam klub nya kak johny"

"Setuju"

"Lo gimana no?" tanya hanan

"Gue sih oke. Ezra gimana?" yang di tanya memutar matanya malas, sudah di tegur berkali-kali yang namanya nino ya tetap seperti titisan setan, "kakak, sialan!" ezra menjitak dahi nino pelan

"Oh. Kakak sialan. Boleh juga namanya" jawab nino, ezra menelan ludah nya susah payah. Bicara dengan nino memang menguji emosi dan kesabaran.

"Oy oy oy, gimana ini keputusannya? Perlu minta saran yang lain?" intrupsi candra.

Nino menggeleng, bila yang lain tau masalah ini nggak bakalan selesai. Apalagi febri dan johny selalu berlebihan. Nino juga punya informan cadangan, tentu saja ayahnya. Mungkin ibunya dafa punya masalah yang bersangkutan dengan ayahnya. Jika iya, nino akan meneror ayahnya supaya cepat menyelesaikannya. Nino nggak mau teman terbaiknya hilang satu.

"Sepakat nih ya?" ujar hanan. Mereka menganggguk, begitupun ezra. "Aku ikutan juga kan?" tanya ezra, nino mengiyakan. Ezra juga bisa di jadikan saksi nanti di depan ayahnya, jika sewaktu-waktu ayahnya mengelak atau memilih acuh.

"Kita pulang ya, ayo adik manis" ajak ezra.

"Adik manis hm" goda lukas, bibirnya maju-maju mendekat pada nino. Hanan gemas. Gemas ingin menjepitnya pakai gunting.

"Mati aja lo!!" pekik nino jijik. Dia berlari menyusul ezra keluar dari kediaman hanan, nato tertawa melihat wajah jijik nino tadi.

Ezra menyetop taksi, dia masuk ke dalam di ikuti nino. "Temen mu lucu juga. Betah kalau dekat mereka" ujar ezra

Nino menoleh pada ezra, mangut-mangut paham kemana arah obrolan mereka kali ini.

"Maksud ezr--

"Kakak!" potong ezra cepat, nino mendengus. Salah lagi dia.

"Maksud kakak ezra, lo mau kenal dekat sama mereka" ujar nino sembari menampilkan senyuman paksa. "Kalau boleh sih, tapi kalau di omong dekat.. Aku lebih kepingin dekat sama adik manis ini" ungkap ezra menarik pipi nino, yang mana di tepis sama nino nya.

Sebelum ezra menjawab, taksi yang mereka tumpangi sampai di kediaman ayah nino. Ezra turun di ikuti nino, mereka jalan berdampingan menuju ke dalam.

"Ey, adik manis marah eh" godanya

"Kakak sialan, gue gak marah kok" ejek nino, ezra manyun. Seneng sih di panggil kakak tapi jangan di selipin sialan juga..

Ezra usil, nino tengil. Cocok kan.

"Kalian dari mana?" tanya ayah, beliau duduk seperti seorang raja dan istrinya seperti seorang pembantu, iya. Mama tiri nino memijit bahu ayahnya. Enak kali.

"Biasa Yah, proses pendekatan" jawab ezra. Tangannya merangkul bahu nino, mengusak surai miliknya lantaran gemas pada adik barunya itu. "Baguslah kalau kalian akur" balas  ayah acuh

"Ayah memang seperti itu?" bisik ezra, "ini belum seberapa. Kalau kakak sialan tau yang lebih dari ini, ayah bakal berubah jadi bapak setan lo" nino ikutan berbisik

"Kalian kenapa?" tanya ayah

"Hah? Enggak kok kita nggak papa" balas ezra

"Yeu ayah kepo dih!"

Nino is NinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang