🐿4.Ayah

1.4K 206 24
                                    

Younghyun menatap siluet Jisung yang berdiri didepan jendela kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Younghyun menatap siluet Jisung yang berdiri didepan jendela kamar.Lampu kamar yang dimatikan,membuat ruangan itu sedikit gelap dengan remang-remang cahaya bulan.Pria berkepala empat itu tersenyum kecil kemudian menghampiri sang anak.Tak ada reaksi apapun dari Jisung ketika suara deritan pintu yang dibukanya,bergema disana.Mungkin ada hal yang sedang anak itu pikirkan

"Kenapa belum tidur?Sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Younghyun,membuat atensi Jisung beralih pada sang ayah.Pemuda manis itu tersenyum,kemudian menggeleng

"Belum ngantuk.Pengen ketemu ayah" Jisung berjalan mendekat kearah sang Ayah yang seketika sudah merentangkan kedua tangannya.Mereka berpelukan,melepas semua rindu yang mereka rasakan

Kesibukan Younghyun dalam bekerja,membuat pria itu sangat jarang bisa berkumpul dengan keluarganya.Bahkan ketika pengobatan Jisung pun,Younghyun tak bisa meninggalkan tugasnya yang semakin menumpuk.Bukannya dia tidak sayang,hanya saja keadaan yang memaksa dia begitu

Setiap malam kepulangannya dari kantor,Younghyun selalu menyempatkan untuk melihat keadaan ketiga putranya yang sudah terlelap.Terutama Jisung yang terkadang melenguh kesakitan dalam tidurnya.Hal itu sungguh begitu mengiris hatinya sebagai seorang ayah

Younghyun tak pernah menyalahkan takdir,namun ia sangat ingin menggantikan posisi putranya dalam merasakan sakit.Dia juga ingin ikut berjuang bersama walau dalam bentuk doa dan usahanya mencari pengobatan yang lebih baik.Ia ingin kesembuhan untuk putra bungsunya.Ia ingin Tuhan mencabut semua kesakitan itu,karena sungguh dia tak bisa melihat keadaan Jisung seperti itu

"Jisung kangen ayah" Lirih pemuda itu dalam dekapan hangat ayahnya.Dalam diam,Younghyun mengangguk,merasakan hal yang sama

"Ayah juga" Ia mengurai pelukan itu dan membawa Jisung untuk duduk diatas kasur "Sudah hampir tengah malam,Jisung harus tidur"

Younghyun membantu Jisung menidurkan tubuh ringkih itu dan menyelimutinya dengan selimut hangat.Diusaknya pelan rambut coklat itu,dan ia kecup dahi Jisung dengan sayang "Tidur ya"

Jisung mengangguk kecil "Ayah"

Younghyun berdehem pelan.Tangannya memegang tangan kurus Jisung dan mengelusnya

"Ayah harus banyak istirahat.Jangan bekerja terlalu keras" Ujarnya sembari menatap lekat manik legam kesukaannya itu "Bagaimana pun juga,Ayah adalah manusia.Jangan terlalu mikirin pengobatan Jisung,karena bagaimana pun pengobatannya,Jisung pasti bakalan pergi,Yah"

Younghyun bungkam.Dia tak bisa berkata-kata.Matanya memanas mendengar penuturan anak itu

"Maafin Jisung,yang terlalu banyak memberi beban untuk Ayah.Jisung janji,jika semua sudah selesai,Ayah gak akan seperti ini lagi"

Younghyun menunduk,menahan isak tangis.Dia benar-benar tak ingin mendengar ucapan seperti itu,apalagi ada getaran pada setiap kata yang diucapkan Jisung,itu sangat melukainya

Ia menggeleng tegas "Jisung tak pernah menjadi beban untuk Ayah.Sebaliknya,Jisung adalah anugrah terindah dari Tuhan untuk keluarga ini.Jangan pernah lagi berbicara seperti itu,karena bagaimanapun keadaan ayah,ayah akan tetap berusaha untuk membuat Jisung sembuh dan bahagia" Didekapnya lagi tubuh Jisung dengan sangat erat

"Tapi bagaimana jika Jisung gak sembuh,Yah?Bagaimana jika sembuh bukan kebahagiaan Jisung yang sebenarnya?Jisung udah capek.Jisung ingin menyerah.Ini semua terlalu sakit"

_▪▪▪_

Pagi ini,Younghyun memutuskan untuk mengambil cuti.Ia ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.Terlebih setelah malam itu,dia benar-benar tak bisa jauh dari Jisung

Yoona kini tengah menyiapkan kue yang baru saja dibuatnya kedalam piring kecil,dibantu Jisung yang menyiapkan minuman.Sedangkan dihalaman belakang,Younghyun,Chan dan Changbin sedang asyik bercengkrama masalah 'jodoh'

"Bun.."

Yoona memutar kepalanya,menatap sang anak "Heum?Kenapa?" Maniknya menatap wajah Jisung yang mengulum bibirnya

"Aku boleh ngga,nonton pergelaran seni disekolah?"

Yoona mengerjapkan matanya beberapa kali,kemudian kembali menatap Jisung yang memohon "Memangnya kapan?"

Mata legam itu berbinar "Lusa!Bolehkan,bun?"

"Memangnya kamu bakalan kuat?" Tanya Yoona meyakinkan.Ia masih belum bisa membiarkan Jisung pergi ke suatu tempat,apalagi dengan banyak orang seperti itu

Jisung mendesis kecil "Aku kuat,kok.Lagian,kak Chan sama kak Changbin bakalan jagain aku"

Yoona memindahkan gelas-gelas itu kedalam nampan,dan membawanya menuju halaman belakang "Tapi kakak kamu juga gak akan terus ada disamping kamu.Apalagi kak Changbin,kamu tahu kan dia itu panitianya?"

Jisung tak kehilangan akal.Dia terus memutar otaknya untuk mencari alasan "Yaudah,kan masih ada Seungmin,Hyunjin juga Felix disana.Boleh ya,bun"

Yoona menghela nafas.Dia menatap tiga orang laki-laki dihadapannya yang sedang duduk di gazebo.Matanya beralih pada Younghyun,meminta pendapat

"Disana gak baik untuk kesehatan kamu,Jisung.Gimana kalau kamu kenapa-napa?Nanti malah ngerepotin banyak orang"

Jisung berdecak mendengar ucapan ayahnya.Dia duduk disamping Chan dan mengguncang tangan kakaknya itu "Kak..mintain izin dong"

Chan kini meringis tak enak.Ia pun khawatir jika Jisung ikut ke pergelaran seni.Takutnya anak itu kenapa-napa karena kecapekan,atau terlalu banyak menghirup debu.Itu tak sehat untuk tubuh Jisung.Tapi melihat sang adik yang merengek seperti ini,membuat Chan tak tega.Dia melirik Changbin lewat ekor matanya

Seakan mengerti,Changbin pun berujar "Aku akan jagain Jisung disana.Kalau aku ada tugas,Kak Chan juga bisa gantian jaga.Kasihan Jisung kalau diam dirumah terus.Bahkan dia udah kebosanan karena sering ditinggal sendiri.Teman-temannya juga jarang ada waktu karena harus sekolah" Jelas Changbin

Yoona dan Younghyun saling bertatapan,sebelum Chan kembali membuka suara "Aku akan usahain buat selalu disamping Jisung"

Dalam hati Jisung bersorak senang.Ia pura-pura menundukkan kepalanya dan mengercutkan bibirnya sebal

Ia sempat mendengar helaan nafas Yoona "Yasudah,tapi janji harus pulang dengan keadaan baik-baik saja.Bunda gak mau kamu sakit lagi karena kecapekan atau semacamnya"

"Dan ayah yang akan antar jemput kalian"

Jisung seketika memekik kencang.Dia berdiri dan melompat-lompat kesenangan.Pemandangan seperti itu membuat hati semua orang disana menghangat.Senang rasanya ketika wajah itu memancarkan kebahagiaan.Harapan mereka semoga senyuman itu bisa terus mereka lihat dalam waktu yang lebih lama lagi.Bahkan hingga sang pemilik senyum itu bertemu dengan masa depan yang diimpikannya

_▪▪▪_


Jangan harapkan adegan romantis dicerita ini ya.Karena aku bikin kisah ini,hanya seputar Jisung,keluarga dan teman-temannya aja.Kalaupun ada,ya paling beberapa persen dari 100..Hhehe

Dream Catcher ✓Where stories live. Discover now